Senin, 04 Maret 2013
Tidak Ada Judul..
Label:
Perjalanan
Jika dulu di pesantren (Islamic boarding school) apabila sudah lama meninggalkan diary, ketika mulai lagi menulis pasti diawali dengan sebuah pertanyaan "Apa kabar diaryku?" Hehe, mungkin cocok juga kalau kata-kata itu turun kedalam blog, lalu pertanyaannya berubah menjadi"apa kabar blog ku?" Ya menulis di blog memang seprti menulis di buku harian. Memang benar apa yang di katakan oleh salah seorang sahabat, kalau blog adalah buku harian online yang bisa dibaca oleh siapapun. Di manapun dan kapanpun.
Kali ini mungkin sedikit berbeda dengan tulisan-tulisan yang biasanya aku posting, kali ini aku hanya ingin bercerita tentang beberapa peristiwa yang terjadi minggu-minggu ini. Tentang warung tha'miyyahnya 'amu Hani yang sudah berubah permanen dan semakin indah di lengkapi oleh keramik dan meja etalase transparan yang terbuat dari kaca. 'ammu Hani orang yang sangat sederhana tapi memiliki jiwa dermawan yang sangat luar biasa. Mudah-mudahan keinginan untuk menulis biografi beliau bisa segera direalisasikan.
Sudah hampir empat tahun dan sekarang memasuki tahun kelima beliau membantu mahasiswa Indonesia yang bermuqim di Zagazig, cara beliau pun sangat sederhana, hampir setiap harinya beliau memberikan bantuan sarapan pagi kepada seluruh mahasiswa Indonesia yang ada di Zagazig. Dulu hampir ada 25 rumah di mahasiswa Indonesia di Zagazig, dan semuanya mendapat giliran untuk menikmati sarapan khas orang-orang Mesir, 'isy dan tha'miyyah, misa'ah, badzinjan, sipsi, dan tidak ketinggalan juga fulnya.
Hal yang baru lagi adalah, Tentang madam Wafa' seorang ibu atau tepatnya bisa dibilang seorang nenek. Madam Wafa' baru merintis usaha air mineral isi ulang di kawasan As-salam, sebuah distrik yang sudah menjadi perkampungan mahasiswa Indonesia dan Malaysia di Zagazig. Dari hari kehari mahasiswa Malaysia yang belajar di fakultas kedokteran universitas Zagazig semakin banyak, ini mungkin salah satu alasan madam Wafa' mendirikan usaha itu selain memang di Salam belum ada depot air mineral isi ulang. Berbeda dengan mahasiswa Indonesia yang dari hari kehari semakin mendekati kepunahan (hups, afwan kalau bahasanya terlalu kasar hehe) iyah mahasiswa Indonesia di Zagazig semakin hari semakin berkurang karena pihak al-azhar tidak lagi mengirim mahasiswa wafidin ke setiap provinsi di Mesir.
Awal pertemuan dengan madam Wafa' sangat sederhana, ketika aku mengantar orderan ke imarah lift atau imarah tinggi, beliau memanggilku. Singkatnya, beliau mempromosikan usahanya itu kepadaku dan memintaku untuk berbisnis dengannya, beliau memintaku untuk menyebarkan informasi tentang usahanya kepada semua mahasiswa Malaysia dan Indonesai yang ada di Zagazig. Naluriku langsung tergerak, niatku hanya ingin memberikan bantuan kecil kepada madam Wafa' yaitu membantu menyebarkan informasi tentang usahanya itu. Aku berinisiatif untuk membuat famplet iklan dan menyebarkannya kepada seluruh mahasiswa Malaysia yang ada di Zagazig.
Tidak disangka, ternyata respon ibu yang baru aku kenal ini sangat luar biasa, ia berharap aku bisa benar-benar membantunya. Dari sinilah kedekatanku dengan madam Wafa' mulai terjalin. Di awal pertemuan madam Wafa' memanggilku dengan sebutan good boy, kata beliau aku berbeda dengan mahasiswa-mahasiswa yang ditemuinya.Berkali-kali ia mengatakan kalau ia sangat menyukaiku, tidak heran jika di setiap bertemu ia selalu memanggilku dengan kata "Habibi Albi" dan juga tidak pernah berhenti mengulang kata "I love you".
Hehe, madam Wafa'.. Entahlah, mungkin karena karena ketika melihat beliau aku teringat dengan Nenek dan ibuku, perasaan ku langsung tergerak untuk membantunya. Lagi pula membuat pamflet hanya sebuah hal kecil, di sinilah aku berpikir untuk bisa berbagi sedikit ilmu dengan orang lain. Menyedekahkan kemampuan kita untuk orang lain.
Ada hal lucu juga pada minggu ini, ini benar-benar sebuah kebetulan bukan kesengajaan. Entah karena cape atau mungkin waktu itu aku memang tergesa-gesa. kejadian pertama adalah salah memberikan orderan, ini terjadi di imarah sawah. Harusnya aku mengantarkan ayam bakar kalasan waktu itu. Tapi malah ayam rica-rica dan tomyam yang diberikan. Kontan saja, setelah sampai di imarah baba Sa'id aku kaget bukan kepalang. terpaksa harus memutar arah lagi dan menelpon kepda orang yang tadi bahwa aku salah memberikan makanan yang di pesan.
Orang yang di teleponpun tertawa mendengar penuturanku, ia juga sempat kaget setelah membuka bungkusannya ternyata tidak sesuai dengan pesanan, apa lagi disana juga tertulis kwitansi untuk imarah baba Said. (haduh, haduh aya-aya wae) kejadian konyol selanjutnya terulang kembali, masih di imarah sawah dengan orang yang sama, kali ini aku lupa mengambil uang di keranjang yang biasa diturunkan oleh mereka yang tinggal di flat atas. Setelah meletakan bungkusan didalam kranjang aku pergi begitu saja untuk mengantarkan makanan ke tempat yang lain. di tengah perjalanan orang yang tadi menelpon, memberitahuku kalau aku belum mengambil uang 50 pon yang ia letakan di keranjang. Padahal aku sudah meletakan uang kembalian sebesar 8 pon. Hahaha kali ini benar-benar konyol..
Mudah-mudahan tidak terulang lagi kejadian seperti ini, dan terima kasih untuk penghuni imarah sawah yang sudah baik hati mengingatkan dan menelepon kembali. Inilah cerita dari kampung permai
Kampung Permai, 4/03/2013
0 komentar
Posting Komentar