Bagian {1}
Memory Hari-hariku yang Terikat Rindu, Cairo 2006
*****************************************Memory Hari-hariku yang Terikat Rindu, Cairo 2006
Cintaku hanya untukmu
Rinduku hanya padamu
Engkaulah satu kekasihku
Yang selalu menyinari hatiku
Siang dan malam ku puja dirimu
Hanya satu nama dalam qolbuku
Terukir indah penuh rindu
Namun aku tak tahu
Apakah engkau terima cintaku
Kekasihmu yang selalu merindukanmu
=====================================
Raut wajah tertunduk sedih
Tampak didepan cermin yang tak putih
Gejolak hati semakin panas mendidih
Aku hanya bisa menahan dan merintih
Esok akan kuhadapi masalah yang tumpah tindih
Dalam hati kubertanya lirih
Haruskah kubiarkan menghilang bagai buih
Atau kusembunyikan dengan rapih
Jiwa menangis bertambah pedih
Teringat dia yang tak bisa memilih
Memenjarakan aku dalam ruang sempit dan pipih
Namun hati berkata “pasti bisa kuraih”
Pertolongan dari yang maha kasih.
Bawabah II ‘Asyir Cairo, 09/09/06
==============================
==============================
Aku hanya diam dan pasrah
Terhimpit susah dan gundah
Kemarin aku resah
Menanti esok yang tak bisa ku jamah
Rasa itu punah
Seiring aku melangkah
Dengan senyum diwajah
Ku menuju Isma’iliyah
Hari ini indah terlihat cinta disegala arah
Walau rindu selalu membuncah
Kini surut di Isma’iliyah
Isma’iliyah 23/03/2007
=============================
Hati terbalut rindu
Jiwa terantai seakan layu
Tubuh bergetar kian sendu
Menatap kosong bayang semu
Lari, lari, lari kakiku…
Bunga impian hilang didepanku
Tak bisa kuraih semua terbang bagai debu
Terasing ditengah gurun pasir tandus termangu
Aku diam membisu
Tak terucap kata dari lidahku
Hanya malu menutup wajahku
Kemana kulangkahkan kakiku
Bawabah III, ‘Asyir Cairo, 21/09/2006
============================
Kemarin aku memikirkanmu
Sendiri dalam lamunan yang membelenggu
Andai engkau tahu
Aku disini selalu merindukanmu
Kertas, pena, kembali disisiku
Menjadi teman untuk mengisi waktu
Dikala aku sedang rindu
Disitulah puisi akan tercipta untukmu
Apakah itu kamu?
Ilusi yang selalu hadir dimataku
Membentuk bayang yang semu
Mengikat aku dalam sendu.
Bawabah III ‘Asyir Cairo, 29/011/ 2006
================================
Hari ini semu
tiada senyumu menemaniku
Hanya sepi yang selalu mengikutiku
Membawa rindu yang menggebu
Resah dan gelisah kini menyatu
Menghimpit tubuh yang sendu
Tertusuk kata yang menderu
Hanya sedih dan sunyi yang hadir selalu
Hadirmu selalu kutunggu
Ucapkan kata yang syahdu
Biarkan dunia tahu
Engkaulah bidadariku
Bawabah III ‘Asyir Cairo, 025/011/2006
==============================
Kepenatan itu sejenak hancur
Bosan jenuh semua melebur
Canda dan tawa sekilas menghibur
Terbawa arus ketika ku di Asfour
Angin sepoy datang menegur
Menyapa hati yang tak terukur
Hilangkan rindu yang telah membaur
Terbawa arus ketika ku di Asfour
Tengadah tangan hati bersyukur
Berharap bahagia akan terus mengucur
Masa lalu biarlah terkubur
Hari ini biarlah untuk tadabur
Bawabah III ‘Asyir Cairo, 030/011/06
==============================
Kesedihan akan jauh darimu
Merantai tubuh membelenggu
Akankah engkau menerima pintaku?
Namun aku yakin engkau tak bisu
Cinta berkobar
Bagai api yang membakar
Mungkinkah dapat kau sambar?
Namun aku yakin engkau mendengar
Keinginan untuk cepat bertemu
Semakin hari menumpuk menjadi rindu
Namun apa yang dapat kupersembahkan untukmu
Apakah cukup hanya cinta dihatiku
Bawabah III 'Asyir, Cairo 07/09/2006
=============================
Teman kenganan itu tak akan hilang
Terikat erat, kuat bagai batu karang
Namun kenapa hati ini bimbang?
Melihat masa lalu yang tak akan pernah datang
Teman, aku tau waktu tak akan bisa terulang
Rasa ini, kenapa baru terbayang?
Kini jarak kuat membentang
Aku hanya bisa diam dengan hati yang malang
Teman, aku ingin kau tahu, aku selalu sayang
Rinduku selalu terlentang
Menembus malam dan siang
Pemicu jiwa untuk selalu berjuang
Teman, doamu jadikan aku seperti sekarang
Tegak berdiri tak mudah tumbang
Maafkan aku yang selalu kurang
Memberimu kasih sayang
Zagazig, 11/04/2006
===================================
Derap laju kereta api membuatku bergetar
Terperanjat hai melihat sosok yang samar
Jelas, hatiku kini telah terdampar
Terikat rindu yang semakin mengakar
Pesona jilbab semakin membuat bersinar
Terlihat wajah putih bagai melati yang mekar
Senyum merekah bagai bunga mawar
Bidadari? ataukah aku yang berada dialam bawah sadar
Aku hanya tertunduk dengan hati gusar
Menutup mata dari pandangan kasar
Hawa nafsu yang tertawa liar
Mengiris hati dan mencakar
Keindahan dunia luas terhampar
Namun jilatan api akan tetap membakar
Zagazig, 12/04/2007
(dirumah Cafetaria yang sekarang ditempati oleh orang Malaysia)
============================================
Bidadariku menungguku
Dalam ruang lingkup yang tak menentu
Siapa dia, aku pun tak tahu
Siapa aku, dia pun tak tah
Waktu yang akan menjadi sang penyatu
Dengan rindu yang selalu dihatiku
Menjadi teman setia dalam pengharapanku
Mengharap kepada sang pencipta bidadariku
Bidadariku menungguku
Berharap cemas penuh rindu
Tak usah ragu dengan janji rab mu
Pasti akan terjadi pertemuan itu
Zagazig, 24/04/2007
==============================
Semua hilang, aku pun terbuang
Hati kini bimbang
Melihat teman tak lagi sayang
Angan kadang Terbang
Menyapa waktu yang tak terbilang
Teman yang aku sayang tak bisa kujelang
Panjang jarak membentang
Pisahkan Hati jauh merenggang
Siang malam selalu berselang
Namun rindu tak pernah berkurang
Zagazig, 25/04/2007
==============================
Tergamak hati penuh tanda tanya
Berusaha menutup diri dengan kata
Walau mulut terus berbicara
Tapi tak akan pernah terbuka
Engkau bukan kekasihku
Tapi mengapa tetap kupuja dirimu
Engkau bukan pelita dalam hatiku
Tapi aku tetap Merinduimu
Jarak bukanlah suatu penghalang
Untuk pupuskan cinta yang sudah mengeras-
bagai batu karang
Semakin hari semakin berkembang
Tak pernah berkurang
Walau kerap kali kucuba membuang
Engkau bukan kekasihku
Engkau bukan pelita hatiku
Tapi mengapa engkau tetap memuja dirimu
Aku tetap Merinduimu
Zagazig, 18/06/2007
==============================
Benci dan cinta merasuk dijiwa
Hati menunggu penuh rindu dan merana
Sepi, kini telah melilit tubuh yang lara
Aku terengah dengan cinta yang tak nyata
Disana aku pernah merasa
Dirantai rindu terhimpit cinta
Terbelit hampa terkurung asa
Namun bahagia selalu menyapa
Hari ini aku berkata
Tak akan berharap dan meminta
Tapi entah esok atau lusa
Apakah aku bisa berhenti untuk memuja
Bukan dusta atau sandiwara
Tapi inilah kata sang pujangga
Walau waktu dan jarak tak bisa dikira
Tapi cinta ini akan tetap ada
Zagazig, Mau'af, 12/07/2007
==============================
Walau mulut tak bisa berkata
Namun hati ini merasa
Tergamak cinta
Yang selama ini menyiksa
Rindu ini kian mendera
Menghantam jiwa selipkan luka
Siapa yang aku rindu sebenarnya
Mulut memang selalu berdusta
Menolak rasa yang selama ini ada
Tapi hati tak bisa berdusta
Kalau diri ini sedang dirantai cinta
Zagazig, Mau'af, 22/07/2007
==============================
Tak ada kata yang tak bisa menusuk jiwa
Tak rindu kalau bukan karena cinta
Gerak gerik akan menjadi sebuah petanda
walau mulut tak bersapa
Dalam nestapa aku berkarya
Mengukir kata diatas luka
Menanti cinta yang tak pernah ada
Zagazig, Mau'af, 23/07/2007
==============================
(curahan hati yang bikin malu! hihi)
Biarkan aku mencintaimu
Walau kau tak mencintaiku
Setetes harapan ada disenyumu
Menjadi sukma pendorong diriku
Ketika matahari mulai terbenam
Aku takut bertemu malam
Malam yang akan mengambil bayangmu-
yang selalu kugenggam
Tapi, ternyata malam tidak begitu seram
Malah ia menjadi teman ketika mataku tak bisa terpejam
Ketika bayangmu mulai suram
Malam datang dengan bulan yang meniupkan cahaya,
menerangi bayangmu yang mulai padam
Biarkan aku mencintaimu meskipun aku akan tenggelam
terperosok dalam lubang rindu yang tiada bertepi, dalam...
dan hitam..
Zagazig, Mau'af, 02/08/2007
==============================
Puisi ini mungkin akan hilang
Ditelan masa yang tak akan meregang
Namun rasa yang sudah tertuang
Tak akan pernah terbuang
Karya hati akan selalu datang
Dari rasa cinta yang tak pernah berkurang
Buah rindu yang menebarkan wangi disegala ruang
Ciptakan kata indah dihati yang bimbang
Gundah gulana kini selalu kupegang
Mengikat angan yang tak bisa kembali terbang
Padahal aku ingin seperti bintang
selalu menyinarimu dengan cahayanya yang terang
Syarqiyyah Mubasyar, Nudzum, Zagazig, 05/08/2007
========================================
Kepedulian, sebuah kata yang tabu
Kesadaran itu pun semu
Kepedulian hanya sebuah omongan belaka
Tanpa ada realita
Ketika kau melihat
Kau hanya diam, acuh, seperti orang buta yang cacat
Ketika orang lain merasa
Kau mati rasa
Berpangku tangan dan tertawa
Kau bunuh hatimu dengan kenikmatan
Menutup mata, dan mengubur dalam kesadaran.
Menghilangkan kepedulian
Sungguh kasihan, kau bangga dengan apa yang kau lakukan
Padahal tak ubahnya kau seperti puntung-puntung rokok-
yang berserakan
Seperti tumpukan sampah yang mulai basah, dengan ribuan belatung
yang mulai keluar untuk meraih kemerdekaan
Bukan, bukan pujian yang diharapkan
tapi sebuah aplikasi yang nayata itulah yang diinginkan
Mau'af, Zagazig, 08/08/2007
===========================================
Parade sejarah
Terangkai dari titik-titik sebuah kisah
Mengalir deras laksana air bah
Bukit, gunung semuanya tak bisa mencegah
Parade sejarah
Tak akan pernah pupus dan musnah
Hari ini ada pertumpahan darah
Tapi esok pasti kan datang hari yang indah
Sang waktu tak akan pernah kalah
Saksi tunggal ukiran sejarah
Parade sejarah
kini meringkuk lemah
Menangis rentan tertindih Zaman yang parah
Zaman tanpa seorang pahlawan yang gagah
Mau'af, Zagazig, 09/08/2007
===================================
Ukiran sebuah kata
Terangkai indah penuh dengan cinta
Dengan rindu membara
Ku ungkap sebuah makna
Tapi nalar tetap tak bisa meraba
Tertutup tebal hitamnya mega
Hanya naluri yang bisa merasa
Ketika jiwa dilanda asmara
Dalam gelap kumenanti cahaya
Dalam sedih kumenanti bahagia
Hanya kasih sayang yang bisa membuka
Kunci rapat makna sebuah cinta
Mau'af, Zagazig, 011/08/2007
================================
Langkah gontai sang perwira
Memegang erat lusuhnya bendera
Mata terpejam menahan luka
Tiga buah peluru bersarang didada
Bukan nyeri itu yang menyiksa
Atau darah yang mengucur diatas luka yang menganga
Kulihat anak bangsa
Diam seperti terpenjara
Tak ada daya terantai belenggu baja
Ini yang membuat mundur sang perwira
Menangis darah untuk ucapkan merdeka
Namun pengorbanan terasa sia-sia
Ketika generasi bangsaku tak bisa berkarya
Pertiwi kini merana
Menanti pahlawan dalam gelap gulita
Mau'af, Zagazig, 012/08/2007
===================================
Bayanganku menghilang dalam terang
Tertelan masa yang semakin garang
Tidak, aku harus tenang
Walau semua tidak seperti yang aku kenang
Jalanku semakin bercabang
Was-was hati kian menyerang
Apakah aku akan menang?
Melawan arus Zaman yang semakin menantang
Tidak, aku harus tenang
Jalanku akan tetap kupegang
Niat itu tak akan pernah hilang
Walau matahari semakin dekat memanggang
Pasti hari itu akan datang
Mau'af, Zagazig, 016/08/2007
=======================================
"Adik Kecilku"
Aku kehilangan adik kecilku
Penuh canda penghibur hati ketika layu
Pemberi cahaya ketika mendung menghampiriku
Jarak terbentang menghalangiku
Menyulam tirai berbenang rindu
Aku terapung diatas waktu
Terbelenggu kenangan masa lalu
Adik kecilku, kutunggu hadirmu dalam mimpiku
Dengarkan cerita resah hatiku
Mau'af, Zagazig, 09/09/2007
=================================
Wangi kangen indah masa lalu
Akan terus terputar ulang dalam memory kangenku
Kakaku...
Adik kan selalu bersamamu
Walau laut luas terbentang
Walau laut luas terbentang
Walau gunung tinggi menghadang
Kakaku...
kutunggu kasihmu dalam mimpiku
(puisi dari adik kecilku)
Mau'af, Zagazig, 09/09/2007
==================================
Sayup jauh diatas jaring kehidupan
Suara itu tetap membuat aku resah
Rindu dan benci bersatu dalam relung hati yang sempit,
Sakit, aku meraung sendiri dalam sepi
Tapi suara itu tetap tak peduli
Acuh, menoreh luka tinggalkan sakit yang tak bertepi
Aku tinggalkan, pasti kutinggalkan
Walau entah kapan aku bisa meninggalkannya
Mungkin sekarang, besok atau lusa
Atau sama sekali aku tak bisa meninggalkannya
Suara itu tetap ada dibelakangku
Menjelma bagai bagai bayang yang tertutup cahaya
Samar, terbawa angin gurun Afrika
Aku pasrah terlilit rindu hitam itu
Menunggu burung gagak, memakan kecil-kecil
daging tubuhku
Sampai akhirnya hancur!
Terbang bercampur debu.
(Awal Ramadhan)
Mau'af, Zagazig, 013/09/2007
=======================================
Gempita fajar membawa wangi, harum bunga yang mekar
Hari bahagia, Terlihat Ceria diseluruh penjuru dunia
Ramadhan Kariiim...
Aku menyambutmu dengan tetesan Air mata
Bukan aku sedih dengan kedatanganmu
Tapi rindu akan kedatanganmu yang membuat ari mata ini-
mengalir diatas kedua pipiku
(Ramadhan Kedua Di Mesir)
Mau'af, Zagazig, 013/09/2007
==============================
Kesedihan akan jauh darimu
Merantai tubuh membelenggu
Akankah engkau menerima pintaku?
Namun aku yakin engkau tak bisu
Cinta berkobar
Bagai api yang membakar
Mungkinkah dapat kau sambar?
Namun aku yakin engkau mendengar
Keinginan untuk cepat bertemu
Semakin hari menumpuk menjadi rindu
Namun apa yang dapat kupersembahkan untukmu
Apakah cukup hanya cinta dihatiku
Bawabah III 'Asyir, Cairo 07/09/2006
=============================
Teman kenganan itu tak akan hilang
Terikat erat, kuat bagai batu karang
Namun kenapa hati ini bimbang?
Melihat masa lalu yang tak akan pernah datang
Teman, aku tau waktu tak akan bisa terulang
Rasa ini, kenapa baru terbayang?
Kini jarak kuat membentang
Aku hanya bisa diam dengan hati yang malang
Teman, aku ingin kau tahu, aku selalu sayang
Rinduku selalu terlentang
Menembus malam dan siang
Pemicu jiwa untuk selalu berjuang
Teman, doamu jadikan aku seperti sekarang
Tegak berdiri tak mudah tumbang
Maafkan aku yang selalu kurang
Memberimu kasih sayang
Zagazig, 11/04/2006
===================================
Derap laju kereta api membuatku bergetar
Terperanjat hai melihat sosok yang samar
Jelas, hatiku kini telah terdampar
Terikat rindu yang semakin mengakar
Pesona jilbab semakin membuat bersinar
Terlihat wajah putih bagai melati yang mekar
Senyum merekah bagai bunga mawar
Bidadari? ataukah aku yang berada dialam bawah sadar
Aku hanya tertunduk dengan hati gusar
Menutup mata dari pandangan kasar
Hawa nafsu yang tertawa liar
Mengiris hati dan mencakar
Keindahan dunia luas terhampar
Namun jilatan api akan tetap membakar
Zagazig, 12/04/2007
(dirumah Cafetaria yang sekarang ditempati oleh orang Malaysia)
============================================
Bidadariku menungguku
Dalam ruang lingkup yang tak menentu
Siapa dia, aku pun tak tahu
Siapa aku, dia pun tak tah
Waktu yang akan menjadi sang penyatu
Dengan rindu yang selalu dihatiku
Menjadi teman setia dalam pengharapanku
Mengharap kepada sang pencipta bidadariku
Bidadariku menungguku
Berharap cemas penuh rindu
Tak usah ragu dengan janji rab mu
Pasti akan terjadi pertemuan itu
Zagazig, 24/04/2007
==============================
Semua hilang, aku pun terbuang
Hati kini bimbang
Melihat teman tak lagi sayang
Angan kadang Terbang
Menyapa waktu yang tak terbilang
Teman yang aku sayang tak bisa kujelang
Panjang jarak membentang
Pisahkan Hati jauh merenggang
Siang malam selalu berselang
Namun rindu tak pernah berkurang
Zagazig, 25/04/2007
==============================
Tergamak hati penuh tanda tanya
Berusaha menutup diri dengan kata
Walau mulut terus berbicara
Tapi tak akan pernah terbuka
Engkau bukan kekasihku
Tapi mengapa tetap kupuja dirimu
Engkau bukan pelita dalam hatiku
Tapi aku tetap Merinduimu
Jarak bukanlah suatu penghalang
Untuk pupuskan cinta yang sudah mengeras-
bagai batu karang
Semakin hari semakin berkembang
Tak pernah berkurang
Walau kerap kali kucuba membuang
Engkau bukan kekasihku
Engkau bukan pelita hatiku
Tapi mengapa engkau tetap memuja dirimu
Aku tetap Merinduimu
Zagazig, 18/06/2007
==============================
Benci dan cinta merasuk dijiwa
Hati menunggu penuh rindu dan merana
Sepi, kini telah melilit tubuh yang lara
Aku terengah dengan cinta yang tak nyata
Disana aku pernah merasa
Dirantai rindu terhimpit cinta
Terbelit hampa terkurung asa
Namun bahagia selalu menyapa
Hari ini aku berkata
Tak akan berharap dan meminta
Tapi entah esok atau lusa
Apakah aku bisa berhenti untuk memuja
Bukan dusta atau sandiwara
Tapi inilah kata sang pujangga
Walau waktu dan jarak tak bisa dikira
Tapi cinta ini akan tetap ada
Zagazig, Mau'af, 12/07/2007
==============================
Walau mulut tak bisa berkata
Namun hati ini merasa
Tergamak cinta
Yang selama ini menyiksa
Rindu ini kian mendera
Menghantam jiwa selipkan luka
Siapa yang aku rindu sebenarnya
Mulut memang selalu berdusta
Menolak rasa yang selama ini ada
Tapi hati tak bisa berdusta
Kalau diri ini sedang dirantai cinta
Zagazig, Mau'af, 22/07/2007
==============================
Tak ada kata yang tak bisa menusuk jiwa
Tak rindu kalau bukan karena cinta
Gerak gerik akan menjadi sebuah petanda
walau mulut tak bersapa
Dalam nestapa aku berkarya
Mengukir kata diatas luka
Menanti cinta yang tak pernah ada
Zagazig, Mau'af, 23/07/2007
==============================
(curahan hati yang bikin malu! hihi)
Biarkan aku mencintaimu
Walau kau tak mencintaiku
Setetes harapan ada disenyumu
Menjadi sukma pendorong diriku
Ketika matahari mulai terbenam
Aku takut bertemu malam
Malam yang akan mengambil bayangmu-
yang selalu kugenggam
Tapi, ternyata malam tidak begitu seram
Malah ia menjadi teman ketika mataku tak bisa terpejam
Ketika bayangmu mulai suram
Malam datang dengan bulan yang meniupkan cahaya,
menerangi bayangmu yang mulai padam
Biarkan aku mencintaimu meskipun aku akan tenggelam
terperosok dalam lubang rindu yang tiada bertepi, dalam...
dan hitam..
Zagazig, Mau'af, 02/08/2007
==============================
Puisi ini mungkin akan hilang
Ditelan masa yang tak akan meregang
Namun rasa yang sudah tertuang
Tak akan pernah terbuang
Karya hati akan selalu datang
Dari rasa cinta yang tak pernah berkurang
Buah rindu yang menebarkan wangi disegala ruang
Ciptakan kata indah dihati yang bimbang
Gundah gulana kini selalu kupegang
Mengikat angan yang tak bisa kembali terbang
Padahal aku ingin seperti bintang
selalu menyinarimu dengan cahayanya yang terang
Syarqiyyah Mubasyar, Nudzum, Zagazig, 05/08/2007
========================================
Kepedulian, sebuah kata yang tabu
Kesadaran itu pun semu
Kepedulian hanya sebuah omongan belaka
Tanpa ada realita
Ketika kau melihat
Kau hanya diam, acuh, seperti orang buta yang cacat
Ketika orang lain merasa
Kau mati rasa
Berpangku tangan dan tertawa
Kau bunuh hatimu dengan kenikmatan
Menutup mata, dan mengubur dalam kesadaran.
Menghilangkan kepedulian
Sungguh kasihan, kau bangga dengan apa yang kau lakukan
Padahal tak ubahnya kau seperti puntung-puntung rokok-
yang berserakan
Seperti tumpukan sampah yang mulai basah, dengan ribuan belatung
yang mulai keluar untuk meraih kemerdekaan
Bukan, bukan pujian yang diharapkan
tapi sebuah aplikasi yang nayata itulah yang diinginkan
Mau'af, Zagazig, 08/08/2007
===========================================
Parade sejarah
Terangkai dari titik-titik sebuah kisah
Mengalir deras laksana air bah
Bukit, gunung semuanya tak bisa mencegah
Parade sejarah
Tak akan pernah pupus dan musnah
Hari ini ada pertumpahan darah
Tapi esok pasti kan datang hari yang indah
Sang waktu tak akan pernah kalah
Saksi tunggal ukiran sejarah
Parade sejarah
kini meringkuk lemah
Menangis rentan tertindih Zaman yang parah
Zaman tanpa seorang pahlawan yang gagah
Mau'af, Zagazig, 09/08/2007
===================================
Ukiran sebuah kata
Terangkai indah penuh dengan cinta
Dengan rindu membara
Ku ungkap sebuah makna
Tapi nalar tetap tak bisa meraba
Tertutup tebal hitamnya mega
Hanya naluri yang bisa merasa
Ketika jiwa dilanda asmara
Dalam gelap kumenanti cahaya
Dalam sedih kumenanti bahagia
Hanya kasih sayang yang bisa membuka
Kunci rapat makna sebuah cinta
Mau'af, Zagazig, 011/08/2007
================================
Langkah gontai sang perwira
Memegang erat lusuhnya bendera
Mata terpejam menahan luka
Tiga buah peluru bersarang didada
Bukan nyeri itu yang menyiksa
Atau darah yang mengucur diatas luka yang menganga
Kulihat anak bangsa
Diam seperti terpenjara
Tak ada daya terantai belenggu baja
Ini yang membuat mundur sang perwira
Menangis darah untuk ucapkan merdeka
Namun pengorbanan terasa sia-sia
Ketika generasi bangsaku tak bisa berkarya
Pertiwi kini merana
Menanti pahlawan dalam gelap gulita
Mau'af, Zagazig, 012/08/2007
===================================
Bayanganku menghilang dalam terang
Tertelan masa yang semakin garang
Tidak, aku harus tenang
Walau semua tidak seperti yang aku kenang
Jalanku semakin bercabang
Was-was hati kian menyerang
Apakah aku akan menang?
Melawan arus Zaman yang semakin menantang
Tidak, aku harus tenang
Jalanku akan tetap kupegang
Niat itu tak akan pernah hilang
Walau matahari semakin dekat memanggang
Pasti hari itu akan datang
Mau'af, Zagazig, 016/08/2007
=======================================
"Adik Kecilku"
Aku kehilangan adik kecilku
Penuh canda penghibur hati ketika layu
Pemberi cahaya ketika mendung menghampiriku
Jarak terbentang menghalangiku
Menyulam tirai berbenang rindu
Aku terapung diatas waktu
Terbelenggu kenangan masa lalu
Adik kecilku, kutunggu hadirmu dalam mimpiku
Dengarkan cerita resah hatiku
Mau'af, Zagazig, 09/09/2007
=================================
Wangi kangen indah masa lalu
Akan terus terputar ulang dalam memory kangenku
Kakaku...
Adik kan selalu bersamamu
Walau laut luas terbentang
Walau laut luas terbentang
Walau gunung tinggi menghadang
Kakaku...
kutunggu kasihmu dalam mimpiku
(puisi dari adik kecilku)
Mau'af, Zagazig, 09/09/2007
==================================
Sayup jauh diatas jaring kehidupan
Suara itu tetap membuat aku resah
Rindu dan benci bersatu dalam relung hati yang sempit,
Sakit, aku meraung sendiri dalam sepi
Tapi suara itu tetap tak peduli
Acuh, menoreh luka tinggalkan sakit yang tak bertepi
Aku tinggalkan, pasti kutinggalkan
Walau entah kapan aku bisa meninggalkannya
Mungkin sekarang, besok atau lusa
Atau sama sekali aku tak bisa meninggalkannya
Suara itu tetap ada dibelakangku
Menjelma bagai bagai bayang yang tertutup cahaya
Samar, terbawa angin gurun Afrika
Aku pasrah terlilit rindu hitam itu
Menunggu burung gagak, memakan kecil-kecil
daging tubuhku
Sampai akhirnya hancur!
Terbang bercampur debu.
(Awal Ramadhan)
Mau'af, Zagazig, 013/09/2007
=======================================
Gempita fajar membawa wangi, harum bunga yang mekar
Hari bahagia, Terlihat Ceria diseluruh penjuru dunia
Ramadhan Kariiim...
Aku menyambutmu dengan tetesan Air mata
Bukan aku sedih dengan kedatanganmu
Tapi rindu akan kedatanganmu yang membuat ari mata ini-
mengalir diatas kedua pipiku
(Ramadhan Kedua Di Mesir)
Mau'af, Zagazig, 013/09/2007
0 komentar
Posting Komentar