We Are With You

We Are With You
The help of Allah is always near

RELEIVE GAZA'S ORPHANS

RELEIVE GAZA'S ORPHANS
Mari kita bantu saudara kita!

Karyaku

Karyaku
Ya Allah Semoga Bisa Diterbitkan

Followers

Kisah Dalam Gambar Slideshow: Rama’s trip from القاهرة, مصر to 3 cities جدة, مكة المكرمة and الزقازيق was created by TripAdvisor. See another مصر slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Selasa, 13 Agustus 2013

Sebening Subuh {9}

Foto diambil ketika musim haji tahun 2011


Seanggun subuh hari ini, pagi di kampung permai masihmenyisakan rindu, tak mengenal musim tak tak mengenal waktu, tak dibatasi olehpergantian malam dan siang. Semua berjalan mengikuti jalan takdirmasing-masing, dan di dunia ini ketentuan Allah berlaku di setiap detiknya.Jika hari ini kita masih mendengar seruan azan subuh dan bergegas untukmengawali hari kita dengan bersujud padan-Nya, bersyukurlah karena Allah telahmemilih kita menjadi orang pertama untuk merasakan nikmat dan cinta-Nya. Iniadalah jalan cinta, ketika Allah menunjukan kita pada rahmat-Nya, ketika Allahmenuntun kita pada ketetapan-Nya. Karena masih banyak di antara para manusiayang tidak bisa merasakan keistimewaan waktu subuh, meski rumah mereka hanyabeberapa langkah dari masjid, bahkah rumah mereka ada yang berhadapan denganmasjid tapi hati dan mata mereka tetap tertutup enggan melaksanakan shalatberjama’ah yang disaksikan oleh malakat malam dan malaikat siang. Itulah shalatsubuh…

Lalu pada pagi hari, bukan hanya bagi seorang muslim, pagihari adalah waktu yang sangat baik dan sangat disayangkan bila harus dilewatibegitu saja. Khususnya bagi kita, berbanggalah karena Allah telah memilih kitasebagai kaum yang sangat istimewa untuk mengemban, menjalankan danmenyebarkan  syariatnya yang agung, shalatsubuh adalah satu di antaranya.

Saat ini, sepertinya cahaya fajar juga masih sangat hafaldengan penuturanku beberapa waktu yang lalu jika shalat subuh adalah sumberdari segala sumber cahaya di hari Kiamat saat semua sumber cahaya di dunia akanpadam. Dan juga waktu subuh adalah waktu yang disaksikan hamba Allah yangmulia, yaitu para malaikat, malaikat malam dan malaikat siang. Itu mungkinsalah satu sebabnya mengapa cahaya fajar tidak pernah bosan membentangkansinarnya yang memerah di langit pagi, ia juga ingin menjadi bagian dariperistiwa yang begitu penting itu.

Subuh kali ini,  sepertinya masih membawa rindu yang lekat,karena satu bulan lalu aku harus meninggalkan kampung permai meninggalkan semuasahabat pagiku yang biasa menemani langkahku menuju masjid Tauhid. Aku sendirisudah sangat rindu dengan masjid yang sudah kukenal hampir lima tahun ini. Danbelakangan ini ‘ammu Mammud selalu menyuruhku menjadi imam ketika orang-orangyang biasa menjadi imam berhalangan pergi ke masjid. Dan dipagi yang heningtadi, aku tak bisa menahan senyum, rasa haru menetes membasahi rongga hati yangmerindukan sapaan orang-orang terdekat meski kami dilahirkan di negara yangberbeda dan tumbuh besar di benua yang berbeda , tapi Islam telah menyatukanhati dan jiwa kami. Pertama kali masuk kedalam masjid ‘ammu Mahmud langsungtersenyum ke arahku dan menanyakan keadaanku, entah sampai kapan aku bisamenikmati senyum dan keramahan itu? Karena suatu hari nanti akan ada saatnya akuharus meninggalkan bumi para nabi ini.

Pagi hari, di sisi lain menjadi tempat untuk mengintropeksidiri, seperti yang dilakukan oleh ulama karismatik Hasan Al-Bashri beliaupernah berkata; “Di pagi hari usiamu telah berkurang. Seluruh amalmu telahtercatat. Maut terus mengintaimu. Neraka menghadap di hadapanmu. Apa yang kamulihat, demi Allah akan pergi. Kamu tinggal menunggu ketetapan Allah disetiapwaktu, siang dan malam. Setiap orang hendaknya memperhatikan apa yang telah ialakukan untuk hari esok (akhirat)”

Ummul Mukminin Siti Aisyah juga pernah menuturkan: “ApabilaAbu Bakar terserang demam ia selalu mengatakan, "Setiap orang bercanda riadengan keluarganya di pagi hari, sedangkan kematian jauh lebih dekat daripadatali sandalnya" (HR. Bukhari)

Dan inilah pagi, sebening hawa sejuknya yang menyatu dengangema adzan subuh yang begitu syahdu. Aku masih merasakan jika rindu itu memangbenar-benar masih ada, tepat didalam masjid Tauhid yang kini jama’ahnya satupersatu mulai berlalu pulang kerumah mereka masing-masing, masjid Tauhidmendekapku erat seolah perpisahan satu bulan itu telah membuatnya mendendamkarena menunggu lama. Atau hanya aku yang terlalu mendramatisir keadaan pagiini. Tapi yang pasti aku benar-benar bahagia bisa bertemu kembali dengan merekasahabat-sahabat pagiku, cahaya fajar yang semakin menunjukan sikap bijaksananya, embun  pagi yang kini sudah bisamenuliskan kata hatinya walaupun masih malu-malu ketika aku ingin membacanya,angin sepoy yang tak lagi angkuh. Semuanya sudah sepakat, ketika suara murattalsudah menggema diatas menara masjid mereka akan membangunkanku untuk shalatsubuh dan pergi bersama-sama berjamaah di masjid Tauhid.

Setelah shalat subuh, hawa sejuk udara pagi terasa menusukhingga ketulang paling dalam. Ini salah satu yang kusukai dari waktu pagi,udaranya dan heningnya yang membuat jiwa begitu damai. Dan satu bulan kemarin,ternyata telah membuat semuanya berubah, ladang gandum yang sudah tidak ada,dan kebun bawang merah yang baru saja dipanen oleh pemiliknya masih terlihatsisa-sisa daunya yang tercecer. Tiba-tiba angin sepoy membelai wajahku,sepertinya ia masih mengikutiku setelah shalat subuh tadi. Cahaya fajartersenyum, mengisyaratkanku untuk berhenti tepat didepan ladang gandum yangkini sudah diari oleh sang empunya, ladang yang luas itu sudah terlihat sepertidanau, dan ketika mata hari terbit burung-burung ardeola speciosa yang berwarnaputih akan ramai bertengger di sana. Bagi para petani Mesir mungkin itu adalahhal yang biasa, apa lagi burung-burung putih itu sudah sangat bersahabat denganmereka, itulah sebabnya di sini mereka disebut dengan burung shahibul falah,sahabat petani. Karena keberadaan mereka disawah sudah seperti sahabat bagipara petani, burung-burung itu membantu membasmi hama, dan juga para petanitidak pernah mengganggu mereka. Ini juga mungkin salah satu kelebihan darimasyarakat Mesir mereka tidak pernah mengganggu, ataupun memburu berbagai jenisburung atau pun binatang-binatang kecil yang lainnya.

“Hei! Aku ingin menanyakan sesuatu padamu” suara angin sepoykini terasa sangat jelas ditelingaku, ini mungkin alasan dia kenapa dari taditidak pernah beranjak dari sisiku. Aku tersenyum pada sosok yang ketika musimdingin selalu menggangu dan menertawaiku.

“Apa yang ingin kau tanyakan padaku?”

“Bisa kau jelaskan padaku apa itu taubat sejati?”

“Taubat sejati adalah menyesal dengan hati, memohon ampunanAllah dengan lidah, meninggalkan maksiat dengan anggota tubuh, dan berketetapanhati untuk tidak mengulanginya lagi”

“Bagai mana kalau aku tidak bisa melakukan hal yang kausebutkan tadi?”

“Berjanjilah padaku untuk tidak berbohong kepada dirisendiri ataupun kepada orang lain” angin sepoy masih terlihat ragu, apakah dengan meninggalkan dusta bisa merubahsegalanya?

“Apakah kau yakin, dengan tidak berbohong aku bisameninggalkan setiap kebiasaan burukku?”

“cobalah dulu, insya Allah nanti juga kau akan tahu sendiri”
Angin sepoy berlalu dengan wajahnya yang tampak masih tidakpercaya, aku hanya tersenyum melihat sikapnya. Cahaya fajar masih adadidekatku, ia juga tersenyum kecil melihat peristiwa pagi ini.

“Apakah kau yakin, angin sepoy bisa menepati janjinya?” cahayafajar bertanya tanpa menoleh kearahku, ia juga sudah sangat paham bagai manadulu keadaan angin sepoy, kami bisa menerimanya karena semakin hari dia bisamemeperlihatkan I’tikad baiknya kepada kami.

“Insya Allah aku percaya, kita harus lebih mengutamakanberhusnudzan dari bersu’udzon. Angin sepoy sudah berbuat semampunya untuk bisamenjadi lebih baik lagi, Allah pasti akan menolongnya”

“Sudah lama tidak mendengar bebrita tentang kabut putih,apakah kau tidak merindukannya?” pertanyaan cahaya fajar semakin membuka celahrinduku pada sosok yang sangat bersahaja itu. sudah sangat lama kami tidakmengetahui keberadaanya, menjelang kepergiannya ia hanya mengatakan akanmengunjungi sebuah negeri yang bertabur salju, hanya itu yang aku ingat. Ah,salju benda itu sangat ingin kulihat dan ingin kusentuh.

“Cahaya fajar, apakah kau pernah melihat salju? sebelumpergi, kabut putih pernah mengatakan bahwa ia akan pergi ke sebuah negeri yangbertabur salju.

“Belum pernah, aku sendiri sangat ingin melihatnya, tentangsalju aku juga hanya mendengar ceritanya dari sahabatku yang berada diPerancis. Walaupun Perancis adalah salah satu negara di Eropa Barat, tapi Prancisadalah salah satu negara yang dilalui oleh lintasan pegunungan Alpen. Tak heranjika pemandanganya indah, Apalagi jika ditambah dengan pemandangan pegununganMount Blanc yang berada di pesisir selatan Eropa Barat ini, maka akan semakinmenambah keindahan pemandangan alam Perancis. Apalagi ketika musim salju tiba,setiap sudut negeri itu akan terlihat sangat menakjubkan, seperti ini ceritadari sahabatku”

“Prancis adalah negara di benua Eropa yang paling padatpenduduk muslimnya, di Prancis, Islam berkembang pada akhir abad ke-19 dan awalke-20 M. Bahkan, pada tahun 1922, telah berdiri sebuah masjid yang sangat megahbernama Masjid Raya Yusuf di ibu kota Prancis, Paris. Hingga kini, lebih dari1000 masjid berdiri di seantero Prancis, insya Allah jumlah muslim di Prancisdari waktu kewaktu akan semakin meningkat, bahkan ada yang memprediksikanperancis akan menjadi negara muslim” cahaya fajar semakin kaget mendengarpenuturanku.

“Kau tahu, kira-kira seperti apa keadaan shalat subuh di sana?”

“Hehe, jangan kau tanyakan tentang ini padaku. Karena akusendiri belum pernah merasakan shalat subuh di negara Eropa manapun, yang pastikeadaan subuh di manapun tidak akan pernah berbeda, sama dengan yang kitarasakan saat ini, hawa paginya yang segar juga udaranya yang sejuk, tapi janganharap di negara Eropa, kita akan mendengar suara murattal sebelum azan menggemadiatas menara masjid, bahkan suara azanpun tidak akan terdengar sampai keluarmasjid. Islam di Eropa masih minoritas tidak seperti di negeri kita”

“Ada satu hal yang belum kau sebutkan” tiba-tiba cahayafajar menyela pembicaraanku, aku hanya mengernyitkan kedua mataku tanda takfaham apa yang di maksudkan oleh cahaya fajar.

“Salju.. Subuh di sana pasti akan semakin indah denganhamparan salju” aku tertawa kecil mendengar penuturan cahaya fajar, sepertinyakami benar-benar telah jatuh cinta pada salju.
Matahari akan segera terbit semburat sinarnya yang menguningkemerah-kemerahan sudah berbaris gagah di ujung langit yang tak bertiang. Sudahsaatnya cahaya fajar beranjak dari tempatnya, besok pagi dia pasti akan datanglagi dengan cerita yang baru.

Pagi ini kenapa harus bercerita tentang Eropa? Lalu kabutputih, ketika ia kembali apakah akan membawa kabar tentang sosok yang selamaini ada dalam setiap puisi yang ku tulis? Hening, kali ini sunyi menggantungseperti lentera yang tak akan pernah padam. Yang ku tahu kemarin kita masihbercerita tentang bulan, dibawah langit kita yang tersenyum mengerti.

Sinarnya masih menjadi cermin yang selalu dipandang, saatkau kirimkan ucapan selamat ketika benang putih menjadi lebih terang daribenang hitam, saat bintang merah selalu berkelip tak pernah berhenti.
Tapi senja kali ini tanpamu,menyisakan resah di antara sinarjingganya yang memendam rindu, menggemuruh dalam hati membiarkanku berakhirdalam sunyi.

Kita terapit jarak, tak pernah tahu apakah takdir akanberpihak pada setiap doa yang pernah terucap, tak pernah mengerti dengancemburu yang menghadang ditepi jalan yang pernah kulalui.

Terbanglah tinggi, hari ini dan untuk seterusnya sang ratuakan selalu menantimu merinduimu  dalamsetiap lirih doa, karena saat ini kau adalah bidadari miliknya yangmenyenangkan mata juga hati.
Rindu itu benar-benar ada, selangkah kau berlalu bunga-bungakecil yang dulu kau potret, layu tenggelam dalam duka yang nyaris abadi.

Tak ada pandang pertama, tak ada lirikan mata, isyarat ituhanya terbaca dalam gerak pelepah kurma, penuh malu tersentuh oleh angin yangmerayu sore ini.

Mungkin kau juga akan melihat, di antara rinai hujan yangsebentar lagi akan kau dengar  dalamgemercik airnya yang bisa kau rasakan, dalam pelukan bunda yang dulu pernah kauceritakan, saat itu saat pelangi mulai tersenyum berseri.

Waktu subuhku selalu syahdu, setiap hari selalu banyakpelajaran yang disampaikan oleh masjid Tauhid yang sudah berusia renta, melaluijari-jari lembut embun pagi yang juga telah menyatakan cintanya pada deretanpohon-pohon kecil bunga kertas yang berwarna merah muda dan putih. Apa pun ituyang akan dikatakan oleh kabut putih, dengan atau tanpanya Allah pasti akanmemberikan yang terbaik. Karena tahun yang akan datang mungkin aku tidak akanbersama lagi dengan musim dingin, berbagi cerita tentang bidadari bergaunputih. Atau mungkin cerita itu akan berkahir sampai di sini? Allah maha tahuatas segala jalan hidup hamba-Nya.

Kampung Permai, 30/07/2013

0 komentar

Posting Komentar