Malam yang begitu tenang, tiba-tiba terusik oleh hingar bingar hati yang berteriak sendiri. Kekurangan dan kelemahan ini begitu tergambar jelas, melukis setiap keegoisan yang selama ini diam-diam terpelihara. Sadar atau tidak, ternyata aku juga sering menyakiti mereka, menyepelekan, mengesampingkan, bahkan seringnya merasa terganggu dengan kehadiran mereka. Ya Rabb, gerakankan hatiku untuk selalu mengakui segala kesalahanku, getarkan hatiku untuk selalu mengingat-Mu dan mensucikan-Mu.
Memang tidak bisa dipungkiri, pasca peristiwa revolusi Mesir 25 Januari 2011 silam, pengangguran di Mesir semakin meningkat, bahkan sangat drastis. Dan puncaknya adalah ketika kudeta berdarah 3 Juli 2013, alur sejarah Mesir benar-benar berubah total. Investor asing yang hengkang, pemutusan diplomatik dengan Turki dan Libiya membuat ekonomi Mesir benar-benar terpuruk, hingga turun pada titik yang paling rendah.
Foto diatas hanya sedikit gambaran dari salah satu anak-anak Mesir yang menjadi korban kebobrokan pemerintah Mesir sekarang. Pemerintah kudeta yang telah membuat ekonomi Mesir hancur porak poranda. Sudahlah! Berbicara tentang kudeta berdarah di Mesir tidak akan selesai hanya dalam satu lembar kertas A 4. Malam ini aku hanya ingin mengenang mereka yang tadi siang membuat hati bergejolak, dan matapun berkaca-kaca. Entahlah, melihat anak-anak kecil harus berjuang sendiri, meminta-minta di musim dingin seperti ini rasanya begitu memilukan.
Banyak pertanyaan yang terlintas dalam benakku saat melihat mereka. Siapa orang tuanya? Kenapa membuat mereka terlantung-lantung di jalanan? Kenapa harus mengorbankan masa depan anak yang masih belum mengerti tentang kehidupan? Dan masih banyak lagi kenapa, kenapa dan kenapa!
Sekilas ketika memperhatikan mereka, aku jadi teringat pada ayat Al-qur'an yang menceritakan tentang kepribadian Rasulullah. “Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang”. (QS. 93: 9) Ayat ini berisi anjuran dari Allah kepada Rasul-Nya untuk menyantuni dan tidak menzalimi anak yatim. Berbuat baik kepada mereka menjadi prioritas untuk mensyukuri nikmat Allah.
Terlebih bagi Rasulullah saw sangat terasa, bagaimana beliau menjadi anak yatim tapi dicintai dan dimuliakan oleh orang-orang sekelilingnya. Tak heran jika dalam berbagai kesempatan beliau sering mengatakan “Aku dan pengafil anak yatim seperti dua jari ini. Beliau menunjuk jari tengah dan jari telunjuk beliau. Az-Zajjaj memberikan penakwilan lain, yaitu ini sekaligus larangan untuk menzhalimi anak yatim dengan berbagai cara. Di antaranya memakan harta anak yatim yang diwarisi dari orang tuanya. Maka jangan berlaku zhalim terhadap hartanya, demikian pesan itu. Seperti inilah yang disampaikan oleh Dr. Saiful Bahri Ma, ketika beliau mentadaburi surat Ad-dhuha ayat kesembilan ini.
Lalu di ayat ke sepuluh Allah juga berfirman: “Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya”. (QS. 93: 10). Jika ada orang yang meminta maka sebaiknya kita memberinya sesuatu yang membuatnya berbahagia atau setidaknya menghilangkan sedikit bebannya. Jika seandainya kita belum mampu atau tidak memberinya apapun maka sebaiknya kata-kata yang baiklah yang kita berikan kepadanya. Allah berfirman dalam ayat lain, “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun” (QS. 2: 263)
Ini hanya sedikit tentang kegelisahan malam ini, semoga besok bisa lebih baik dengan saling berbagi dan saling menyayangi. Saling peduli dengan keadaan saudara kita yang membutuhkan. Ya Rab, jadikan kami orang yang bisa menghapus air mata orang-orang miskin dan para anak yatim. Aamiin ya Rab..
Zagazig, 17/12/2013. Diakhir malam, menjelang tidur…
0 komentar
Posting Komentar