We Are With You

We Are With You
The help of Allah is always near

RELEIVE GAZA'S ORPHANS

RELEIVE GAZA'S ORPHANS
Mari kita bantu saudara kita!

Karyaku

Karyaku
Ya Allah Semoga Bisa Diterbitkan

Followers

Kisah Dalam Gambar Slideshow: Rama’s trip from القاهرة, مصر to 3 cities جدة, مكة المكرمة and الزقازيق was created by TripAdvisor. See another مصر slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Selasa, 28 Mei 2013

Kembang Gula


Masih di jembatan Mustasyfa gama'ah, sepertinya senja hari ini tak seindah senja kemarin. Sinarnya memang menawan, tapi tidak semua orang sore itu bisa menikmati senyumnya. Mereka tidak peduli dengan esensi bahagia yang sebenarnya, yang mereka pikirkan hanya satu, bagai mana caranya perut yang dari tadi pagi belum terisi oleh roti, malam ini bisa terisi. Hingga tidur mereka pun nyenyak. Inilah yang menurut mereka sebenar-benarnya bahagia, mereka bisa tidur nyenyak dengan perut yang sudah kenyang meski besok mereka kembali harus berpikir bagai mana caranya untuk mendapatkan makan, mengemis dan meminta-minta akan mereka lakukan yang penting perut mereka bisa kenyang.

Ini salah satu gambaran yang aku lihat di sudut jembatan Mustasyfa gama'ah. Orangnya pun itu-itu saja, seorang ibu bercadar. Sepertinya ia masih muda terdengar dari suaranya ketika ia meminta dengan penuh harap kepada orang-orang yang lewat didepannya. Tapi sayang, ada raut jenuh dari wajah orang-orang yang lalu-lalang didepannya. Mungkin karena peminta-minta yang bercadar itu hampir sepanjang waktu duduk ditepi jembatan itu dengan anak laki-lakinya yang kepalanya terbalut oleh sorban putih. Begitu juga denganku, jika melewati jembatan itu kadang bosan bila melihat peminta-minta selalu ada di sana.

Tapi jika ibu itu tidak duduk di sana, dari mana ia bisa mendapatkan uang untuk membeli roti dan mengobati anaknya yang sedang sakit? Ibu itu hanya bisa pasrah menjadi korban keadaan yang tak berpihak padanya. Ia selalu berharap esok hari akan lebih baik dan lebih indah dari pada hari ini. Keluarganya, iya keluarganya, itu yang terpikirkan dalam benaku ketika melihat sang ibu bercadar itu tidak pernah lelah untuk menengadahkan tangannya. Apa ia tidak memiliki saudara atau kerabat yang lain yang bisa membantu memulihkan keadaannya?. Semoga suatu saat nanti jalan yang ia tempuh akan indah seperti senja sore ini.

Langkahku kembali melambat, kali ini di sisi sebelah kiri ku lihat seorang anak tertidur sambil menggenggam erat dagangannya yang sudah tidak laku. Wajahnya terlihat sangat sayu penuh pilu menghadapi getir yang tak mampu ia jalani. Siapa ayahmu? Siapa ibumu? kenapa mereka membiarkan mu sendiri mencari rizkimu. Seharusnya anak seusiamu sekarang sedang berada ditempat kursus atau bermain bola dan bermain sepeda seperti yang dilakukan anak-anak Mesir seusiamu di setiap sore.
Bukan menjajakan dagangan yang entah sudah berapa hari tidak ada yang membeli. Entah sudah berapa lama kau bawa berkeliling kembang gula yang berwarna merah muda itu. Kini bentuknya sudah tidak mengembang lagi tapi menciut, setiap saat semakin mengecil, seperti kau melihat hari-hari mu yang penuh dengan tantangan.

Siapaun yang melihat keadaanmu sekarang pasti akan merasa iba, karena anak seusiamu  saat ini seharusnya tidak bergulat dengan waktu. Kau tahu, aku pun memiliki adik yang usianya hampir sama denganmu. Ini yang membuatku begitu tergugah ketika melihatmu tertidur diatas sebuah jembatan sambil memegang dagangan kembang gulamu yang sudah tidak mengembang lagi. Ada rasa haru yang mendalam ketika melihatmu memejamkan mata dengan raut wajah yang begitu sedih. Iya, aku teringat adik-adikku yang juga harus berjuang sendiri. Aku sangat takut Allah akan marah padaku ketika membiarkan mereka harus terlunta-lunta, karena sebagai seorang kakak tentu mereka adalah tanggung jawabku.

Semoga anak itu akan tetap tersenyum ketika ia mulai terjaga kembali, karena di sekitarnya masih banyak orang-orang Mesir yang memiliki hati seperti nabi Yusuf, penyayang dan juga sangat dermawan. Juga sebijak nabi Musa, penyabar dan selalu berbagi dengan siapapun.

Ini hanya sepenggal episod dalam hidup, bekerja dan memeberi, saling berbagi nikmat walaupun itu hanya sedikit. Kita tidak tahu esok hari akan seperti apa, yang pasti Allah tidak pernah tidur, Dia Maha Melihat, Maha Bikaj Sana. Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan tidak akan pernah luput dari penglihatannya. Kita tidak bisa berevolusi menjadi malaikat, tapi cukuplah memiliki hati seperti malaikat, rela untuk berbagi dan memberi kepada siapapun yang sedang membutuhkan.

Untuk setiap orang yang memiliki hati seperti malaikat, yang selalu bekerja keras tapi tidak pernah lupa untuk menyisihkan hasil dari kerja kerasnya, semoga Allah melimpahkan rizki kalian. Yakinlah Dia akan melipat gandakan setiap apa yang telah kalian sedekahkan dan kalian berikan. Seperti yang disampaikan oleh Nabi kita; "Barang siapa bersedekah dengan sebiji tamar, kelak di hari kiamat dia akan mendapat pahala sebesar gunung yang berada di atas timbangan amalnya."

"Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan, bahkan akan bertambah, akan bertambah, dan akan bertambah."

Kampung Permai dalam balutan senja, 28/05/2013

0 komentar

Posting Komentar