![]() |
**************************************************
Bidadari sosok yang tak kukenali
Bayang semu yang tak pernah ku ketahui
Samar menutup mata, tak terlintas dalam diri
Bidadari seolah sebuah misteri
Ketika malam mulai menyelimuti
Rindu semakin mencekik merantai hati
Goresan Tinta terangkai menjadi kata, memuji bidadari
Namun bidadari hanya sebuah mimpi
Bidadari, kenapa aku ingin selalu menanti?
Menantang wahyu yang tak pernah mati
Dalam sepi kumenanti pasti
Sang bidadari dekat dalam nadi
Zagazig, 010/08/2007
============================================
Samar bayang semu
Tergambar dalam relung hati yang beku
Diam, aku tersesat dalam lorong kelabu
Melukis wajah yang terhijab rindu
Tak bisa terbayang menerkapun pilu
Disini sepi, sendiri menunggu
Menanti datang sang wahyu
Sunyi dibawah putaran sang waktu
Namun tetap tak bisa kulihat rupa itu
Rupa bidadari yang selalu kutunggu
Kuakan tetap memeluk erat sang waktu
Untuk menjadi sang penentu
Mengikat aku dengan bidadari itu
Zagazig, 011/08/2007
=============================================
Matahari timur tengah
Membawa hati riuh gundah
Putih cahaya bersinar indah
Bening hangat menerpa wajah
Disudut kota yang megah
Mataku memandang tak jengah
Sepintas raut muka tertutup resah
Kugenggam hati yang mulai lengah
Senyum itu masih merekah
Terniang dalam benaku yang lemah
Terpatri dalam naluri yang tak terjamah
Mengikat kuat bayang indah
Bidadari timur tengah
Zagazig, 014/08/2007
=============================================
Siapa yang kurindu?
Tak bisa aku tuju
Cinta kubiarkan tetap layu
Dengan embun pagi yang menyiram selalu
Bukan wajah itu yang ingin kutunggu
Tapi bidadari dengan cahaya biru
Pemberian sang waktu
walau terhalang tujuh langit hitam kelabu
Namun sang penentu
Akan memberi tahu
Bidadari yang Ku tunggu
Berjalan dalam masa yang bisu
Zagazig, 03/09/2007
=============================================
Bidadari Syarqiyyah
Mata tetap tertunduk
Ketika bisik-bisik hitam mulai merasuk
Hatiku tertusuk
Menahan detak hati yang semakin mengamuk
Ketika senarai nafsu mulai berkecamuk
Dengan dzikir Syahdu bisik hitam itu akan redam dan remuk
Ingin kusapa cahaya wajah yang sejuk
Perlahan rindu bidadari kembali menjenguk
Menembus lorong tulang rusuk
Padahal hanya satu kali aku memandang rupa-
yang berjalan meliuk-liuk
Namun panah itu mampu membuat luka-
yang semakin membusuk
Zagazig, 05/09/2007
===============================================
Bidadari Syarqiyyah
Angin biarkan aku merasakan kesejukanmu
Larut dalam sentuhan lembutmu
Hingga mataku terpejam ditemani-
nyanyian indahmu
Ketika desiran kecilmu menjatuhkan daun-
yang layu oleh rindu
Beribu duka lusuh dalam hatiku
Kau bawa terbang jiwaku
Susuri samudra langit biru
Bertamasya diistana awan
Dengan beribu bidadari yang menawan
Jangan lepaskan pelukanmu
Biarkan aku tenggelam dalam bisikan halusmu
Sampai aku terbangun dalam mimpiku
Zagazig, 02/010/2007
=============================================
Aku tetap menunggumu
Wahai bidadariku
Dibawah naungan sang waktu
Pasti kita akan bertemu
Walau duniaku tertutup untuk mu
Dan duniamu tertutup untuk ku
Terhalang oleh hijab-hijab rindu
Untuk bisa melihat dirimu
Aku akan tetap setia
Dengan apa yang tertulis untuk ku
Mencari makna dibalik kata yang bisu
Sampai aku mengenalimu
Dan kaupun mengenaliku
Aku tetap menunggumu
Wahai bidadariku
Zagazig, 02/010/2007
==============================================
Surga didepan mataku
Mengalir dibawah kakiku
Panjang sungai madu
Beribu bidadari, menari bagai kupu-kupu
Bergerak indah dibawah langit biru
Menggoda jalanku yang tertunduk malu
Aku hanya bisa menutup mataku
Melihat keindahan yang semu
Keindahan dunia yang hanya-
menunggu waktu
Zagazig, 04/010/2007
==============================================
Aku rindu untuk melihatmu
Wahai bidadariku!
Ditengah-tengah dunia yang bisu
Aku tetap menunggu
Tak bisa mencarimu
karena semua sudah berada-
diatas catatan sang waktu
Aku hanya menengadah tanganku
Memohon untuk segera bertemu
Bidadariku...
Aku tak risau dengan pertemuan itu
Hanya takut dengan rasa rindu
Yang selalu menyibukan hatiku
Zagazig, 04/010/2007
=============================================
Hidayah dari sang Bidadari
Malam masih berselimut embun
Setetes demi setetes ia jatuh-
menyapa bumi
Ada wangi yang tercium
Hingga terasa sampai keubun-ubun
Malam 27 Ramadhan ia bergegas diri
Berjalan menuju tempat yang diridhai
Aku menatap dengan iri sang bidadari
Menghayati diri apakah bisa memiliki
Kebenaran diri dalam sang bidadari
Putih suci bak cahaya yang menerangi hati
Bening, indah laksana mentari
Yang menyinari langkah kaki sang bidadari
Masjid Zira'ah, Qowmiyyah Zagazig, 10/010/2007
=============================================
Ketika waktu berkata
Mencari sosok yang tak nyata
Rindupun bertanya
Tapi jawaban tetap tak ada
Sepi menjelma tanpa makna
Yang tertinggal hanya sebuah asa
Terbang tinggi dibalik mega
Mencari jawab atas sebuah tanya
Tersenyumlah wahai derita
Biarkan aku merasa bahagia
Dengan nadi yang selalu Membara
Ketika Bidadari ada dalam doa
Mau'af Zagazig, 12/011/2007
=============================================
Ketika rasa mulai menghilang
Jauh dari hatiku wajah yang-
selalu terbayang
Banyak cerita indah yang-
akan selalu terkenang
Tentang dirinya bidadari tersayang
Ingin hatiku terbang
Menyapamu yang bersembunyi dibalik terang
Namun aku hanya bayang-bayang
Yang tak pernah bisa kau pegang
Sampai jumpa mimpiku yang terbuang
Senyum manis kan selalu terniang
Tergambar wajah yang tak pernah bimbang
Wajah damai bidadari yang selalu tenang
Assalam Zagazig, 10/01/2008
============================================
Dalam keramaian bidadari mencariku
Wajahnya yang ayu terlihat sayu
Bingung, melihat beribu wajah yang tersenyum merayu
Jangan takut bidadariku aku akan ada dibelakangmu
Jangan kau bimbang dengan ribuan cinta palsu
Karena dinegri yang jauh ada cinta suci untukmu
Cinta yang tak mudah tuk kau sandingkan disampingmu
Sabarlah menanti jika kau ingin mendapatkan cinta itu
Bidadariku percayalah pada sang waktu
Yang akan menjadi saksi dari penantianmu
Kala itu, bahagia, haru, akan menyatu
Karena telah kau temukan cinta suci itu
Maqor, Alkautsar Assalam Zagazig, 04/02/2008
=============================================
Ya Allah bidadarimu menggodaku
Tanpa daya aku menutup mataku
Dengan sisa-sisa rindu
Ku buang bayangan itu
Senyum itu terus dibelakangku
Mencari celah untuk masuk kedalam hatiku
Jangan, pasti itu akan membunuhku
Aku hanya ingin bidadari pilihanmu
Yang telah engkau tentukan dalam nadiku
Yang telah engkau tuliskan dalam kitab hidupku
Yang telah engkau janjikan ketika menciptakanku
Yang akan menyatu dengan darahku
Maqor, Alkautsar Assalam Zagazig, 10/02/2008
(minggu yang cerah, pulang kuliah)
=============================================
{Bidadari Hitam}
Apa yang ku lihat seperti malam
Bulan dan bintang berikan sinarnya seperti pualam
Tapi aku merasa panas matahari yang geram
Melilit tubuh kucurkan keringat seperti air garam
Didepan ku ada bidadari hitam
Hembuskan angin seperti malam yang kelam
Hatiku lebam ketika mata melirik suram
Semua tertutup seperti gelap yang hitam legam
Tapi apa yang ada dibelakangku? sorot mata yang tajam
Percikan kilat seperti halilintar yang hendak menghantam
Hatikupun terasa semakin karam
Berharap matahari segera terbenam
Datangkan malam membawa bidadari hitam
Maqor, Alkautsar Assalam Zagazig, 04/03/2008
=============================================
Apa kata hati tak bisa kumengerti
Ada cinta yang selalu menyelimuti
Tapi aku takut semakin bersemi
Rindupun perlahan kutepis dalam diri
Aku jatuh cinta pada seorang bidadari
Cinta yang membuat hariku semakin berseri
Penuh cahaya yang selalu menyinari
Padahal aku tidak mengerti arti cinta ini
Oh... jatuh cinta, ternyata indah sekali
Memandang sang bidadari
Penuh senyum yang menawan hati
Tapi kata-kata ini yang paling kusukai
Walau kudapatkan dari sang bidadari
Yang membuat aku jatuh hati
Namun bidadari...
Hanya sebuah mimpi
Maqor, Alkautsar Assalam Zagazig, 10/03/2008 (senin)
=============================================
Bidadari, kenapa kau begitu anggun?
Aku hanya tertegun
Ketika Wajahmu selalu tersenyum, pancarkan-
nada-nada indah yang selalu mengalun
Kututup telingaku, untuk menahan aliran suaramu-
yang menetes bagai embun
Walau pandanganku turun
Tapi satu tatapan itu mampu-
menghancurkan ubun-ubun
Bidadari, indahnya hamparan kebun Zaitun
Panasnya tiupan angin gurun
Itulah engkau yang menghantamku dengan tembakan beruntun
Seperti ilanun yang tertutup indahnya gaun
Bidadari gerak gerikmu santun
Dengan hatimu yang kau penjarakan dalam rumpun
Indah, namun harus selalu dituntun
Maqor, Alkautsar Assalam Zagazig, 12/03/2008
=============================================
Bidadari kecil menatapku dengan tangan dibawah dagu
Mata hitam itu membuat aku malu
Ada rasa haru bagai awan yang menutupiku
Ketika langkah itu membuatnya cemburu
Bidadari kecilku
Lincah menari bagai kupu-kupu
Senyum mungil itu membuat aku rindu
Manja ingin selalu kurayu
Bukan boneka India yang tak boleh diganggu
Tapi ia ada dalam setiap tatapan mataku
Bidadari kecilku
Dewasa akan mengajarimu
Menemukan arti dalam dunia yang bisu
Benci dan cinta akan menghiasi harimu
Hatimu yang akan menjadi sang penentu
Maqor, Alkautsar Assalam Zagazig, 29/04/2008
=============================================
Pelangi, hati ini masih menyimpan cinta
Rindu selalu mendera berkata-kata memuji wajahnya
Suara yang membuat terlena
Syahdu melebihi indahnya alunan sebuah nada
Aku terikat oleh perasaan yang tak nyata
Berburu kabar apakah dalam dirinya masih ada cinta
Mencium jejak langkah sang pujangga
Menari dengan kata-kata yang lahir dari rindu dan cinta
Tapi benci yang menyala
Berkorbar keras dalam jiwa
Bidadari yang kucinta
Surutkan niat untuk bisa menyapa
Wajah kekasih dalam bayangan mata
Masih bisakah aku menatapnya
Maqor, Alkautsar Assalam Zagazig, 030/04/2008
=============================================
Cerita indah sang bidadari
Diakhir indahnnya musim semi
Terbentang dari satu angan dengan harapan-
melilit dalam hati
Sebuah keinginan untuk memiliki
Dari jiwa yang mengharap ridha ilahi
Tergambar wajah itu disetiap rangkaian doa-
dimalam hari
Wajah misteri sang bidadari-
yang tak kukenali
Apakah ini sebuah dosa yang akan meremukan-
tubuh ini
Namun fitrah ini tak bisa pungkiri
Rasa itu selalu ada mengelilingi
Maqor, Alkautsar Assalam Zagazig, 15/05/2008
=============================================
Pengharapan itu tak akan pernah berakhir
Sampai ia datang membawa cnta sebening air
Suci bagai embun pagi yang menetes diatas-
daun buah vir
Aku hanya bisa memejamkan mata dan berdzikir
Menanti kapan bidadari itu hadir
Wahai Allah, yang maha pemberi-
dan tak pernah kikir
Aku selalu dibayangi oleh rasa khawatir
Dan takut akan terjerumus, lalu tergelincir
Kelembah dosa yang siksanya bagai petir
Lindungi hambamu yang begitu faqir
Akan iman hari akhir
Aku yakin bidadarimu bukan hanya-
sekedar menjadi selir
Dan Aku sang raja duduk diatas-
singasana yang terukir
Tetapkan aku dengan Iman hari akhir
Rmh, Children of Heaven, Assalam Zagazig, 26/011/2008
=============================================
Waktu tak usah kau tanya
Disana ada duka, tapi juga ada cinta
Gelagak wajah yang mencuri rasa
Aku terpana dengan semerbak aura
Tak ada kata yang terlontar, dan biarkan menyapa
Tuk bisa ku memuji sebuah pesona
Mungkin ini jawaban dari sang waktu yang terpana
Melihatku sendiri dalam derita
Disini kutemukan banyak Cahaya
Tapi semua itu tetap seperti malam yang buta
Sedikit mimpi telah telah mampu membuatku terjaga
Memilih cinta untuk dijadikan cahaya yang setia
Tak ada lagi tanya dan jawaban pun sirna
Rmh, Children of Heaven, Assalam Zagazig, 27/011/2008
=============================================
Benci bila masa itu datang menghantui
Masa ketika cinta membutakan hati
Terpana oleh wajah yang tak asli
Menyiksa diri dengan rindu yang tak pasti
Bidadari, aku tahu engkau akan mendampingi
Dibelahan bumi kau bersembunyi
Menutup diri dengan sepi
Dan aku sendiri menahan emosi
Benci karena kau tak pernah hadir dalam mimpi
Bidadari selamatkan aku dari siksa syahwati
Cepatlah kau hadir temani aku yang sendiri
Berjalan menopang rindu yang tinggi
Bidadari aku sendiri disini
Menantimu dalam sepi
Rmh, Children of Heaven, Assalam Zagazig, 27/011/2008
=============================================
Apa yang ada didepanku?
Sosok peri atau bidadari
Keindahan alami karya cipta ilahi
Batin terpaku. Sesaat, gemuruh jiwapun menghampiri
Namun mata ini perih
Melihat keindahan yang terlarang ini
Beribu tanya merasuk dalam diri
Kenapa bidadari menjadi penghias bumi?
Bukan hukum itu yang tak berarti
Tapi kekuatan dalam diri yang masih bersembunyi
Terantai oleh emosi yang tak pernah mati
Tundukan mata! niscaya kau akan mendapatkan-
bidadari
Rmh, Children of Heaven, Assalam Zagazig, 27/011/2008
=============================================
Bidadari ku hilang dalam duniaku
Gelap mengikat bercambuk pilu
Aku terasing dalam rindu
Sendiri dengan resahku
Waktu yang telah mejauhkan ku
Hingga bayangnya pun tak bisa-
kusapa dalam mimpiku
Hanya setitik rindu yang mampu menghiburku
Menetes, mengalir membasahi hariku
Segurat senyum itu telah berlalu
Namun bayangnya selalu hadir mengganggu
Cintakah aku?
Karena rasa itu tak bisa kutepis dalam hatiku
Bidadariku hilang dalam duniaku
Tak bisa lagi kudengar suara itu
Hanya berharap untuk bertemu
Dia bidadariku
Rmh, Children of Heaven, Assalam Zagazig, 28/011/2008
=============================================
Kapan kutemukan dia?
Seuntai harapan telah terangkai menjadi cinta
Sepintas suara terajut menjadi rindu membara
Menjelma dalam angan yang buta
Sosok samar dalam dunia maya
Berkobar sudah rasa dalam jiwa
Terantai resah gundah gulana
Wajah gelisah menahan kata
Rindu kini menjadi teman setia
Sekuat tenaga menghindar dari sebuah perasangka
Tuk tetap memupuk cinta dalam dada
Terasa berat ketika resah mulai menyapa
Gelisahpun datang membawa beribu tanya
Diamana ia berada?
Langitpun tak bicara
Bumi diam seribu bahasa
Dan aku terbelenggu menahan-
siksa sebuah cinta
Oh... Rasa cinta
Malam datang dengan selimut tebal gelapnya
Namun aku tetap terjaga
Menyusun kata
Untuk kurangkai menjadi sebuah doa
Agar bidadariku tetap dengan cintanya
Menantidalam batas waktu yang penuh prahara
Menahan rindu yang penuh derita
Dan tetap setia dengan janjinya
Tetaplah disana bidadari yang kupuja
Ukir semua resah hati yang menerpa
Menjadi puisi yang lahir dalam jiwa
Karena disini akupun merana
Menunggu cinta yang akan diikat oleh agama
Maqor Baba Yasir, Assalam Zagazig, 01/05/2009
=============================================
Tak akan habis zaman untuk mencinta
Merayu dengan untaian-untaian kata
Menangis dengan rasa yang tak pernah-
pupus oleh masa
Berkata benci namun cinta selalu ada
Bidadariku bukan dia
Setitik cinta telah membuat hati terluka
Tapi patah hati seakan bukan hal biasa
Berat untuk melihat apalagi untuk berkata
Biarkan rasa benci itu terus menyala
Memaki bayang-bayang sebuah nama
Walaupun aku berlari jauh ia akan tetap-
menutup mata
Bidadari ku bukan dia
Benci tidak akan pernah menjadi cinta
Rindupun tidak akan bertahan lama
Karena sebentar lagi belenggu rasa itu-
akan binasa
Maqor Baba Yasir, Assalam Zagazig, 01/05/2009
=============================================
Disampingku dua dara sedang bersenda gurau
Anggun bagai bidadari dengan cahaya-
yang berkilau
Tapi aku disini sendiri didera hati yang risau
Mereka tak tahu kalau jiwaku kini galau
Tempahan hati yang tak bisa kujangkau
Membuat aku semakin sakit dan menangis-
dengan suara yang parau
Ingin kutembus kembali lorong-lorong masa lampau
Tuk bisa temukan kembali bidadariku yang memukau
Namun samudra yang begitu luas tanpa sebuah pulau
Meninggalkan jasadku dan mengambil jiwaku yang terantau
Meski malam aku akan tetap terjaga, karena ketika aku-
terpejam bayang itu akan membuat aku mengigau
Maqor Baba Yasir, Assalam Zagazig, 02/05/2009
=============================================
Semalampun tak sampai
Senyum yang ingin aku lupakan-
sudah kuat terantai
Gerak gerik yang lembut namun lihai
Menggenggam mawar putih tanpa tangkai
Rona wajah bidadari yang gemulai
Menawan hati dalam alunan yang damai
Jiwa raga kini bertikai
Melihat sosok anggun semampai
Langkah tak terasa kaki seperti-
diatas petikan dawai
Tak bisa ku elakan rasa yang kian menjuntai
Aku terpesona tanpa ada sebuah mahligai
Kata-kata indah perlahan kini terangkai
Untukmu bidadariku yang tak bisa ku gapai
Maqor Baba Yasir, Assalam Zagazig, 01/06/2009
=============================================
{Bidadari Surga}
Bukan sebuah rekayasa
Ketika cinta melilit rasa
Rindu menderu mengikat sukma
Terpana dengan kenyataan antara-
nyata dan fana
Bidadaripun merasa
Menanti sang pujangga dalam setiap nafasnya
Walau jemu ia akan tetap berdiri dengan rindunya
Karena disana ia melihat dengan mata beningnya
Dia menangis ketika dosa menjadi teman setia
Menganiyaya diri ketika sabda sudah terbuka
Namun senyumnya akan kembali menyapa
Ketika jalan hidup dilalui dengan Firman yang Esa
Maqor Baba Yasir, Assalam Zagazig, 016/06/2009
=============================================
0 komentar
Posting Komentar