We Are With You

We Are With You
The help of Allah is always near

RELEIVE GAZA'S ORPHANS

RELEIVE GAZA'S ORPHANS
Mari kita bantu saudara kita!

Karyaku

Karyaku
Ya Allah Semoga Bisa Diterbitkan

Followers

Kisah Dalam Gambar Slideshow: Rama’s trip from القاهرة, مصر to 3 cities جدة, مكة المكرمة and الزقازيق was created by TripAdvisor. See another مصر slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Minggu, 15 Juni 2014

Putri Salju #26



Putri salju, kemarin kita adalah dua sosok yang tidak pernah saling mengenal, tidak pernah saling melihat, saling menyapa hanya dalam dunia kecil di antara layar-layar putih membentuk awan memenuhi langit maya kita. Mulai saat itu aku mulai mengerti jika rindu tidak mengenal jarak dan waktu, dan cinta hadir tanpa pernah bisa kita rencanakan. Ia datang begitu saja mengisi ruang-ruang hati yang tak mampu lagi ku tutup. Ketika aku menyimpan setiap keping  rindu ternyata kau pun mengikatnya dan menyembunyikannya dalam setiap isyarat senyummu. Cinta saat itu masih malu untuk ku sebutkan, juga sampai saat ini cinta masih menjadi kata sakral yang tidak bisa diucapkan begitu saja.

Iya, akan kutunggu saat itu. Saat cinta bukan hanya sekedar kata juga bukan hanya sekedar ikrar semata. Cinta, saat itu maknanya menjelma  rapalan-rapan indah keluar dari mulut yang kelu mengucap perjanjian suci yang disaksikan oleh dua sosok yang penuh bijak sana dalam hidup kita. Kedua sosok itu adalah ayah kita yang luar biasa. Juga akan disaksikan oleh para penduduk langit dan dicatat oleh para malaikat yang melihat, mereka menyaksikan ketika tuhan kita menyingkap yang haram menjadi halal. Saat indah itupun menjelma jua kau dan aku satu dalam singgasana indah pernikahan.

Putri salju, saat itu hadirmu bukan hanya amanah agung dari ayahmu. Tapi setelah ikrar suci itu terucap kau menjadi tanggung jawabku sepenuhnya. Tuhan kita  turut menyaksikan dan kepada-Nya semua peristiwa indah ini akan ku pertanggung jawabkan. Ya Rabb, betapa besar amanah ini, berlinang air mata ketika mengenang setiap sudut kenaifan diri. Namun resah itu kembali luluh ketika Engkau tunjukan kami tentang hakikat cinta yang sebenarnya, dan melalui sabda agung Nabi-Mu Engkau ajari kami tentang cinta yang membawa mawaddah.

Kau tahu putri salju? Ternyata cinta tidak hanya selalu menegur kelengahan pemiliknya. Ia tidak hanya mampu menyingkap tabir yang tertutup lalu menyatukan dua insan yang berbeda. Lebih dari itu cinta memiliki banyak makna indah, seperti yang selalu diceritakan dalam kisah masa lalu bahwa salah satu wujud cinta adalah menjaga dan memelihara. Cinta memelihara kesetiaan cinta juga menjaga kita untuk tidak berlaku durhaka. Karena sudah semestinya cinta membawa kita pada ketaatan. Saat mengucapkannya berbuah pahala dan memendamnya hingga ia berbuah rindu bisa bernilai ibadah, ini cinta yang indah cinta yang ada hanya setelah kita terikat dalam ikatan suci pernikahan, sunah yang diajarkan oleh Rasul kita. Dan saat itu, ganjaran merindumu akan menjelma taman-taman indah lebih indah dari taman yang ada di sisi kastil Hercules. Semoga Allah memberkahi karena kita menikah untuk meneladani sunah Rasulal-Nya, maka Allah akan menghadiahi surga sebelum surga.

Saat ini, ketika aku terbangun dari tidurku, syukur selalu terucap dari relung hati yang meluap-luap oleh rasa bahagia. Jiwa yang kemarin terhimpit oleh sepi, kini di setiap pagi ia selalu berbinar bergerak sendiri mengumpulkan setiap pecahan kata-katamu yang kau tuliskan malam tadi. Agar aku benar-benar yakin bahwa apa yang aku alami saat ini bukanlah mimpi. "Kau yang istimewa, tentangmu lebih dari apa yang ku tulis selama ini. Jika masa itu tiba, syukur bertabur lebih indah dari bunga Zierkirsche" sya'ir ini ku tulis setelah aku tahu jika kau bukan hanya sekedar mimpi, tapi kau ada dan selalu terlintas dalam benakku. Aku semakin tahu, jika cinta ternyata mampu menghubungkan yang jauh menjadi dekat. Dekat seperti degup jantung yang selalu berdenyut, meski kita berada di dua benua yang berbeda. Antara Eropa dan Afrika, namun cinta tak mengenal itu semua. Tidak salah jika salah seorang penyari Arab pernah berkata:

"Wahai orang yang bersemayam dalam diri dan rongga dadaku, meskipun rumahnya jauh dariku. Kasihanilah orang yang jatuh cinta tergila-gila kepadamu; jika tidak kau hubungi dia, niscaya akan hancur berkeping-kepinglah dirinya. Dia tak mampu sadar dari kecintaannya; Setiap kali mereka menghalanginya darimu, tercabik-cabiklah semua tirai yang menghalanginya"

Dan ketika aku terdiam sendiri berusaha menghitung-hitung rangkaian nikmat yang Allah kucurkan laksana air, membasuh keluh kesah menggantinya dengan karunia yang tak pernah diduga. Meski kalimat syukur selalu terucap berusaha mengimbangi gemuruh hati yang larut dalam gelombang kebahagiaan. Ternyata aku tak mampu menyelesaikan hitunganku sendiri. Setiap kali aku berhenti pada nikmat yang satu ternyata karunia Allah masih berbaris panjang hingga ujung mata memandang. "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Ya Rabb, dekap aku agar aku tak pernah lupa untuk menjadi hamba-Mu yang selalu bersyukur.

Putri salju, bagiku kau adalah karunia teragung yang Allah hadirkan dipersimpangan jalan hidupku. Hadiah terindah yang Allah berikan sebagai teman hidup untuk bisa lebih mencintai-Nya. Jalan ini tak lagi sunyi, mendung yang dulu kini berubah pelangi. Aku ingin kita selalu ingat bahwa pertemuan kita bukan hanya sekedar penyatuan dua jiwa. Tetapi lebih pada melengkapi sebuah perjuangan hidup karena agama. Di sisimu aku semakin yakin jika surga menjadi lebih dekat dengan kita. Maaf, jika aku membuatmu tersipu malu, karena seperti inilah ketika hati berbicara. Aku yang bukan siapa-siapa, hanya sosok yang terlalu biasa bisa dipertemukan dengan sosok indah dan luar biasa sepertimu.

Putri salju, untuk saat ini berhentilah menari-nari dalam benaku, berhenti sebentar saja. Aku ingin mengajakmu kembali melihat rangkaian rindu yang kita sembunyikan begitu lama. Sampai ia menjadi sebuah kisah sendu dua manusia yang jatuh cinta namun mereka tidak pernah berkata, membiarkan setiap cerita itu menumpuk dan menjadi manuskrip yang kita simpan erat dalam hati masing-masing. Saat itu aku masih menyebutmu hening, sehening salju ketika ia turun menyapa resah dan semakin membuat beku bongkahan gundah. Saat aku masih memanggilmu bidadari bergaun putih, dengan setiap pertanyaanmu yang membuat aku semakin ingin tahu tentang dirimu. Padahal hanya sekilas aku melihat senyummu dalam sebuah potret yang tanpa sengaja kau jatuhkan dibawah langit mayamu.

Waktu, rasanya ingin ku tarik kembali. Paparkan semua yang terjadi dalam setiap langkah yang membekas dalam lukisan tapak yang sudah mengeras namun bisa kembali terhapus oleh tiupan angin. Ketika aku melihatmu dalam setiap gerak pohon kurma, dan kota Zagazig benar-benar telah menjadi saksi atas setiap kegundahanku yang begitu dalam. Rasa gundah yang membuat aku takut dengan lika-liku dan rahasia takdir, rasa gundah yang membuat aku khawatir dengan rasa  cinta yang semakin hari semakin besar terasa. Namun gundah yang tergambar  dalam bekas langkah kaki diatas pasir itu akhirnya terhapus juga. Jalan ini semakin terang dan hadirmu benar-benar nyata, terasa dalam setiap tarikan nafas, terasa dalam denyutan nadi yang tak pernah berhenti. Dan aku bahagia karena kau tetap ada dalam setiap tutur kata dan doa.

Apa yang terjadi pada hari ini membuat aku semakin yakin jika Allah begitu dekat dengan hamba-Nya. Dia menjawab perasaan setiap hamba-Nya. Mengijabah setiap doa yang tumpah ruah dari dalam hati yang benar-benar memohon dan mengharap. Sejenak aku malu melihat wajahku sendiri di depan cermin dengan rautnya yang naif menyembunyikan rasa tidak percaya atas karunia yang nyata ini. Karena apa yang kita alami ini laksana mimpi, seperti yang pernah kau katakan: "Benarkan hari yang indah itu akan segera datang? Ketika doa-doa yang dipanjatkan oleh sang hamba yang mengharap belas kasih Tuhan-nya lalu kini setiap doa itu Ia kabulkan? Seakan aku pun tak bisa mempercayai bahwa “hari itu” akan segera datang. Ketika yang haram berubah menjadi halal".

"Ya Mujiib" Kita lupa bahwa Zat yang Maha Mengabulkan sering kita panggil dengan nama indah ini. "Ya Mujiib"..  putri salju, dari mu aku belajar mengeja salah satu nama di antara nama-nama yang paling baik ini. 'Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi'. Jika malam ini kita terbangun, dari hati yang paling dalam mari kita panggil Zat yang Maha Agung itu dengan nama-nama-Nya yang paling baik dan indah. Ya Mujiib, ya Rahman, ya Rahiim, ya Wahhaab, ya Razaaq. Luahkan setiap resah dan harap kita pada-Nya agar apa yang kita rasakan tak sia-sia. Bukankah kita ingin kenal kita menambah dekat pada-Nya, dan bersatunya kita akan membuat kita semakin setia perintah-Nya.

Zagazig, 10/06/2014

0 komentar

Posting Komentar