Putri Salju #7

Putri salju, apa kabar mu di sana? Banyak orang yang mengatakan saat galau adalah saat yang tepat untuk menulis, mungkin ada benarnya. Karena faktanya aku juga selalu semangat untuk menulis ketika hati ini tertuju padamu lalu sulit untuk di kendalikan. Ah… rasanya terlalu kekanak-kanakan. Tapi menulis memang bisa mengurangi rasa rindu, itu yang ku tahu. Di setiap hurupnya aku bisa melihatmu berjalan dan berlari dibawaah terpaan salju. Mungkin kau tak membaca setiap apa yang kutulis, namun melalui tulisan ini aku selalu berharap kau selalu baik-baik saja di sana.

Aku sudah mengetahuinya, jika saat ini salju masih belum menghiasi kotamu, kalah cepat dengan salju dikotaku yang pertengahan bulan lalu sempat membuat seluruh dunia heboh dibuatnya. Tentang turunnya salju di Mesirpun kau pasti sudah mengetahuinya bukan? Karena waktu itu aku sudah membacanya di langit-langit mayamu. Juga tentang rindumu pada bumi yang sedang dilanda gejolak, negeri- negeri  indah yang hidup dalam sejarah dan termaktub dalam Al-Qur'an. Saat itu angin hanya mengabarkan kecintaanmu pada negeri-negeri yang diberkahi itu, Palestina, Suriah, juga Mesir yang saat ini sedang berada dalam pusaran fitnah yang tiada henti. Semoga diakhir malam, demi cintamu yang tak pernah lusuh untuk negeri-negeri itu, kau tidak lupa untuk menyebutnya dalam beningnya doamu.

Apa yang kurasakan saat ini, aku tidak bisa mengartikannya. Semuanya berjalan begitu saja, kadang aku merasa aku telah kehilanganmu, lalu lain diwaktu kau datang mengobati perih yang selama ini aku simpan sendiri. Aneh, memang benar-benar aneh. Padahal aku sendiri belum pernah melihat sosokmu, kau masih rahasia seperti jodoh yang selama ini di ceritakan oleh ibuku setiap kali aku menelefonnya. Ibu selalu berujar "jodoh adalah rahasia paling indah, kadang ia adalah orang yang selama ini kita kenal, atau malah sebaliknya ia adalah orang yang belum pernah kita bayangkan sama sekali". Lalu bagaimana denganmu? Kau adalah orang yang belum pernah aku kenal, belum pernah aku lihat, tapi aku merasa kau begitu dekat dan selalu kusebut dalam setiap do'a. Apakah ini termasuk dari jalan yang harus ku tempuh untuk bisa bertemu jodoh?

Kau tahu putri salju? Kemarin ada deretan kata yang membuat aku tertegun lama, kata-kata yang tidak sengaja aku temukan. Tepat sekali menggambarkan keadaan diri yang penuh sesak dengan harap yang tak bisa ku tepis. "Jangan simpan seseorang dalam hati. Hati itu berbolak balik sifatnya. Simpanlah seseorang dalam doa. Kerana doa tercatat di langit selamanya" seperti inilah petuah itu. Aku jadi semakin mengerti dengan keadaan yang sedang aku jalani, menjagamu dalam hati kadang membuat aku merasa tak sendiri, namun lebihnya rasa gundah malah membuat jiwa tak tenang. Iya, dari awal kita selalu saling mengingatkan bayang kita masing-masing untuk menyimpan segalanya hanya dalam doa. Dan aku yakin ini adalah jalan indah yang harus kita lalui. Karena cinta dan rindu yang selama ini menyiksa diri kita, lebih tepatnya kita serahkan pada Dia sang penggenggam hati setiap manusia.

Bila takdir benar-benar mempertemukan kita, apa yang harus kita lakukan dengan pertemuan itu? Jika hanya untuk sekedar saling melihat lalu kita menilai secara kasat mata semua yang ada dalam diri kita masing-masing, mungkin lebih baik kita tidak bertemu. Karena pasti kau akan kecewa, setelah tahu dalam diriku ternyata hanya ada kekurangan, bahkan terlalu banyak.

Zagazig, 02/01/2014