We Are With You

We Are With You
The help of Allah is always near

RELEIVE GAZA'S ORPHANS

RELEIVE GAZA'S ORPHANS
Mari kita bantu saudara kita!

Karyaku

Karyaku
Ya Allah Semoga Bisa Diterbitkan

Followers

Kisah Dalam Gambar Slideshow: Rama’s trip from القاهرة, مصر to 3 cities جدة, مكة المكرمة and الزقازيق was created by TripAdvisor. See another مصر slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Sabtu, 09 Maret 2013

Sebening Subuh {3}



Kampung Permai, 08/03/2013

Sebening Subuh..

Sudah dua hari ini aku mengejarmu, tergopoh-gopoh sambil mengangkat jubah putihku hadiah dari kota Makkah waktu itu. Sudah dua hari ini juga aku hampir kehilanganmu. Ketika iqamah sudah berkumandang aku baru bergegas menyentuh serambi masjid tauhid. Dan kali ini aku hampir masbuk, padahal kemarin aku sudah bercerita panjang lebar pada kabut yang sekarang tidak pernah menemuiku lagi, bahwa aku benci dengan sikap tergesa-gesa. Karena “Tergesa-gesa adalah termasuk perbuatan syetan,” begitu kata Nabi (HR: Tirmidzi)

"Kenapa?" Saat itu kabut putih sedikit terperanjat mendenger penuturanku, "bukankah kita dianjurkan untuk selalu bersegera dalam kebaikan?" lanjutnya masih penuh dengan penasaran.
"Betul sekali, mungkin kau melihat pernyataanku seperti bertolak belakang, tapi aku pernah membaca pernyaataan Dr. Yusuf Qardhawi, dalam kumpulan Fatwa Kontemporernya, menjelaskan bahwa pernyataan tersebut merupakan bagian dari sebuah hadis yang berbunyi, "Berhati-hati itu dari Allah Ta’ala dan tergesa-gesa itu dari setan.” (HR. Tirmidzi dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi)" penjelasanku kali ini membuat sikap kabut putih semakin tenang.

Memuji sikap tenang dan hati-hati serta mencela sikap tergesa- gesa merupakan fitrah manusia, dan sudah menjadi kesepakatan manusia sejak zaman dahulu hingga kini. Karena itu, ada berbagai ungkapan mengenai hal ini, seperti, "Barangsiapa berhati-hati, ia akan mendapatkan apa yang diinginkan,"

"pernahkah kau mendengar sebuah riwayat "Dalam kehati-hatian terdapat keselamatan, dan dalam ketergesa-gesaan terdapat penyesalan.” Kabut putih hanya menggelengkan kepala mendengar penuturanku.

"Saat ini, aku tidak mungkin melanjutkan penjelasanku, karena matahari akan segera terbit dan kau pasti akan lenyap ketika sinarnya menyentuh dirimu. Biarlah besok pagi saja aku melanjutkan penjelasanku, sambil kau menemaniku berjalan-jalan mengelilingi keindahan kampung permai" kabut ptuih hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya dan berlalu pergi meninggalkanku sendiri. Sejak saat itu, aku tidak pernah melihatnya lagi. Aku berharap dia selalu bik-baik saja, dan mau menyapaku kembali meski hanya lewat sebuah pesan. Karena saat ini aku benar-benar merindukannya.

Setelah shalat subuh tadi aku duduk termangu, menghayati setiap peristiwa kemarin, kenapa dua hari ini aku hamapir selalu terlambat melaksanakan shalat subuh berjama'ah? Tapi jawaban itu tidak juga kutemukan, membuatku semakin keras berpikir, setidaknya aku bisa mempersiapkan jawaban ketika masjid tauhid bertanya kepadaku tentang hal ini. Dan benar saja, ketika aku mau memulai dzikir pagiku masjid tauhid langsung menyodorkan pertanyaan itu.

"Aku perhatikan, dua hari ini kau selalu tergesa-gesa masuk ketempatku. Ada apa? Apa kau tidur terlalu larut?" Pertanyaan yang sangat mudah, tapi susah untuk kujawab. Jika aku menjawab aku terlalu lelah bekerja, bagi masjid tauhid ini bukanlah sebuah jawaban. Walaupun memang malam tadi aku benar-benar lelah.

"Dua hari ini, ketika imam seselasi membaca al-fatihah kau baru sampai ketempatku dan bergabung di barisan shaf yang kedua. Dan lebih parahnya pagi ini, imam sebentarlagi ruku' kau baru datang, aku ingin melihatmu kembali berdiri di shaf yang pertama, seperti kemarin lalu" masjid tauhid kembali mengutarakan isi hatinya.

Aku tersenyum memperhatikan setiap sudut masjid yang satu bulan ini baru berganti karpet, aku malu untuk berkata jujur, menyampaikan apa yang sebenarnya sedang aku rasakan. Melihat keadaanku masjid tauhid juga tersenyum heran.
"Sudahlahlah, jika kau tidak ingin bercerita, tapi aku ingin kau menghilangkan kebiasaanmu yang selalu tergesa-gesa itu, apakah kau belum mendengar sabda Rasulallah, Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Apabila kamu mendengar iqamah, maka pergilah shalat (berjamaah). Hendaklah kamu bersikap tenang dan tenteram, jangan tergesa-gesa. Apa yang kamu dapati, shalatlah kamu bersama mereka; dan apa yang terlewatkan (ketinggalan), maka sempurnakanlah.” [HR Bukhari]. Masjid tauhid kembali melanjutkan.

"Aku pernah mendengar hadist itu, tapi ketika aku harus terlambat dan ketinggalan shalat subuh berjamaah walaupun satu raka'at, aku selalu merasa bersalah dan menyesal" jawabku sedikit lirih.

"Lalu masalahnya apa? Kenapa kau tidak bangun lebih awal lagi? Apakah kau tidak malu kepada 'ammu Mahmud yang selalu tepat waktu datang ketempatku" balas masjid tauhid datar. Iya, aku malu, sangat malu pada 'ammu Mahmud. Beliau adalah seorang muadzin di masjid tauhid walaupun beliau sudah tua, tapi beliau jarang sekali terlambat datang ke masjid. Seorang tua yang selalu mengkhatamkan Al-qur'an hampir tiga kali setiap bulan. 'Ammu Mahmud selalu membaca Al-qur'an tiga juz setiap hari. Pagi, singa dan malam. Rasanya aku jauh sekali bila dibandingkan dengan 'ammu Mahmud.

"Aku tidak bisa mengatakan hal ini kepadamu masjid tauhid, biar nanti waktu yang akan bercerita kepadamu, tentang keadaanku. Aku yakin kau pun bisa mendengar dalam setiap lirih doaku. Dalam setiap keluhanku pada Rabku, Tentang sebuah nama yang sudah lama tertulis di hati, nama itu itu juga yang sering ku sebut dalam setiap do'aku. Aku tidak ingin memanjangkan angan-anganku, aku sudah lelah, karena angan-angan itu sangat jauh, sejauh orang yang memiliki nama itu" Aku kembali terdiam menghayati setiap kalimat suci yang menentramkan. Saat ini aku hanya ingin menyebut nama agung itu. Ya Rahman.. Ya Rahim, aku hanya ingin nama-Mu yang ada di hatiku.

"Apa kau sedang membicarakan tentang bidadari bergaun putih itu? Seputih salju yang sedang menerpanya saat ini, seputih perasaanmu yang yang tak bisa kau salahkan. Aku hanya berharap takdir dari pemilik rumah ini, bisa menyatukan kalian suatu saat nanti. Hingga kau tidak lagi tergesa-gesa datang ke tempatku di setiap subuh, karena sudah ada yang membantu membangunkanmu disetiap pagi" penuturan masjid tauhid memberikan kesan yang dalam di hatiku. Pagi ini dan semoga untuk pagi yang akan datang aku selalu bisa untuk membersamai subuh.

Diluar masjid, ternyata fajar sudah menghamparkan sinarnya yang berwarna jingga. Ada keindahan disetiap sudutnya membuat lidah tak berhenti berucap mengagungkan zat yang sudah menciptakannya. Senyumnya pun ia lemparkan kearahku, memberikan semangat untuk menjalani hari ini, meski aku tak bisa menyentuhnya. Tapi aku bahagia, karena setiap hari kami selalu bertukar doa.

0 komentar

Posting Komentar