We Are With You

We Are With You
The help of Allah is always near

RELEIVE GAZA'S ORPHANS

RELEIVE GAZA'S ORPHANS
Mari kita bantu saudara kita!

Karyaku

Karyaku
Ya Allah Semoga Bisa Diterbitkan

Followers

Kisah Dalam Gambar Slideshow: Rama’s trip from القاهرة, مصر to 3 cities جدة, مكة المكرمة and الزقازيق was created by TripAdvisor. See another مصر slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Rabu, 18 Juni 2014

Putri Salju #27



Putri salju.. Sebelum saat itu tiba aku akan tetap malu berucap rindu, rindu yang turun begitu deras seperti hujan yang waktu itu mengguyur kota Giessen. Rindu itu akan semakin besar karena setiap saat isyarat cinta selalu terlihat seperti bintang-bintang yang menghiasi perjalanan malammu. Bintang-bintang itu tersenyum melihatmu termenung di sisi jendela kereta yang membawamu ke kota Frankfurt, sepertinya kota itu juga sudah semakin akrab denganmu. Aku menyaksikanmu dari jauh ketika kau menyusuri setiap liku jalannya, kota yang menawan itu tak pernah lelah menopang ribuan mimpi dan cita jutaan manusia yang silih berganti berbagi kisah dengannya. Kisah tentangmu, ia juga sudah menyimpannya erat didalam ingatannya yang tak  pernah rapuh meski gurat wajahnya sudah terlihat renta dimakan usia.

Putri salju, melalui teropong doa aku selalu melihatmu dari segala arah, namamu yang selalu menuntunku ke sana. Kau tahu, mataku selalu berbinar terang ketika menuliskan setiap rangkaian huruf namamu. Tidak salah bila waktu itu umi pernah mengatakan jika namamu indah. Iya, namamu memang indah dan aku bahagia ketika menyebutnya.

Tentangmu, rasa penasaran umi sudah mulai berkurang. Pertanyaan-pertanyaan yang dulu selalu ia lontarkan terjawab sudah. Saat ini apa yang dirasakan oleh umi hampir sama denganku. Umi pernah bilang jika ia ingin sekali bertemu denganmu. Saat itu aku hanya mampu menjawab jika suatu saat nanti sosok yang umi rindukan akan datang ke rumah kita seperti seorang putri, ia akan datang membawa kebahagiaan seperti pelangi yang luluhkan gemuruh dalam teduh, saat itu umi akan tahu kenapa aku jatuh cinta pada sosok yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Ayah juga akan semakin mengerti kenapa aku menjatuhkan pilihan padanya, saat ayah bertanya apa alasannya? Kecintaannya pada Al-Qur'an sudah sangat cukup membuatku untuk menjadikannya sebagai pendamping hidup. Karena ayah juga yang mengajariku jika cinta harus memiliki visi dan misi, cinta yang memiliki tujuan untuk membangun peradaban. Dan akhir cinta itu adalah Allah. Iya, karena semua ini aku memilihnya.

Ada sedikit rasa malu ketika aku sampaikan bahwa aku ingin ayah meminang sosok putri salju untukku, gugup bercampur khawatir jika ayah tidak merestui maksud hati yang selama ini ku pendam. Tapi diluar dugaan, ternyata ayah begitu bersemangat untuk pergi ke kota di mana keluarga putri salju tinggal. Tidak peduli dengan jarak yang jauh meski harus menyebrangi lautan dan melewati satu pulau. Ayah tetap pergi membawa harapan dan impianku. Waktu itu ucapan terima kasih terus bergema dalam hati, untuk ayah dan umi yang telah meminang untukku seorang bidadari. Sempat menyelinap dalam hati rasa takut yang berlebihan ketika ayah dan umi harus menempuh jarak yang jauh itu. Tapi semuanya kembali lenyap ketika umi mengabarkan bahwa ayah dan umi sudah sampai di pulau impian.

Tidak berhenti sampai di situ, tiba-tiba denyut jantung terasa bergerak lebih kencang. Rasa gugup dan hati yang berdebar-debar membuat waktu  seakan bergerak sangat lambat. Aku ingin segera mengakhiri semua kegiatan hari itu, dan duduk di rumah menanti kabar indah dari umi. Ah.. akan ku ingat selalu hari itu, hari indah ketika ayah dan umi mengatakan bahwa proses lamaran berjalan lancar. Sujud syukur pun tak bisa kuelakkan setelah tahu bahwa pinangan ayah disambut baik oleh keluarga sang putri salju. Terima kasih ya Rabb.. cinta dan kasih-Mu begitu indah kurasakan. Kini semuanya terasa lebih tenang ketika jalan hidup dan ruas-ruas takdir satu persatu terbuka oleh lantunan doa. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Putri salju, tanggal 16 Mei 2014 menjadi awal anak tangga menuju masa depan kita. Saat dua keluarga yang tidak saling mengenal kemudian Allah pertemukan dalam ikatan tali silaturahim yang indah. Saat pertama kali aku memanggil sang ratu dengan panggilan umi. Meski rasa malu masih ada di antara kelopak mata, tapi aku bahagia bisa mengenal sosok wanita sederhana yang suatu saat nanti dan untuk seterurnya akan kupanggil umi. Sosok bersahaja dengan mahkota bijaksananya yang tak pernah lepas. Semoga berkah dan kebaikan selalu tercurah untuk ibu bapak kita, dan diakhir waktu nanti hadih terindah itupun bisa kita berikan untuk mereka. Sebuah mahkota indah yang yang terbuat dari cahaya. Ini mimpimu bukan? Mimpi yang juga kini lekat tertulis dalam benakku.

Dan waktu terus bergulir, rangkaian kisah tentang kita masih indah untuk ku tulis dan ku ceritakan. Saat kita terdiam memasrahkan semuanya pada takdir yang sudah Allah tentukan, sejak saat itu kita terjebak dan hanyut dalam alur cerita yang panjang, hanya kita sendiri yang mampu menghentikannya. Tapi keadaanku masih seperti dulu, masih sama ketika aku merasakan sendunya jatuh cinta. Saat rasa takut membuatku merahasiakan semua yang ku rasakan, membiarkan rindu terus mengalun bergerak mengirama menyusuri ruang-ruang jiwa yang terikat sepi. Meski waktu yang kita nanti tinggal menghitung hari tapi rindu tidak pernah berhenti berbunga. Ketika sendiri, aku selalu tersenyum mengingat perjalanan hidup yang tak bisa diterka. Saat kita menyembunyikan apa yang kita rasakan. Saling menyapa dalam diam dan doa menjadi perantara paling indah untuk saling menjaga perasaan masing-masing.

Saat ini keadaan itu menjadi lebih syahdu, saat aku sendiri mencoba mengumpulkan putik rindu dalam hitungan detik, ia belum menjelma bunga namun sudah tebarkan wangi gundah. Kita mengerti tiga purnama bukan waktu yang lama, sabarkan hati dalam menanti biarkan rindu itu berbunga lebat dan harumnya membuat kita larut dalam muara ibadah. Karena rindu tak pernah reda ketika ia mendendam coba lirihkannya di sepertiga malam sampai waktu itu tiba di antara iringan doa yang tumpah ruah. Rasa cemas kita yang mulai menganak rimba, akan layu oleh perasangka indah pada karunia-Nya yang senantiasa tercurah. Saat semesta mengalungkan doa pada leher kita, saat ucapan selamat bertabur jatuh seperti daun autumn, apa yang kita impikan nyata bukan sekedar kisah. Iya! Di sana ada cinta yang halal, cinta yang membuat kita tenang ketika mengucapkannya cinta yang mengusir duka dan lelah.

Kau tahu putri salju? Syair-syair itu tercipta saat aku memikirkanmu ketika aku rasakan hadirmu di sini bukan hanya sekedar bayang semata. Ini tentangmu. Iya, kau adalah pilihan terindah dalam hidupku, dan aku harus memperjuangkannya. Meski kadang awan hitam mencoba mengusik kembali, mengikatku dalam sikap rendah diri dan mencoba mengaburkanku agar ragu pada takdir. Namun semua pupus, lenyap seperti debu saat kau ingatkan aku kembali tentang karunia-Nya yang begitu besar. Saat kau katakan bahwa Allah sesuai dengan persangkaan hamba-Nya. Dan Allah pasti mudahkan setiap niat baik, apalagi untuk memuliakan sunah Rasul-Nya. Iya, aku yakin Allah pasti akan membuka jalan untuk kita. Karena ingin kita bersatunya cinta yang sudah lama kita pendam bisa lebih mengagungkan-Nya. 

Putri salju, sampaikan salam takzimku pada sang ratu, sosok ibu yang telah mengajari kita banyak hal. Dari nasihatnya tersirat isyarat indah, jika hakikatnya Allah lah yang menghadirkan cinta dalam hati manusia, saat cinta membuat jiwa kita lemah sudah semestinya kita serahkan pada Zat yang telah menitipkannya. Cinta dalam hati kita saat ini adalah amanah, biarkan ia berjalan sendiri pada tempat yang semestinya, doa yang akan menuntunnya hingga ia sampai pada Zat yang telah menciptakannya. Karena tidak benar orang yang mengaku telah mencintai Allah, tapi ia tidak menjaga batas-batas hukum Allah. Seperti inilah yang disampaikan oleh seorang ulama karismatik, Yahya bin Muadz.

Aku bersyukur dengan setiap kucuran nikmat  yang tak henti, saat semua yang mustahil tampak jelas berwujud didepan mata. Tidak ada jalan lain bagiku kecuali mengagungkan-Nya. Kau tahu Putri Salju? Dulu aku hanya bisa membayangkan semua ini dalam setiap cerita yang ku tulis. Menghadirkanmu dalam setiap hurufnya yang terangkai menjadi harap dan doa. Dari penantian yang panjang Allah memberikan kejutan yang begitu indah. Kau adalah jawaban dari setiap doa yang selama ini aku panjatkan. Allah menghadirkanmu di saat aku benar-benar siap untuk memulai hidup yang baru, kau datang untuk merubah dan menguatkan pengabdianku pada-Nya. Atau mungkin Allah melihatku mulai lelah memohon lalu Dia mengirimmu untuk mengingatkanku agar tetap kuat dan istiqamah dijalan-Nya. Saat aku menghindar dari cinta, aku yakin Allah akan menghadirkan cinta yang lebih indah, dan dari setiap pertanyaan yang selama ini kulontarkan, kaulah jawabannya.

Zagazig, 18/06/2014




0 komentar

Posting Komentar