Tarawih keempat, 22/07/012
Suasana didalam masjid Al-fath setelah shalat isya menjelang shalat tarawih
Tarawih keempatku, berputar kembali kemasjid pertama ketika aku mengawali tarawih perdanaku. Masjid Al-fath, iya masjid ini masih seperti hari kamis lalu, masih dengan imam yang sama, dan masih di bacaan ayat Al-qur’an yang sama. Masih disurat al-baqarah, memasuki juz ke 2. Yang berbeda adalah kali ini jama’ah masjid Al-fath sangat membludak, penuh sesak. berbeda sekali dengan masjid Tauhid tempat tarawihku kemarin, pertama kalinya aku shalat dimasjid ini jama’ahnya hanya dua shaf dan ada beberapa bapak-bapak tua yang sudah tidak kuat berdiri duduk berbaris diatas kursi dishaf yang paling belakang. Tapi sang imam dimasjid Tauhid sudah mengkhatamkan surat al-baqarah. Gaya imamnya pun berbeda dengan imam dimasjid Al-fath. Jika dibandingkan, suara imam dimasjid Tauhid lebih enak dan lebih mendayu-dayu dibandingkan dengan suara imam dimasjid Al-fath. Namun bagiku shalat dimasjid Al-fath tetap lebih mengesankan, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lama. Mungkin karena suasana dimasjid ini lebih meriah dibanding dimasjid Tauhid. Ditambah lagi setelah empat raka’at shalat tarawih sang imam memberikan tausiah kepada para jama’ah mengenai fadha’il bulan ramadhan.
Sebenarnya, tadinya aku tidak berniat untuk shalat dimasjid Al-fath rencanaku adalah mengunjungi masjid Dhuyufu rahman yang kemarin sempat tertunda. Namun demi menyenangkan hati sahabat, aku harus ikhlas mengikuti ajakannya, bukankah menyenangkan hati saudara seiman itu ibadah? Dan buah dari ibadah adalah Allah akan mencurahkan rahmatnya untuk kita, apa lagi ini dibulan ramadhan bulan yang penuh dengan maghfirah dan rahmat Allah SWT. Dibulan ini kita dianjurkan untuk banyak melakukan amal kebaikan, terutama menjaga shalat lima waktu pada waktunya dengan berjama’ah, memperbanyak shalat sunat, sedekah membaca Al-qur’an dan amal kebaikan lainnya. Dan Alhamdulillah sampai sekarang Allah masih memberikan nikmat sehat dan nikmat kesempatan kepadaku. Aku masih bisa menjaga shalat lima waktuku untuk selalu berjama’ah dimasjid serta tidak meninggalkan amalan-amalan sunah. Semoga sampai akhir ramadhan nanti dan sesudahnya aku masih bisa istiqomah mengamalkan semua yang sudah aku lakukan dibulan penuh ramhat ini.
Sepertinya masjid Al-fath sudah menjadi favorit orang-orang Mesir juga, masjid yang letaknya dipinggir jalan, dan diresmikan oleh mantan presiden yang digulingkan tahun lalu Husni Mubarak, tidak pernah sepi dari jama’ah. Sebelum bulan ramadhan, jika aku sedang dilanda galau biasanya aku memilih untuk menenangkan hati dimasjid ini. Berangkat sebelum maghrib dan pulang sesudah isya. Masjid ini juga sudah menjadi tempat yang tidak asing lagi bagi setiap wafidin yang ada di Zagazig, bahkan ada orang Malaysia yang melangsungkan akad nikahnya dimasjid ini. Masjid agung atau masjid raya Zagazig begitulah kadang kawan-kawanku menyebut masjid ini. Masjid ini juga ditahun lalu sering menjadi tempat pertemuanku dengan ust. Abdul Aziz ketika beliau akan memberikan bantuan untuk Mahasiswa Indonesia (jadi ingat masa-masa ketua DPD dulu, ah… rasanya susah untuk dihilangkan, dan terlalu manis untuk dilupakan).
Kali ini, aku datang terlambat. Sampai shalat isya pun ketinggalan satu raka’at, sebenarnya bisa saja aku shalat dimasjid lain untuk menghindari keterlambatanku, tapi demi memenuhi janjiku pada seorang sahabat aku harus tetap berangkat ke masjid Al-fath. Inilah tarawihku yang keempat kalinya, makin membuat hari-hari ramadhan ku semakin indah, meski dengan nafas yang terengah-engah karena mengejar shalat isya yang sudah tertinggal satu rakaat, tapi kurasakan langit mengerti dengan keadaanku.
Mungkin ini adalah ramadhan terakhirku di Zagazig, makanya aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga ini. Dengan mengunjungi satu persatu masjid yang berada disekitar Zagazig akan menambah kenangan indah ketika aku sudah berada di Indonesia. Diakhir tarawihku dua orang sahabat yang sudah lebih dulu berada dimasjid Al-fath terlihat khusyu dalam doa mereka, mereka berdua adalah Irwan Doni El-sanjiry dan bang Muhsin.
Suasana masjid Al-fath setelah shalat tarawih
0 komentar
Posting Komentar