We Are With You

We Are With You
The help of Allah is always near

RELEIVE GAZA'S ORPHANS

RELEIVE GAZA'S ORPHANS
Mari kita bantu saudara kita!

Karyaku

Karyaku
Ya Allah Semoga Bisa Diterbitkan

Followers

Kisah Dalam Gambar Slideshow: Rama’s trip from القاهرة, مصر to 3 cities جدة, مكة المكرمة and الزقازيق was created by TripAdvisor. See another مصر slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Selasa, 04 Juni 2013

Sihir, Apakah Ia nyata Atau Hanya Halusinasi?


Saat itu seorang sahabat pernah bertanya tentang sihir. Kemungkinan dia yang kini sedang tinggal di negara yang sangat maju dan modern dengan mayoritas penduduknya yang tidak mempercayai adanya tuhan masih meragukan apakah sihir benar-benar nyata atau hanya sebuah khayalan? Apa lagi waktu itu di negara kita juga sedang ada isu untuk membentuk undang-undang bagi pelaku sihir.

Meski sempat memberikan jawaban singkat bahwa sihir itu ada dan nyata, tapi pikiran ini mengusik kembali untuk menuliskan beberapa dalil dari Al-Qur'an dan sunnah yang menunjukan tentang adanya sihir. Mungkin alasan lain adalah karena setelah ujian kemarin sempat mampir di perpustpatakan kuliah dan melihat buku kecil yang berjudul "Hal As-sihru haqiiqatun am khayyaalun?" Sihir, apakah ia nyata atau hanya halusinasi?.

Buku kecil setebal 12 halaman ini di tulis oleh Dr. Ahmad Bin Abdul 'Aziz Al-Hushin didalamnya beliau menegaskan bahwa sihir benar-benar ada dan nyata, beliau mengambil hujah dari Al-Qur'an, hadits, dan perkataan para ulama.
Berikut ini adalah terjemahan buku tersebut, buku yang diterbitkan oleh Daar el-jaziirah Kairo, cetakan pertama.

Segala pujia bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tercurah kepada makhluk Allah yang paling mulia Muhammad bin Abdullah, kepada para keluarganya dan sahabatnya. Waba'du:

Ini adalah sebuah risalah singkat tentang sihir, apakah ia nyata atau hanya ilusi hasil dari paktor psikologis seperti yang diutarakan oleh sebagian para penulis abad ini yang mengaku bahwa mereka berkiblat pada pemikiran dan keilmuan barat. Oleh karena itu mereka skeptis terhadap aqidah kaum muslimin khususnya pada Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah, tuhan semesta alam. Seperti sikap mereka dalam meragukan hadist Nabi SAW, padahal tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya. Mereka menyerang Al-Qur'an karena kaum muslimin mengimanai bahwa semua yang terkandung didalam Al-Qur'an adalah kebenaran. Bagi kaum muslimin  Al-Qur'an adalah pedoman seperti cahaya yang menerangi gelapnya jalan dan dari Alqur'an lah mereka mengambil setiap hukum.


Sihir adalah sesuatu yang nyata bukan ilusi, dan kita kaum muslimin meyakini akan adanya sihir dan penyihir dengan keimanan yang kuat. Dan pada kesempatan yang singkat ini kami akan mengutip beberapa dalil dari Al-Qur'an dan hadits dan juga perkataan para sahabat dan salaf, dalil yang menerangkan bahwa sihir adalah nyata. Bukan ilusi ataupun halusinasi.

Yang pertama, dalil dari Al-Qur'an Al-Karim

1. Allah SWT Berfirman;

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS. Al-baqarah:102)

2. Allah SWT Berfirman;

Musa berkata: "Apakah kamu mengatakan terhadap kebenaran waktu ia datang kepadamu, sihirkah ini?" padahal ahli-ahli sihir itu tidaklah mendapat kemenangan". (QS.Yunus: 77)

3. Allah SWT Berfirman;

Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: "Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya". Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai (nya). (QS.Yunus: 81-82)

4. Allah SWT Berfirman;

Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata: "Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang". (QS. Taahaa: 67-69)

5. Allah SWT Berfirman;

Dan kami wahyukan kepada Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!" Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, "(yaitu) Tuhan Musa dan Harun". (QS. Al-A'raf: 117-122)

6. Allah SWT Berfirman;

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki". (QS. Al-Falaq: 1-5)

Al-Qhurtubi mengatakan bahwa maksud dari surat Al-falaq ayat 4 وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ adalah para tukang sihir Apabila membaca mantera-mantera dan meniupkan (menyihir) di ikatan tali” (Tafsir Al-Qhurtubi 2/257)

Ibnu Katsir juga menjelaskan tentang maksud dari surat Al-falaq ayat 4 وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَد sebagai mana beliau menukil dari perkataan Mujahid, Ikrimah, Al Hasan, Qotadah dan Ad-dhahaak maksudnya adalah para tukang sihir. (Tafsir Ibnu Katsir 4/573)

Yang Kedua: Dalil-dalil dari hadits Nabi SAW

1. Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib; Telah menceretakan kami Ibnu Numair dari Hisyam dari Bapaknya dari 'Aisyah ia berkata;"Seorang Yahudi Bani Zuraiq, bernama Labid bin A'sham, menyihir Rasulullah SAW sehingga beliau mengigau karenanya. Beliau rasanya melakukan sesuatu yang sesungguhnya tidak dilakukannya. Karena itu pada suatu hari atau suatu malam beliau berdo'a, kemudian berdo'a dan berdo'a. Sesudah itu beliau bertanya kepada 'Aisyah: Ya 'Aisyah! Ingatkah engkau bahwa Allah SWT pernah memberitakan kepadaku tentang kedatangan dua orang laki-laki, yang satu duduk dekat kepalaku dan yang satu lagi dekat kedua kakiku. Lalu orang yang dekat kepalaku bertanya kepada orang yang dekat kakiku, atau sebaliknya; 'Apakah sakit orang ini?' Jawabnya; 'Kena sihir!' dia bertanya; 'Siapa yang menyihirnya?' yang satu menjawab; 'Labid bin A'sham!' dia bertanya lagi; 'Di mana sekarang?' dia jawab; 'Di sumur Dzi Arwan.' Kata 'Aisyah Rasulullah SAW pergi mencari barang-barang itu ditemani beberapa orang sahabat. Kemudian beliau bersabda: 'Ya, 'Aisyah. Kulihat air sumur itu kemerah-merahan warnanya, sedang pohon kurmanya kelihatan bagaikan kepala syetan.' Lalu aku bertanya; 'Apakah anda tidak membakarnya?' Jawab Nabi SAW: 'Tidak! Karena Allah SWT telah menyembuhkanku, dan aku tidak ingin membalas kejahatan dengan kejahatan, oleh sebab itu kusuruh kuburkan saja!' (HR: Muslim, no: 4059)

2. Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda; "jauhilah tujuh dosa besar yang membinasakan" Para sahabat bertanya; 'Ya Rasulullah, apa saja tujuhh dosa besar yang membinasakan itu?' Nabi menjawab; "menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan tanpa alasan yang benar, makan riba, makan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh wanita mukmin baik-baik melakukan perzinahan".
(HR.Bukhari, no 6351)

3. Dari Ibnu Abbas ia berkata; "Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang mempelajari ilmu nujum, maka ia telah mempelajari bagian dari ilmu sihir (Sunan Abu Daud, no:3406)

Dari Ibnu Abbas ia berkata; "Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa mengambil ilmu perbintangan, berarti ia telah mengambil satu cabang dari ilmu sihir (yang) selalu bertambah selagi ia menambah."  (Sunan Ibnu Majah, no:3716)

4. Dari 'Imran bin Hushain dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: "Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan atau meminta tathayyur (menganggap sial dengan sesuatu) untuknya, atau meramal atau meminta diramal untuknya, atau menyihir atau meminta disihir untuknya, dan barangsiapa yang mendatangi dukun lalu membenarkan ucapannya, maka sungguh ia telah kafir dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad (HR: Al-bazzar)

5. Dari Abi Musa Al-Asy'ari Ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "tidak akan masuk surga pecandu arak, tidak juga orang yang mempercayai sihir, tidak juga bagi orang yang memutuskan tali silaturrahmi (HR. Ibnu Hibban)

6. Ibnu Mas'ud Ra berkata: "Barangsiapa yang mendatangi peramal atau dukun, lalu ia bertanya padanya dan membenarkan ucapannya maka sungguh telah kufur (ingkar)  dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW
(HR: Al-bazzar dan Abu Ya'laa)

7. Dari Jundub Ra, dari Rasulullah SAW, beliau brsabda: "Hukuman  penyihir adalah ditebas dengan pedang" (HR: Tirmidzi, no: 1460)

8. Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Muhammad bin Abdurrahman bin Sa'ad bin Zararah telah sampai kepadanya, bahwa Hafsah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membunuh seorang budak wanitanya yang telah menyihirnya, padahal sebelum itu ia pernah menjanjikannya untuk merdeka jika ia (Hafshah) telah meninggal. Namun Hafshah tetap memerintahkannya hingga budak itu pun dibunuh." (HR: Imam Malik dalam Almuatha')

Yang ketiga dalil perkataan ulama:
1. Al-Khitoby rahimahullah pernah berkata: "Ashhabu Thabaa'i (orang-orang yang tidak percaya hal yang ghaib dan menghukumi sesuatu dari dzahirnya saja) mengingkari sihir dan menafikan akan keberadaannya. Dan kami menjawab bahwa sihir adalah sesuatu yang pasti dan nyata, orang-orang Arab, Persia, India dan sebagian Romawi telah bersepakat dan mengukuhkan bahwa sihir benar-benar nyata. Mereka yang mengatakan hal itu adalah orang-orang yang berilmu dan ahli hikmah.
Allah SWT berfirman: "Mereka mengajarkan sihir kepada manusia" (QS. Al-baqarah: 102)
Allah SWT juga berfirman agar manusia meminta perlindungan dari sihir "Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul" (QS. Al-falaq:4)

Tentang hal itu Rasulullah juga mengabarkan bahwa ia tidak mengingkarinya. Para fuqaha' (ahli fiqih) juga membahas tentang harusnya memberi hukuman pada para pelaku sihir. Meskipun tidak banyak sumbernya, dan pembahasan tentang hal ini tidak begitu masyhur dan mendetail namun menafikan sihir adalah perkara yang bodoh. Dan menentang orang-orang yang mengatakan sihir adalah omong kosong merupakan bagian dari kebaikan. (Syarhu sunnah 12/188)

2. Al-Qurtubi rahimahullah berkata: Ahlus Sunnah telah berpendapat bahwa sihir itu telah pasti ada dan memiliki hakikat. Sedangkan penganut Mu'tazilah secara umum dan Abu Ishaq al-Istirabadi, salah seorang penganut madzhab Syafi'i berpendapat, bahwa sihir itu tidak memiliki hakikat, tetapi sihir hanya merupakan tindakan pengelabuan, pemunculan bayangan dan penipuan terhadap sesuatu, tidak seperti yang (tampak) sebenarnya. Sihir kini tidak ada bedanya dengan hipnotis dan sulap. Sebagaimana yang difirmankan Allah Ta'ala: "Terbayang oleh Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka". Dan Allah tidak mengunakan kata tas'aa untuk pengertian yang sebenarnya, tetapi Dia mengatakan : Terbayangkan oleh Musa. Selain itu, Dia juga berfirman : "Mereka menyihir mata umat manusia".

Al-Qurtubi mengungkapkan (membantah perkataan para penganut Mu'tazilah dan Abu Ishaq al-Istirabadi diatas) Ini tidak bisa dijadikan hujah untuk menafikan sihir karena kita tidak mengingkari bahwa takhyiil (imajinasi/halusinasi) dan sebagainya adalah bagian dari sihir. Akan tetapi disamping itu ada beberapa perkara yang bisa diterima oleh akal dan telah sampai pula kabarnya kepada kita, seperti yang disebutkan dalam ayat Al-Qur'an tentang sihir dan kaum yang mempelajarinya. (Al-baqarah ayat 102) jika sihir tidak nyata tidak mungkin juga untuk mempelajarinya, dan Allah tidak akan mengisahkan didalam AL-Qur'an bahwa mereka mengajarkan sihir kepada manusia. Ini menunjukan bahwa sihir adalah nyata.

Firman Allah dalam kisah para tukang sihir Fir'aun
"karena mereka memperlihatkan sihir yang hebat (menakjubkan)" (QS. Al-A'raf: 116) dan dalam surat Al-falaq para mufasir bersepakat bahwa asbabu nuzul dari surat tersebut adalah ketika Labid bin A'sham menggencarkan sihirnya kepada Nabi SAW. Di perkuat lagi ketika oleh hadits Nabi ketika beliau terkena sihir, beliau berkata "Allah telah menyembuhkanku" sembuh dalam hadit tersebut adalah dengan mengangkat penyakit atau menghilangkan rasa sakitnya. Ini menunjukan bahwa sihir benar-benar ada dan nyata.

Al-Qurtubi juga menambahkan; pada masa yang lalu manusia sudah membicarakan tentang sihir, akan tetapi tidak tampak dari sahabat nabi ataupun para tabi'in yang mengingkarinya.

3. Al-Maziri pernah berkata: sihir adalah perkara yang pasti dan memiliki hakikat seperti perkara-perkara yang lainnya. Sihir memiliki pengaruh terhadap orang yang disihir. bertentangan dengan orang-orang yang berdalih bahwa sihir adalah sesuatu yang tidak memiliki hakikat, ia hanya imajinasi ataupun halusinasi yang tidak memiliki dasar.

Apa yang dipertentangkan oleh mereka adalah batil, karena sihir telah disebutkan oleh Allah didalam kitab-Nya yang mulia, sihir itu dipelajari mereka dan karena sihir itu mereka menjadi, dan kerena sihir juga mereka memisahkan antara suami dan istrinya. Didala hadits juga di kisahkan bahwa Nabi SAW terkena sihir, dan Nabi menjelaskan bahwa sihir adalah seautu yang bisa dikeluarkan dan bisa dikubur. Jika semua perkara-perkara ini adalah sesuatu yang tidak memiliki hakikat, bagai mana mereka bisa mempelajari sesuatu yang tak berhakikat.

4. An-Nawawi rahimahullah berkata: Sihir adalah sesuatu yang hakiki, dan jumhur ulama telah bersepakat jika sihir benar-benar ada yang tertera didalam nas yang qat'i Al-qur'an dan hadits shahih yang masyhur.

Nb: Diterjemahkan di kota lama, 04/06/2013. Dibawah cuaca yang panas membara

2 komentar

rumah karya 5 Juni 2013 pukul 01.44

good job, bro... :)

Unknown 6 Juni 2013 pukul 03.38

Ane akan tetap semangat menulis walaupun sahabat gw yg satu ini yg sering komen.. :D
Hehe, tapi ini belum diedit lagi Do, kemarin buru" diposting, karena ngejar ujian juga.. :D

Posting Komentar