We Are With You

We Are With You
The help of Allah is always near

RELEIVE GAZA'S ORPHANS

RELEIVE GAZA'S ORPHANS
Mari kita bantu saudara kita!

Karyaku

Karyaku
Ya Allah Semoga Bisa Diterbitkan

Followers

Kisah Dalam Gambar Slideshow: Rama’s trip from القاهرة, مصر to 3 cities جدة, مكة المكرمة and الزقازيق was created by TripAdvisor. See another مصر slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Jumat, 21 Maret 2014

Putri Salju #24



Putri salju, bercerita tentangmu seperti menulis sebuah surat, lalu aku mengirimnya ke sebuah negeri yang aku sendiri belum pernah melihatnya. Aku sudah siap beradu argumen dengan rindu jika setiap surat yang aku kirim tidak pernah sampai kepadamu. Yang ku tahu kau tinggal di sebuah kota kecil di negeri Almenia, di kelilingi oleh kota-kota  yang megah berdiri kokoh penuh wibawa, dinding-dinding tua itu tidak pernah menunjukan rasa lelah, meski sudah berabad-abad  mereka menjadi penopang tiang sejarah peradaban panjang negeri indah itu.

Kini tembok-tembok tua itu harus menulis sejarah baru bahwa saat ini di tanah mereka ada seorang putri yang membuat langit mereka semakin ceria. Ia menyapa siapa saja yang menatap kearahnya. Menghadiahkan senyum tulus dari raut wajah yang terhias hijab, dan jilbab itupun salah satu tanda indah yang dipakainya. Siapapun akan segera mengenalinya ketika dari jauh terlihat kain lebar itu bergerak menggelombang. Dan satu yang tak pernah ku lupa jika sosok putri itu sangat suka dengan salju. Iya, itu yang ku tahu tentangnya, ketika langit mayanya bercerita tentang mimpi dan langkahnya.

Aku ingin mendengar kembali kisah tentang kota Giessen, dan pertama kali kau menginjakan kaki di sana disambut oleh dedaunan autumn yang berguguran memberi salam. yang ku tahu kau mencintai kota kecil itu, dan sepertinya kota indah itu juga jatuh cinta padamu, terpesona pada eloknya perangaimu juga rona wajahmu yang bertabur senyum. Suatu hari jika kau berdiri di tepi sungai Lahn sampaikanlah salamku pada gerak airnya yang mengalir melewati kota-kota yang selalu kau ceritakan; Giessen, Marburg, Wetzlar kota-kota itu kini tergambar jelas dalam binar kedua mataku. Seolah-olah aku pernah berada di sana, menghabiskan setiap waktuku menunggu salju yang tak pernah turun lagi. Tapi untuk sekali ini saja katakan pada sungai yang berhulu di pegunugnan Ederkopf, bahwa akupun sangat ingin mengunjungi kota-kota yang telah kau lukiskan kecantikannya. Maaf jika aku salah menggambarkan keindahan kotamu. Ini hanya sedikit kesimpulanku yang aku sendiripun takut untuk mengungkapkannya.

Kau tahu putri salju? Dalam diam aku selalu menyimpan senyum, berusaha menahannya agar gerak hati yang bersorak riang tak membuatku larut dalam bahagia yang tak terhitung jumlahnya. Entahlah, ketika aku mencoba memaknai kata 'kita' rasa bahagia itu selalu bertambah. Menurutmu apa makna dari kata 'kita' itu? Lalu kenapa ketika aku mengejanya berulang kali aku selalu tersenyum? Kata 'kita' saat ini seperti dahan-dahan cinta yang ditancapkan dalam hati hingga hati itupun berbuah sesuai dengan gerak akal dan jiwa. Mungkin bahagia itu adalah buahnya, dan senyum adalah bunganya yang berderai turun seperti rintik hujan.

Aku sadar  bahagia itu tidak memiliki ruang, ia bisa saja lenyap sedikit demi sedikit tanpa pernah aku tahu kemana perginya.  Tapi yang aku takutkan  jika ia terus kubiarkan membesar, ia akan jatuh menimpaku karena aku sudah tak sanggup menahan bebannya. Jika sudah seperti itu mungkin aku tak akan bisa bercerita tentangmu lagi . Atau mungkin kubiarkan saja ia tumpah ruah agar aku semakin mengerti jika cinta untukku saat ini adalah sebuah fitnah atau ketidak tenangan yang terus berkelebat dalam sanubari.

Putri salju, aku masih melihatmu dari jauh, mengikat anganku agar tidak lupa untuk kembali setelah menyusuri setiap kota yang kau ceritakan di langit mayamu. Bunyi dering kecil dari radar penunjuk rindu  telah menyampaikan semua pesanmu. Dan tidak mungkin aku membohongi diriku jika saat ini aku benar-benar tenggelam dan larut dalam instrument bahagia yang aku sendiri yang dapat mendengarnya. Ya Rabb, aku berserah diri pada-Mu tentang semua ini, karena ternyata ada rindu yang tak kalah indah telah mengajariku untuk selalu mendekat pada-Mu, ada cinta yang tak pernah berhenti berdetak dalam hati yang mengingatkanku untuk selalu berdoa pada-Mu.

Putri salju, sepertinya bintang-bintang yang berayun di langit Frankfurt sudah sangat mengenalmu mereka menceritakan setiap gerakmu juga tentang janji setiamu pada jilbab yang membuatmu semakin dicintai oleh mereka. Jilbab telah membuatmu semakin dikenali dan hormati di kota yang penduduknya lebih banyak tidak mengenal tuhan. Jilbab juga yang menjagamu dan melindungimu. Mereka memuliakanmu dengan kerudung yang kau kenakan, bahkan ketika kau hendak membeli makanan, mereka mengingatkanmu dengan cinta. Sosok penjaga itu bertutur bahwa ia tidak yakin jika makanan yang kau beli itu halal untukmu. Lalu kau pun lebih memilih makanan yang lain makanan yang baik sesuai dengan pegangan seorang muslim. Ini mungkin kejutan pertama untukmu di hari yang penuh dengan kerja keras untuk menggapai mimpimu.

Dengan jilbab kau terlihat lebih anggun, itu bukan hanya aku yang mengatakannya. Para wanita di Hessen juga berpendapat seperti itu, sebenarnya mereka iri dengan busana muslimah yang kau kenakan. Tapi mereka terdiam, malu untuk menyampaikan apa yang mereka resahkan. Mereka hanya bisa menatapmu dibalik jendela rumah sambil memendam harap dan mimpi mereka.  Mungkin kau kenal dengan seorang wartawan kebangsaan Amerika, Joana Francis. Ia telah menuturkan ungkapan hatinya "Aku melihat para Muslimah seperti batu permata yang berharga, emas murni dan mutiara yang tak ternilai harganya. Alkitab juga sebenarnya mengajarkan agar kaum perempuan menjaga kesuciannya, tapi banyak kaum perempuan di Barat yang telah tertipu" seperti itu ia mengungkapkan rasa cemburunya pada seorang muslimah.

Tentang kecemburuan mereka, mungkin kau bisa menanyakannya pada Flora. Seorang muslimah Jerman yang baru kau kenal di masjid Maroko, di kota Frankfurt. Iya, mungkin kau sedikit terkejut karena di kota indah itu ternyata ada juga seorang gadis yang memilih Islam sebagai jalan hidupnya. Dan yang membuat kau terkagum-kagum, ternyata Flora yang telah menyerahkan hidupnya kepada Islam masih begitu muda, usianya hampir sama dengan usiamu. Flora mungkin kejutan keduamu di hari itu. Dan besok mungkin akan banyak hal-hal baru lagi yang akan kau temukan. Di sini aku hanya bisa membaca setiap senyummu, dari langit mayamu ketika kau menulis bahwa hari ini begitu indah. Semoga besok kau bisa menemukan Flora-Flora yang lain yang akan membuat negeri itu semakin indah penuh cahaya.

Zagazig, 21/03/2014




0 komentar

Posting Komentar