We Are With You

We Are With You
The help of Allah is always near

RELEIVE GAZA'S ORPHANS

RELEIVE GAZA'S ORPHANS
Mari kita bantu saudara kita!

Karyaku

Karyaku
Ya Allah Semoga Bisa Diterbitkan

Followers

Kisah Dalam Gambar Slideshow: Rama’s trip from القاهرة, مصر to 3 cities جدة, مكة المكرمة and الزقازيق was created by TripAdvisor. See another مصر slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Jumat, 24 Mei 2013

Jadilah Hamba untuk Allah



Sore itu, padahal senja sebentar lagi akan datang berbagi bahagia untuk segenap manusia yang sedang menunggu sentuhan lembut tangan tuhan. Sore yang ramah yang menggambarkan berbagai macam manusia yang terlihat sibuk diatas jembatan mustasyfa gama'ah, jembatan yang menghubungkan antara kawasan Gama'ah dengan Kafr Zein ataupun Hay dzuhur. Siapa mereka? Yang pasti mereka memiliki peran masing-masing dalam hidupnya. Bersyukurlah mereka yang menyadari siapa dirinya, apapun profesi yang ia emban ia tidak pernah lupa bahwa sekarang ia sedang berperan sebagai hamba untuk Allah SWT. Sebuah peran yang tak akan pernah usai semenjak manusia itu lahir sampai dunia berakhir nanti..

Ketika seorang suami bergegas untuk bisa bertemu dengan keluarganya di rumah, sambil tersenyum ia membayangkan wajah anak dan juga istrinya yang sedang menanti kedatangannya. Ia berjalan cepat sambil menenteng bingkisan hitam berisi buah kantalub dan buah khuh. Berharap ketika sampai di rumah nanti, istri dan juga anak-anaknya akan tersenyum dengan apa yang ia persenbahkah setelah seharian ia bergelut mencari nafkah untuk mereka. Laki-laki separuh baya itu sadar sebagai hamba untuk Allah ia harus memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami yaitu mencari nafkah untuk menghidupi dan membahagiakan keluarganya.

Sejenak mataku tertuju pada seorang pemuda yang sedang menjual berbagai macam buah-buahan, mungkin ia seorang mahasiswa, atau mungkin juga ia harus berhenti kuliah karena keadaannya mengharuskan ia untuk membantu keluarganya, membantu adik-adiknya untuk tetap bertahan dan tidak berhenti sekolah. Yang tidak luput dari perhatianku selama di Mesir adalah ketika waktu shalat tiba ditandai dengan lantunan adzan hampir berbarengan diseluruh masjid yang ada di Mesir semua aktifitas bekerja berhenti. Sebagian dari mereka ada yang memilih untuk menutup tokonya dan pergi ke masjid terdekat, didepan pintu toko itu tertulis "Mughlaq lisshalah" atau dalam bahasa sederhananya "tutup sebentar untuk melaksanakan shalat" sebagian mereka lagi memilih shalat didepan toko mereka. Atau mereka menggelar karpet besar dan melaksanakan shalat berjama'ah di lingkungan pertokoan itu.

Kemarin lalu ketika mengantar pesanan Lazuardi ke kawasan Syubban aku melihat pemuda penjual buah itu menitipkan barang dagangannya pada seorang ibu tua yang juga seorang penjual buah. Seorang ibu tua dengan pakaian serba hitam khas orang-orang Mesir. Mataku terus mengikuti pemuda itu dari arah belakang hingga berakhir pada sebuah tikungan di mana di sebrang tikungan itu ada masjid yang didirikan oleh Almarhum Al-haj Ahmad Husain 'Iyyat. Waktu ashar, pemuda itu meninggalkan dagangannya sebentar dan memenuhi seruan Allah SWT. 

Entah siapa sebenarnya pemuda itu, tapi dengan adanya dia di sore itu membuat senja semakin indah. Mungkin pemuda itu juga mengerti dengan apa yang aku pikirkan saat itu, hidup manusia akan semakin indah ketika ia mengerti bahwa semua yang ia lakukan besar ataupun kecil semuanya berarti di sisi Allah SWT. Aku jadi teringaat dengan ucapan Dr. Muhammad Abdul Fattah, wakil wizaaratul awqaaf (wakil Mentri Agama) ketika memberi pengajian di masjid Ar-Rasul Kairo, bahwa kita akan merasakan kebahagian di dunia dan akhirat, selamat di dunia dan akhirat ketika bisa memposisikan diri sebagai hamba untuk Allah SWT.

Aku hanya berusaha untuk berhusnudzan, meski secara logika kita bisa menjelaskan bahwa orang yang dekat dengan Allah, setiap perbuatannya pasti akan penuh dengan pertimbangan agar bernilai pahala dan bisa menghasilkan cinta di antara makhluk dan Allah SWT. Ia akan berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi lingkungan dan orang lain. Sebagai contoh, apa yang terlihat dari pemuda penjual buah tadi, ketika ia merasa bahwa dirinya adalah hamba untuk Allah SWT ia akan berusaha untuk jujur dalam melakukan jual beli. Ia tidak akan mengurangi timbangan, atau menjual buah-buahan yang sudah ranum. Ia tidak akan melakukan kecurangan meskipun pembeli itu adalah orang asing seperti diriku.

Tulisan singkat ini hasil dari buah pikir ketika mengikuti pengajian di masjid Ar-Rasul Kairo, ditambah dengan tadabburan selama bertugas dan bekerja di Lazuardi Cafe. ketika Dr. Muhammad Abdul Fattah menerangkan bahwa jika kita ingin bahagia di dunia dan akhirat, selamat di dunia dan akhirat maka jadilah hamba untuk Allah SWT. Yaitu orang yang berperangai lembut kepada keluarganya dan juga orang lain. Yaitu orang yang menjunjung tinggi akhlaqul karimah. Wallahu a'lam.

Kampung Permai, 24/05/2013

3 komentar

bedbug-gokil 24 Mei 2013 pukul 19.27

Reflektif banget

Unknown 25 Mei 2013 pukul 02.30

Hehe, Kalau sudah di Indonesia mungkin bisa banyak lahir tulisan-tulisan kecil kayak gini kang :D

Anonim

lu tambah keren aja, sih ram.... jadi pengen jutak gw. hihihi...

Posting Komentar