We Are With You

We Are With You
The help of Allah is always near

RELEIVE GAZA'S ORPHANS

RELEIVE GAZA'S ORPHANS
Mari kita bantu saudara kita!

Karyaku

Karyaku
Ya Allah Semoga Bisa Diterbitkan

Followers

Kisah Dalam Gambar Slideshow: Rama’s trip from القاهرة, مصر to 3 cities جدة, مكة المكرمة and الزقازيق was created by TripAdvisor. See another مصر slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Kamis, 19 Juni 2014

Ketika Futur Melanda



Saat seorang penuntut ilmu dilanda futur, ia ibarat seorang pengembara yang kehilangan arah. Target yang dulu sudah ia petakan, tiba-tiba hilang tak berbekas seperti baru saja disapu oleh badai. Dalam perjalanan hidup pasti akan banyak ditemui halangan dan rintangan. Kadang kita dihadapkan pada jalan yang lurus dan mudah namun sering juga kita menemui onak dan duri. Hal ini akan menimpa siapa saja, termasuk kita sendiri. Suatu saat kita memiliki kondisi iman yang tinggi. Disaat yang lain kita juga dapat mengalami degradasi iman. Seperti inilah Allah menciptakan kita sebagai manusia. Dan memang sudah menjadi tabiatnya jika iman itu bisa bertambah bisa juga berkurang.

Ketika kondisi iman kita yang turun ini tidak jarang dari kita akan terkena penyakit yang membahayakan dan menghambat jalan kita, penyakit itu adalah futur atau penyakit malas dan kelesuan karena merasa jenuh.
Mari kita kenali futur, yang karenanya umat Islam bisa mengalami kemunduran. Karena faktanya futur tidak hanya menimpa individu tapi penyakit ini juga melanda sebuah jama’ah. Dr. Muhammad Sayyid Nuh dalam bukunya Aafaatun ‘alaa thariiq mendefinisikan futur kedalam dua bagian, secara etimologi dan terminologi.

Secara etimologi futur berarti putusnya kegiatan kita, setelah kita kontinyu bergerak serius melakukannya. Atau ketika kita malas dan lamban setelah kita bersungguh-sunguh. Secara terminologi yaitu penyakit yang bisa menimpa para da’i, aktivis dan individual. Biasanya penyakit ini menimpa mereka dalam bentuk perbuatan mulai dari tingkat terendahnya yaitu rasa malas, kelesuan dan kelambanan. Dan yang paling tinggi yaitu diskontinuitas dan berhenti dari sebuah kegiatan yang sudah menjadi rutinitas hingga bisa menyebabkan kelalaian yang terus menerus.

Futur sebenarnya hal yang wajar bagi setiap penuntut ilmu atau siapapun mereka. Asal jangan sampai dalam keadaan yang gamang ini malah membuat kita semakin jauh kepada Allah. Dalam keadaan futur keadaan ruhiyah kita sangat rentan dan mudah terkena virus-virus godaan halus yang dibisikan syetan. Harus kita ingat selalu, bahwa hanya malaikatlah yang mampu kontinyu mengabdi kepada Allah dengan pengabdian yang  terbaik. Sedangkan kita hanya manusia biasa, yang sudah diciptakan dengan frekuensi iman yang kadang naik dan kadang turun.

Ada beberapa penyebab yang bisa membuat kita terjerumus dalam futur, di antaranya adalah:
1.    Al-guluw fiddiin (Besrikap keras dan berlebihan dalam beragama)
Dengan berlebihan dalam beribadah tanpa memberikan hak kepada badan untuk beristirahat dan merasanakan kesenangan, keadaan ini akan menuju kepada kejenuhan, kebosanan, bahkan kelemahan. Rasulallah SAW bersabda: “Jauhila sikap berlebih-lebihan dalam agama, karena sesungguhnya celakanya orang-orang sebelum kamu disebabkan karena berlebih-lebihan dalam agama. (HR. Ahmad)
Dalam hadits yang lain Nabi juga bersabda: “Sesungguhnya Din itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulitnya kecuali akan dikalahkan atau menjadi berat mengamalkannya.” (HR. Muslim)
2.    Melampaui batas dalam hal-hal yang dimubahkan. (Berlebihan dan melampaui batas dalam mengkonsumsi hal-hal yang diperbolehkan)
Perbuatan seperti ini akan membuat keadaan tubuh kita semakin besar dan gemuk. Sehingga syahwat akan semakin berkuasa dalam tubuh yang menimbulkan kemalasan dan kelalaian yang luar biasa. Allah SWT mengingatkan dalam firman-Nya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-A’raf:31)
3.    Mengasingkan diri dengan menjauhi kebersamaa dan jama’ah.
Allah menyukai orang yang mendekatkan diri pada-Nya, namun tidak memutuskan hubungan dengan saudaranya dan tidak menjauhi jama’ah. Karena ini akan membuat kita terisolasi dalam masyarakat bahkan akan membuat kita yang tadinya dekat kepada Allah menjadi lupa dan lalai dalam mengingatnya. Allah SWT berfirman: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai” (QS. Ali Imran:103)
Dalam sebuah hadits, Nabi juga mengingatkan “Syetan itu akan menerkam manusia yang menyendiri, seperti serigala menerkam domba yang terpisah dari kawanannya.” (HR. Ahmad)
4.    Sedikit sekali mengingat kematian
5.    Lalai menjalankan aktifitas sehari-hari (Tidak memiliki komitmen yang baik dalam mengamalkan aktivitas ’ubudiyah harian)
Seprti tidur pada waktu shalat wajib, mengobrol di waktu malam sehingga tertinggalah qiyamul lail, tilawah Al-Qur’an, sampai shalat subuhpun tertinggalkan.
6.    Masuknya makanan yang haram dan syubhat ke dalam tubuh.
Allah SWT berfirman:  “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (QS. Al-Baqarah:168)
7.    Merasa cukup menjalankan agama hanya dari satu sisi saja
Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu” (QS. Al-Baqarah:208)
8.    Lalai dari sunah-sunah Allah yang tertera dalam kehidupan
9.    Tidak memberikan hak yang cukup terhadap badan, di karenakan banyaknya beban dan kewajiban serta sedikitnya orang-orang yang beramal dalam mendakwahkan Islam.
10.    Tidak adanya persiapan dalam menghadapi aral rintangan perjalanan hidup
Ust. Mahfudz Siddiq M. Si menerangkan tentang hal ini bahwa setiap perjuangan selalu menghadapi tantangan. Haq dan bathil selalu berusaha untuk memperbesar pengaruhnya masing-masing. Akan selalu ada orang-orang Pendukung Islam. Di lain pihak akan selalu tumbuh orang-orang pendukung hawa nafsu. Dan dalam waktu yang Allah kehendaki akan bertemu dalam suatu “fitnah”. Dalam bahasa Arab, kata “fitnah” berasal dari kata yang digunakan untuk menggambarkan proses penyaringan emas dari batu-batu lainnya. Karena itu “fitnah” merupakan sunnatullah yang akan mengenai para pelaku dakwah. Dengan “fitnah” Allah juga menyaring siapa hamba yang masuk golongan shadiqin dan siapa yang kadzib (dusta). Dan jika fitnah itu datang, sementara ia tidak siap menerimanya, besar kemungkinan akan terjadi pengubahan orientasi dalam perjuangannya. Dan itu membuat futur. Allah Berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka hati-hatilah kamu terhadap mereka.” (Al-Ahqaf: 14)
11.    Berteman dengan orang-orang yang lemah kemauannya
Rasulallah SAW bersabda: “Seseorang itu ditentukan dengan agama temannya (akkhlaknya) maka seseorang hendaknya melihat siapa yang ia jadikan teman!” (HR. Imam Tirmidzi)
Dalam hadits yang lain Nabi bersabda: “Seseorang atas diri sahabatnya, hendaklah melihat salah seorang di antara kalian siapa ia berteman.” (H.R. Abu Daud)
12.    Tidak sistematis atau Tidak ada perencanaan yang baik dalam beramal, baik dalam skala individu atau fardi maupun komunitas atau jama’i
13.    Terperosok dalam lembah kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan buruk.

Sahabat Fillah, sebab-sebab inilah yang bisa membuat kita terjatuh kedalam lembah futur. Sehingga tanpa disadari oleh kita ternyata kita sudah terbelenggu oleh kelalaian dan kemalasan. Futur ternyata juga mempunyai pengaruh yang sangat berbhaya yang bisa menyerang siapa pun, apa lagi kita yang hanya seorang manusia biasa. Yang sedikit simpanan amal kebaikannya dan kurangnya ketaatan akan semakin mudah membuat kita jatuh tersungkur, dan susah utk bangkit kembali. Seperti inilah gambaran pengaruh futur yang bisa menyerang individu. Dan karena future inilah Rasulallah selalu berdoa: “Allahumma innii a’uudzu bika minal hammi wal hazan wa a’uudzu bika minal ‘ajzi wal kasal wa a’uudzu bika minal jubni wal bukhli, wa a’uudzubika min ghalabatid-daini wa qahrir rijaal”
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dan sifat pengecut dan bakhil, dan dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan orang”

Sahabat fillah, futur bukan hanya berpengaruh kepada individu, namun ia juga berpengaruh kepada perkembangan dakwah Islam. Sehingga menyebabkan panjangnya perjalanan dalam menjalankan strategi dakwah. Banyak beban dan pengorbanan namun tidak pernah mencapai hasil yang maksimal.
Namun segala sesuatu pasti ada obat dan pencegahnya, begitu juga dengan futur. Ada beberapa factor yang bisa mencegah futur merasuk kedalam jiwa kita, di antaranya adalah:

1.    Jauh dari maksiat dan perbuatan buruk besar maupun kecil.
Jauh dari kemaksiatan akan mendatangkan hidup yang akan lebih berkah. Dengan keberkahan ini orang dapat terhindar dari penyakit futur. Allah berfirman: “Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan dari bumi.” (QS. Al-A’raf: 96)
2.    Tekun dan rajin dalam menjalankan program sehari-hari
3.    Menyisihkan waktu-waktu yang utama untuk mendekatkan dan meningkatkan ketaatan kepada Allah.
4.    Membebaskan diri dari berlebih-lebihan dalam beragama.
5.    Membaurkan diri kedalam jama’ah dan tidak melakukan I’tizal (mengasingkan diri) dengan apapun keadaannya.
6.    Perhatian terhadap sunah-sunah Allah yang terdapat dalam diri kita dan alam semesta.
7.    Membekali diri untuk mengahadapi aral rintangan di hari pertama dalam sebuah aktivitas.
8.    Cekatan dan sistematis dalam melakukan suatu pekerjaan.
9.    Bergaul dengan ‘ibadullah (hamba-hamba Allah) yang shaleh dengan sungguh-sungguh.
10.    Memberikan hak kepada badan, untuk beristirahat dan tidak berlebihan dalam makan dan minum.
11.    Mengingat surga dan neraka dan apa yang ada di antara keduanya, dari kenikmatan dan adzab yang pedih.
12.    Bersenang-senang dengan yang mubah, bersenda gurau dengan keluarga, atau bermain dengan anak-anak dan melakukan tur bersama.
13.    Mengingat kematian dan apa yang ada setelahnya dari pertanyaan dalam kubur, kegelapan dan kesepian dalam kubur.
14.    Selalu membaca dan mentelaah buku-buku sejarah perjalanan dan perjuangan Nabi serta para sahabatnya.
15.    Merutinkan diri untuk menghadiri majlis ilmu.
16.    Mengamalkan agama secara kaffah (keseluruhan) tanpa tebang pilih dari satu sisi saja.
17.    Selalu memuhasabah diri

Sahabat fillah, tentunya mencegah lebih baik dari pada mengobati, sebelum penyakit futur ini menyerang dan menggerogoti dinding-dinding iman kita, alangkah baiknya kita mengetahui apa yang menyebabkan kita futur dan apa saja hal-hal yang bisa mencegahnya. Karena dengan mengetahui obatnya kita bisa terhindar dari bahaya futur. Bersyukurlah kita bila masih ada sahabat yang mengingatkan kita agar tetap istiqamah dijalan iman, sahabat seperti inilah yang akan menunjukan kita pada hidayah serta taufi-Nya. Dan cintanya, akan membawa kita ke surga.

Zagazig, 19/06/2014

Nb: Artikel ini pernah dimuat di buletin Muara, majalah mahasiswa Indonesia yang belajar di Al-azhar Zagazig Mesir.
Terima kasih kepada adinda atas pertanyaan-pertanyaannya, hingga hati saya tergrak untuk menulis kembali artikel tentang futur ini. Jazaakillah ahsanal jazaa’.



0 komentar

Posting Komentar