We Are With You

We Are With You
The help of Allah is always near

RELEIVE GAZA'S ORPHANS

RELEIVE GAZA'S ORPHANS
Mari kita bantu saudara kita!

Karyaku

Karyaku
Ya Allah Semoga Bisa Diterbitkan

Followers

Kisah Dalam Gambar Slideshow: Rama’s trip from القاهرة, مصر to 3 cities جدة, مكة المكرمة and الزقازيق was created by TripAdvisor. See another مصر slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Senin, 01 April 2013

Satu Dasawarsa DPD PPMI Zagazig



Satu dasawarsa telah kita lewati, banyak sekali kenangan yang tak bisa dilupakan begitu saja, ukhwah dan persaudaraan terasa begitu kental ketika mereka masih berada ditengah-tengah kita. Cerita itu tidak akan pernah hilang, tentang kita yang telah melukis sejarah bersama. Ini hanya sepenggal kisah kecil yang saya petik dari setiap jerih yang pernah kalian toreh di DPD PPMI Zagazig..
Berikut beberapa profil ketua DPD PPMI Zagazig dari proide ke proide yang berhasil saya rangkum dari berbagai sumber yang ada. Di mulai dari tahun 2002 sampai proide sekarang:

1. Ustazd Saifur Rahman, priode 2002-2003

Mantan ketua DPD PPMI Zagazig kelahiran kota Bandung ini adalah lulusan universitas Al-azhar Zagazig jurusan tafsir. Maqor yang waktu itu posisinya masih di mahattah tepatnya di depan Umar Afandy berada di lantai 9 sering kali dihadapkan dengan bawwab (penjaga pintu gerbang) yang tidak bersahabat. Hingga akhirnya maqar itu harus pindah ke imarah mamah Kautsar pada tahun 2005 . Alasan pindahnya karena masalah classic harga maqar yang tiba-tiba naik, dan bawwab yang sering marah-marah ketika teman-teman Masizig waktu itu terlalu sering menggunakan lift. Masizig yang mendominasi pada waktu itu adalah teman-teman dari Padang dan Sulawesi.

(priode 2003-2004 tidak diketahui)

2. Ustadz Deni Mardiana, priode 2004-2005


Beliau adalah mantan ketua DPD PPMI Zagazig kelahiran Garut 1 Januari 1984, lulusan fakultas hadits Al-azhar Zagazig 2007. Di masa beliau lah pertama kali DPD mendapatkan jatah Temus. Sentral kegiatan pada priode ini masih berpusat di maqar yang lama di depan Umar Afandy, dengan anggota DPD mahasiswa yang bermukim di Zagazig dan Tafahna. Selain terkenal humoris, mantan ketu DPD yang juga alumni pondok pesantren persis 76 Tarogong Garut ini, adalah sosok yang energik dan aktif dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh DPD meski beliau sudah turun dari jabatannya.



3. Ustadz Saud Alba bin Radinas, periode 2005-2006
 


Beliau adalah mantan ketua DPD PPMI Zagazig berdarah Minang dan berdomisili di Riau, lahir pada tanggal 6 oktober 1984. Pada masa periode beliau lah maqor berpindah ke daerah As-salam tepatnya di imarah mamah Al-Kautsar lantai 4. Di karenakan pada tahun 2005 komunitas mahasiswa Indonesaia di As-salam sedang di puncak kejayaannya, maka dipilihlah kawasan “Mansyiatu Salam” sebagai pusat kegiatan mahasiswa Indonesia. Pada masa beliau kegiatan yang terlihat aktif adalah rutinitas kajian mingguan, waktu itu karena sebagian anggota DPD bermukim di Tafahna Al-Asyraf  maka rutinitas mingguan itupun selalu berpindah tempat, Zagazig dan Tafahna. Di tahun ini juga cikal bakal kajian diskusi di tubuh Masizig mulai bermunculan, seperti kajian diskusi AL-Mujaddid yang dipelopori oleh ustazd Andri EL-Jihadi. Pada masa beliau juga ada salah satu kegiatan yang tak pernah dilupakan sampai sekarang, yaitu program “Dakwah Serantau” kerja sama antara mahasiswa Indonesia, Malaysia dan Thailand. Bang Alba, panggilan akrabnya, adalah alumni universitas  Al-azhar Zagazig fakultas hadits lulus pada tahun 2007. Sekarang beliau menjadi ketua ikatan da’i Indonesia IKADI kecamatan Minas kabupaten Siak, provinsi Riau.



1  4. Ustazd Zenal Satiawan, periode 2006-20007 

    Mantan ketua DPD kelahiran Bandung 15 Mei 1982 ini adalah lulusan Al-azhar Zagazig fakultas Tafsir, semenjak di Indonesia beliau terkenal dengan sosok aktivis. Hingga sampai di sinipun beliau selalu aktif disetiap kegiatan dan organisasi. Pada masa beliau maqar masih berada di imarah mamah Al-Kautsar, dan kajian mingguan masih menjadi rutinitas yang tak pernah ditinggalkan walaupun kawan-kawan harus menempuh rute ke Tafahna. Setelah lepas dari jabatan ketua DPD, beliau masih aktif di organasasi Persis Kairo, menjabat sekretaris Persis cabang Kairo tahun 2007 s/d 2008. Dan ditahun 2008 beliau menjadi utusan untuk mengikuti kongres international Al-Quds di Istanbul, Turki. Sepulangnya dari Turki, beliau sempat mempresentasikan ilmunya dihadapan Masizig tepatnya pada tanggal 31 Maret 2008 di maqar almarhumah mamah Kautsar. Setelah pulang ke Indonesiapun beliau mendirikan organisasi yang bertujuan untuk memperkenalkan lebih jauh tentang AL-quds dan Palestina. Sekarang beliau direktur pusat PALQI (Pusat Al-Quds Indonesia) yang beralamat di:  Jln. Mars Selatan X Blok P 65 No. 12 Komp. Margahayu Raya Bandung- Jawa Barat Telp(022) 7538077/ 081220803987.

5. Ustadz Ahsanur Ahmad, periode 2007-2008
 

   Beliau adalah mantan ketua DPD kelahiran Gowa Sulawesi Selatan, lulusan Al-Azhar Zagazig fakultas Tafsir. Mantan ketua DPD yang dilahirkan pada tanggal 19 Oktober 1985 ini menikah dengan mantan ketua Wihdah dan sekarang sudah dikaruniai dua orang putri. Pada masa beliau kegiatan ditubuh DPD semakin ramai dengan adanya gebrakan baru di tubuh departemen keilmuan dan intelektual yang waktu itu di koordinatori oleh ustadz Egy Sofyan. Dengan adanya kajian madrasah dinamika mahasiswa di Zagazig semakin hidup, setiap Masizig di wajibkan untuk mengikuti salah satu kajian itu, sesuai dengan fakultasnya masing-masing, madrasah tafsir, madrasah hadits, madrasah aqidah  dan madrasah lughah. Pada masa beliau ada tambahan seksi kepengurusan yang belum pernah ada pada masa-masa sebelumnya, yaitu tim DKKM (Dewan Keamanan dan Ketertiban Mahasiswa) yang beranggotakan ustadz Saif Ramadhan Hasan Bashri dan ustadz Yana Heriana. Bukan itu saja pada masa beliau juga ada program yang bekerja sama dengan Malaysia (DPMZ) yaitu acara workshop literature turats yang bertempat di imarah baba Yasir, imarah yang akhirnya menjadi maqar pada masa ustadz Adi Sucipto dan ustadz Ekta Yudha Perdana. Masa ustadz Ahsan adalah masa terakhir maqor berada di imarah almarhumah mamah Al-Kautsar. Dan yang perlu di ketahui juga oleh kawan-kawan, istilah “Masizig” diangkat pada masa periode ini. Peristiwa yang lainya yang terjadi pada periode ini adalah berpisahnya Tafahna dari Zagazig, karena kawan-kawan di Tafahna sudah mencukupi untuk mendirikan DPD sendiri maka merekapun mendirikan DPD Tafahna. 

6. Ustadz Adi Sucipto, periode 2008-2009
 

    “Santun Dalam Moral, Unggul Dalam Intelektual” adalah jargon yang diangkat pada masa kepengurusan beliau, mantan ketua DPD kelahiran Tanjung harapan, 24 Juni 1984 ini baru saja meninggalkan kita pada tanggal 29 November kemarin. Beliau adalah lulusan Al-Azhar Zagazig fakultas Dakwah, hanya ada dua orang yang kuliah di Zagazig mengambil fakultas ini, ustadz Adi dan ustadz Husni Mubarak, asal Medan. Mantan ketua DPD dan juga mantan coordinator takaful (departemen social dan kesejahteraan) terkenal merakyat dan dekat dengan para muhsisinin Mesir. Tepatnya pada masa beliau kita (mahasiswa Indonesia di Zagazig) sudah mendapatkan bantuan sarapan pagi dari ‘ammu Hani hampir setiap pagi. Bukan itu saja, kedekatannya dengan orang-orang Mesir telah memberikan hikmah tersndiri pada DPD di periode itu, seperti banyaknya bantuan dari orang Mesir. Masa periode beliau mungkin sedikit berbeda dalam kepengurusan, mungkin baru di priode ini ketua DPD memiliki wakil ketua, memang sempat terjadi pergantian wakil pada waktu itu, tapi mungkin inilah pertama kalinya dalam sejarah DPD  ketua memiliki seorang wakil, orang yang pertama menjadi wakil ketua adalah ustadz Saif Ramadhan Hasan Bashri, beliau tidak terlalu lama menjabat menjadi wakil karena harus bertukar posisi menjadi coordinator departemen keilmuan dan intelektual menggantikan saudara Ahmad Adi Adriana.

7. Ustadz EKta Yudha Perdana, periode 2009-2010
 

    Beliau adalah mantan ketua DPD Zagazig kelahiran Jakarta 25 Juni 1987, di antara para ketua sebelumnya mungkin beliaulah ketua DPD Zagazig yang pertama yang kuliah di kampus Al-Azhar Zagazig fakultas lugahan ‘Arabiyah jurusan sejarah dan sastra Arab, baru setelahnya di susul oleh ustadz Saif Ramadhan Hasan Bashri yang juga kuliah di fakultas dan jurusan yang sama. Pada periode ini pusat kegiatan masih berada di maqor pasca ustadz Adi sucipto, yaitu di imarah baba Yasir. Kajian madrasah masih berjalan pada periode ini meskipun gaya dan bentuk acaranya masih mengikuti periode-periode sebelumnya. Sebelum menjabat ketua DPD beliau sempat menjadi coordinator seksi olahraga, minat dan bakat pada periode ustadz Ahsanur Ahmad, lalu menjadi sekretaris DPD pada periode ustadz Adi Sucipto. Gebrakan baru pada periode ini adalah di bidang Muara, yang waktu itu dikoordinatori oleh ustadz Saif Ramadhan Hasan Bashri kemudian digantikan oleh ustadz Ahmad Adi Adriana. Di periode inilah pertama kali Muara dicetak luks dengan ukuran besar seperti yang ada sekarang ini. Ustadz Ekta Yudha Perdana juga sempat menjadi anggota BPD Zagazig periode 2010-2011 yang waktu itu di ketuai oleh ustadz Taufan Januardi, periode inilah periode terkahir maqor berada di imarah baba Yasir. Ustadz Ekta adalah ketua pertama yang mendapatkan temus, langsung beliau sendiri yang berangkat tanpa perwakilan.
8. Ustadz Saif Ramadhan Hasan Bashri, periode 2010-2011


Beliau adalah mantan ketua DPD Zagazig, kelahiran Cirebon 7 Juli 1986, jika dilihat pada periode sebelumnya setiap ketua DPD harus mengikuti acara debat kandidat dan menyampaikan visi dan misi, namun pada periode ini ustadz Saif Ramadhan terpilih secara aklamasi tanpa pemungutan suara. Karena pada waktu itu bakal calon ketua yang terpilih tidak ada yang siap untuk menjadi ketua DPD. Kegitan DPD pada masa ini masih mengikuti pada periode-periode sebelumnya, namun yang perlu dijadikan catatan adalah susahnya dalam rekrutmen pengurus baru karena semakin berkurangnya mahasiswa Indonesia yang bermukim di Zagazig sempat menjadi kendala bagi ketua terpilih untuk menentukan posisi setiap seksi atau bagian. Pada periode ini, pengurus baru seperti tertimpa tangga, karena mereka harus mencari maqor baru dan memindahkan setiap inventaris DPD.

Imarah duktur Thala'at (tuan rumah maqor sekarang) sempat mengizinkan rumah nya yang berada dilantai 3 untuk dijadikan maqar, tapi setelah barang-barang milik DPD dipindahkan, beliau berubah pikiran dan meminta maaf kepada ketua waktu itu bahwa rumah mereka tidak bisa dijadikan maqor. Tidak ada pilihan lain meski dalam keadaan lelah, barang-barang milik DPD pun harus dipindahkan kembali. Setelah beberapa hari pengurus baru mencoba kembali untuk mencari maqor baru, tapi tetap rumah yang pas untuk dijadikan maqor tidak juga dapat ditemukan. Alhamdulillah, setelah lama mencari akhirnya ada sahabat Masizig yang bersedia jika rumahnya di jadikan maqor. Orang-orang rendah hati itu adalah ustadz Taufan Januardi yang waktu itu menjabat sebagai ketua BPD, ustadz Ulfi Putra Sani, ustadz Syafi’I Tampubolon, dan ustadz Fadhli Simamora.

Bahkan diantara mereka ada yang bersedia tinggal di maqor dan membantu para pengurus waktu itu. Pada periode ini, pertama kali dalam sejarah DPD beranggotakan mahasiswi. Adalah Arina Qurrota A’yun Fauziyanti mahasiswi kedokteran universitas Zagazig asal Bogor, Jawa Barat yang tercatat sebagai mahasiswi pertama dalam keanggotaan DPD PPMI Zagazig. Mungkin baru kali ini selama kepengurusan DPD, pengurus periode ini menyambut bulan ramadhan sampai dua kali. Kejadian penting lainnya adalah peristiwa revolusi Mesir 25 Januari 2011, keadaan ini sempat menghambat program kerja DPD waktu itu, karena hampir seluruh elemen organisasi mahasiswa di Mesir semuanya focus pada keamanan dan proses evakuasi.

Evakuasi Masizig pun berjalan lancar, hampir seluruh Masizig pulang meninggalkan Zagazig kecuali 13 orang yang memilih menetap termasuk ketua DPD sendiri. Mantan ketua DPD yang hobi membuat puisi, cerpen dan tulisan-tulisan lainnya adalah sosok yang yang sudah lama melintang di dunia organisasi, tercatat semenjak masuk aliyah pondok pesantren modern Manahijussadat Banten, beliau sudah aktif dalam keorganisasian santri, seperti ketua ekstrakurikuler marching band dan juga ketua osis. Koordinator tim DKKM adalah awal beliau bergabung dalam organisasi DPD, beliau sempat menjadi wakil ketua pada periode ustadz Adi sucipto kemudian menjadi koordinator departeman keilmuan dan sempat menjadi anggota BPD periode 2009-2010.

9. Ustadz Sutrisno Udin, periode 2011-2012


Mantan ketua DPD kelahiran Parepare 27 Oktober 1989 adalah lulusan Al-Azhar Zagazig kuliyah ushuludin fakultas tafsir. Sebelum menjadi ketua DPD beliau pernah menjabat koordinator takaful pada masa ustadz Adi Sucipto dan sekretaris DPD pada masa ustadz Ekta Yudha Perdana, karena sedikitnya anggota dan banyaknya masizig yang sudah meninggalkan Zagazig kegiatan DPD pada masa ini sedikit mengalami penurunan, madrasah yang sudah kehilangan anggotanya digantikan dengan kajian seminggu sekali. Namun yang membedakan pada periode ini adalah adanya qism atau bagian baru yang belum pernah ada selama berdirinya DPD yaitu bagian keputrian yang waktu itu di koordinatori oleh Arina Qurrota A’yun Fauziyanti. Selama menjadi takaful beliau menggagas ide koprasi yang bekerja sama dengan Syaikh Abdul Gani, dari sini Masizig bisa mendapatkan beras, minyak, gula dan lain-lain dengan harga special. Jika pada periode ustadz Ramadhan maqor berada di imarah Dr. Musthafa Abdul Fatah, pada periode ini maqor pindah kembali ke imarah Dr. Thala’at letaknya dibelakang rumah makan Latansa. Perlu diketahui juga mantan ketu DPD yang juga lulusan MA DDI Mangkoso ini adalah sosok yang penuh semangat dalam bekerja.

10. Ustadz Edra Wardi, periode 2012-2013 (masa sekarang)
 


Beliau adalah ketua DPD kelahiran Talang Babungo 21 Januari 1987, kecamatan Hiliran Gumanti, kabupaten Solok, Sumatra Barat. Kuliah di Azl-Azhar Zagazig fakultas ushuludin jurusan tafsir. Sebelum menjadi ketua DPD beliau sempat menjadi anggota qism madrasah tafsir pada masa ustadz Ahsanur Ahmad, kemuddian menjadi koordinator perpustakaan pada masa ustadz Ekta dan koordinator bagian olahraga pada masa ustadz Sutrisno Udin. Pusat kegiatan DPD pada periode ini masih di imarah Dr. Thala’at atau maqar sebelumnya. Semakin berkurangnya anggota DPD dan keengganan  Masizig untuk menjadi pengurus sempat menjadi kendala di awal pembentukan kepengurusan, namun atas kesungguhan beliau akhirnya DPD pun memiliki sertruktur kepengurusan.


Tulisan diatas hanya sebagian kecil tentang sejarah para punggawa DPD yang pernah menjadi nahkoda perahu layar yang bernama DPD PPMI Zagazig, sekedar untuk mengenang sepak terjang mereka. Sebagai tambahan, komunitas mahasiswa Indonesia hampir lima tahun berada di imarah almarhumah mamah Al-Kautsar sebelum beliau meninggal pada tahun 2010, 14 Juli. Bila ada kekurangan atau salah dalam menyampaikan informasi harap penulis dimaafkan. Selanjutnya sejarah itu akan kembali pada kita semua, kita yang akan menentukan baik buruknya. Wallahu a’lam.

1 komentar

Abol Ezz 5 Oktober 2016 pukul 23.34

Bravo akhil habib..

Posting Komentar