Putri Salju #8

Malam ini mungkin aku harus berhenti berbicara tentang takdir, karena kemarin kita sudah terlalu jauh membahas apa yang terjadi di antara kita, semuanya berujung pada takdir yang belum tentu memihak pada kita. Namun yang perlu kita yakini saat ini bahwa yang baik itu semua datang dari Allah dan yang buruk datang dari diri kita sendiri. Putri salju, jika saat ini di hatimu masih ada cinta semoga tidak mengalahkan rasa cintamu kepada Allah. Allah yang berhak engkau cintai lebih dari pada apapun, setelah cintamu pada rasul-Nya, setelah cintamu pada kedua orang tua mu, yang terakhir semoga kau bisa melabuhkan cintamu pada sosok yang tepat yang juga mencintai Allah lebih dari segalanya.

Dari jauh aku hanya bisa membaca dirimu, menerka sesuatu yang belum tentu juga engkau lakukan. Kadang ada rasa cemburu kadang ada rasa marah, aku merasa jika aku terus seperti ini malah akan membuat keadaanku semakin parah. Karena aku sangat tahu, aku tak berhak untuk cemburu, apalagi untuk marah padamu, jika keadaan ini lahir karena rasa cinta seorang makhluk kepada makhluk lainnya, sungguh aku ingin melepaskan rasa cinta ini. Aku sadar penghambaan ku untuk-Nya belum seberapa. Dan cinta dalam hati biar kusimpan sendiri, pengharapan ini memang sepantasnya kita curahkan pada-Nya karena Dia yang maha mengetahui atas segala jalan hidup hamba-Nya.

Kau tahu putri salju? Waktu itu salah seorang sahabatku bercerita tentangmu, menceritakan tentang kisahmu dengan dua orang yang aku kenal di sini. Mungkin seharusnya saat itu aku tidak mendengarkannya, agar hati ini tidak menanggapinya secara berlebihan. Tapi terlambat, aku malah jatuh pada perasaan yang tidak menentu, apa yang diceritakan oleh sahabatku mungkin saja benar.  Tapi aku tak bisa berkomentar apapun karena aku merasa tak berhak untuk menanggapinya. Apalagi dua orang itu adalah orang-orang yang sangat aku kenal, dan dibandingkan mereka rasanya aku tidak ada apa-apanya.

Ini hanya sedikit cerita tentangmu, mungkin esok akan ada lagi cerita yang baru yang juga bercerita tentang kisahmu. Entahlah, apakah aku harus berhenti sampai di sini dan tidak lagi menulis semua yang berhubungan denganmu. Rasanya begitu berat jika aku harus berhenti menulis. Karena nyatanya, selama ini yang membuat aku selalu bersamangat untuk menulis adalah dirimu. Iya, dirimu yang selama ini kupanggil putri salju. Sosok yang telah kusimpan lama dalam hati namun sekalipun aku tak pernah melihat sosok itu, siapa dirimu dan bagaimana dirimu? Itu juga masih rahasia yang mungkin tak akan pernah bisa aku pecahkan.

Saat ini mungkin kau adalah bagian dari jalan hidupku yang hanya bisa bertutur sapa di dunia yang tak bisa kita sentuh, rindu dan rasa cinta itu hanya bisa ku ucapkan dalam doa. Biarkan hanya Dia yang tahu tentang apa yang kurasa, bukankah seperti itu juga yang sering kau tulis "Karena hanya dengan-Nya hati tenang, damai jiwa dan raga" sejak kau tulis kata-kata ini aku jadi semakin sering mendengarkan nasyid yang dinyanyikan oleh Opick dan Melly Goeslaw ini. Banyak hikmah yang aku dapatkan dari setiap syairnya, tentang takdir, tentang jalan hidup juga tentang semua kegundahan yang selama ini aku pendam. Tentang kisah ini, indah atau tidak akhirnya, aku yakin semuanya sudah di atur oleh tuhan kita.

Jika sudah saatnya nanti, semoga kau bisa mendapatkan sosok yang selama ini kau impikan, sosok yang mampu membimbingmu pada Allah, sosok yang bisa menjawab segala pertanyaan anak-anakmu nanti, sosok yang akan membawamu abadi didalam surga.

Zagazig, 03/01/2014