sepesial untuk sahabatku yg sedang bingung menetukan sebuah pilihan,
Malam semakin larut menyelimuti kota kairo, titik embun dini hari mulai menampakan putihnya yang bening. lampu-lampu flat pun sudah hampir semuanya ikut menghitam mungkin para penghuninya sudah terlelap tidur, karena semenjak sore berganti senja mereka sibuk dengan kegiatan musim panas mereka, ada yang bermain ditaman hingga berjam-jam, bermain bola di suk sayarot hingga subuh hampir menyapa, akhirnya pukul dua pagi dini hari yang tersisa hanya sepi yang mencekam dan udara yang sedikit dingin merasuk kedalam pori-pori kulit orang yang masih terjaga. malam ini Rafi sama seperti kemarin ia tidak bisa memejamkan matanya pikirannya masih melayang-layang didunia entah berantah, kadang keindonesia, tapi kadang sering juga kenegri jiran, "Ya Rob, tenangkan hati dan pikiran ku" keluhnya dalam hati, tangannya masih memegang hand phone, telpon dari ibunya maghrib tadi masih terngiang-ngiang dalam benaknya "nak, kemarin keluarganya pak Haji Syamsudin datang kerumah ingin menyambung ikatan silaturahim dengan keluarga kita, ia ingin menjodohkan kamu dengan putri pertamanya, namanya karina putri. kalau ibu sendiri merasa cocok dengan putri, karena ibu lihat selain cantik gadis itu sangat solihah, sopan dan halus, semua keluarga disini sudah setuju Raf, namun semuanya kembali kepadamu, kamu yang berhak memutuskannya,tapi kalau ibu menyarankan Putri itu selain cantik dan sholehah ia dari kalangan berada dan memiliki nasab yang baik, bukannya ibu tertarik pada harta, tapi ini kenyataan yang ibu saksikan nak, kamu pikirkan saja dulu pak Haji Syamsdin memberikan waktu selama satu bulan buat kamu'', Rafi masih tidak tahu apa yang harus dia lakukan ia sudah terlanjur jatuh cinta dengan seorang gadis melayu adik dari sahabatnya yang ia kenal dari yahoo messenger, Rafi masih terdiam dengan keadaan ia tak sadar kalau waktu terus mengejarnya, wajahnyapun makin terlihat kusut dan pucat kelihatan kalau dia selama ini kurang tidur, '' Raf, kelihatannya kamu lagi gak enak badan ya, wajah kamu pucat lho? tanya Yudi sahabat satu flatnya,
''gak tahu Yud, akhir-akhir ini aku banyak pikiran, jadi kurang tidur'' jawab rafi sedikit lemas
''kamu tuh aneh, kemarin kamu masih senyam senyum, sering maen kebawabah hanya untuk maen bola doang di suk sayarot sama kawan-kawanmu, sekarang jadi kaya ayam kena flu burung, diem gak punya tenaga, emang ada apa sih?'' Yudi semakin penasaran dengan kawan satunya ini
''ceritanya panjang Yud, soalnya ini menyangkkut masa depan hehehe,'' Rafi memaksakan dirinya tertawa
''emmm, kalo itu aku udah bisa nebak pasti pasti masalah mahkluk haluskan? hehehe'' Yudi menanggapi sekenanya, sudah mejadi adat mahasiswa kairo sedikit berkumpul saja pasti arah pembicaraan mereka langsung kepada perempuan dan berujung kepada masalah pernikahan, Rafi menahan geli dalam hatinya ia ingin tertawa dengan sikap sok tahu kawannya itu, tapi memang itu kenyataan nya kegelisahan yang mengganggunya selama ini memang karena masalah makhluk halus, perempuan.
'' ah, sok tahu kamu Yud'' balas Rafi singkat
'' ya udah.., besok-besok aja ceritanya aku mau ke kekeluargaan dulu ada acara bedah buku fiqhul jihad,'' balas Yudi sambil berlalu keluar flat.
Rafi menatap lama kompternya sebenarnya ia ingin sekali berlayar didunia maya membuka face book atau sekedar chating dengan kawan-kawannya, tapi niat itu ia urungkan karena ketika ia membuka yahoo messenger pasti Elizza langsung menyapanya sudah hampir satu minggu ia tidak membuka emailnya pikirannya masih kacau dengan kondisi yang menghalanginya, ia sudah sangat mengerti dengan keinginan ibunya, walaupun ibunya hanya seorang ibu tiri tapi sejak Rafi kecil kasih sayang yang ia dapatkan bukan seperti dari ibu tiri, ibunya sangat menyayanginya melebihi anaknya sendiri, dari situ Rafi tidak ingin mengecewakan ibunya apalagi ayahnya yang tidak pernah ingin jauh dari anak terakhir dari istri pertamanya yang sudah sekian tahun meninggal karena sakit, waktu itu Rafi masih berumur tiga tahun, ayahnya sungguh tidak tega melihat anak sekecil itu tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu, ia memutuskan untuk menikah lagi demi Rafi, Rafi pun sangat beruntung karena memiliki ibu tiri tapi tidak seperti ibu tiri. Rafi sedikit tresentak ketika ponselnya berdering tanda ada sms masuk, sejenak ia melihat ponselnya ia lebih kaget lagi ketika tahu sms itu dari Elizza ''salam, abang lama x de kabar, busy ke? I miss U, abang sudah makan?'' sms itu bukannya malah membuat ia tersenyum, tapi malah membuatnya sakit, ada rasa sakit yang menyayat hatinya ketika membaca sms itu matanya ia pejamkan sekuat mungkin ia mencoba untuk mengendalikan dirinya tapi lagi-lagi ia teringat pesan orang tuanya, ia sadar kalau sekarang ini Elizza sudah menjadi bagian dari hari-harinya, bahkan lebih dari itu, Rafi sudah menyimpan nama itu dalam hatinya, nama yang membuatnya selalu tersenyum, nama yang membuat musim dingnin menjadi hangat, musaim panas menjadi sejuk, banyak harapan yang tersimpan untuk nama itu, Elizza. ia ingin nama itu menjadi bagian hidupnya yang akan menemaninya sampai waktu yang akan memisahkannya, tapi sekarang pun ia bergantung kepada waktu, karena waktu yang akan menentukannya apakah mimpinya itu akan menjadi kenyataan atau kandas karena harus mengikuti keinginan kedua orang tuanya. perlahan Rafi meraih ponselnya kembali senyumnya ia kembangkan seolah ia sudah kuat dengan keadaan yang ada didepan matanya, ''ini hanya sedikit duri dalam perjalanan, aku yakin setelah hari ini banyak hal baru yang akan membuat aku tegar kembali, aku tak ingin keadaan ini semakin membuatku terpuruk'' keluhnya dalam hati.
tangannya mulai menekan huruf demi huruf yang ada di ponselnya '' waalaikum salam, hari ini aku terbelenggu dlm situasi, terpenjara sepi membakarku dalam panas bara api, cinta seakan membuat aku mati, menyiksaku dlm pilihan yang tak kumengerti'' Rafi terbawa oleh perasaannya.
Malam semakin larut menyelimuti kota kairo, titik embun dini hari mulai menampakan putihnya yang bening. lampu-lampu flat pun sudah hampir semuanya ikut menghitam mungkin para penghuninya sudah terlelap tidur, karena semenjak sore berganti senja mereka sibuk dengan kegiatan musim panas mereka, ada yang bermain ditaman hingga berjam-jam, bermain bola di suk sayarot hingga subuh hampir menyapa, akhirnya pukul dua pagi dini hari yang tersisa hanya sepi yang mencekam dan udara yang sedikit dingin merasuk kedalam pori-pori kulit orang yang masih terjaga. malam ini Rafi sama seperti kemarin ia tidak bisa memejamkan matanya pikirannya masih melayang-layang didunia entah berantah, kadang keindonesia, tapi kadang sering juga kenegri jiran, "Ya Rob, tenangkan hati dan pikiran ku" keluhnya dalam hati, tangannya masih memegang hand phone, telpon dari ibunya maghrib tadi masih terngiang-ngiang dalam benaknya "nak, kemarin keluarganya pak Haji Syamsudin datang kerumah ingin menyambung ikatan silaturahim dengan keluarga kita, ia ingin menjodohkan kamu dengan putri pertamanya, namanya karina putri. kalau ibu sendiri merasa cocok dengan putri, karena ibu lihat selain cantik gadis itu sangat solihah, sopan dan halus, semua keluarga disini sudah setuju Raf, namun semuanya kembali kepadamu, kamu yang berhak memutuskannya,tapi kalau ibu menyarankan Putri itu selain cantik dan sholehah ia dari kalangan berada dan memiliki nasab yang baik, bukannya ibu tertarik pada harta, tapi ini kenyataan yang ibu saksikan nak, kamu pikirkan saja dulu pak Haji Syamsdin memberikan waktu selama satu bulan buat kamu'', Rafi masih tidak tahu apa yang harus dia lakukan ia sudah terlanjur jatuh cinta dengan seorang gadis melayu adik dari sahabatnya yang ia kenal dari yahoo messenger, Rafi masih terdiam dengan keadaan ia tak sadar kalau waktu terus mengejarnya, wajahnyapun makin terlihat kusut dan pucat kelihatan kalau dia selama ini kurang tidur, '' Raf, kelihatannya kamu lagi gak enak badan ya, wajah kamu pucat lho? tanya Yudi sahabat satu flatnya,
''gak tahu Yud, akhir-akhir ini aku banyak pikiran, jadi kurang tidur'' jawab rafi sedikit lemas
''kamu tuh aneh, kemarin kamu masih senyam senyum, sering maen kebawabah hanya untuk maen bola doang di suk sayarot sama kawan-kawanmu, sekarang jadi kaya ayam kena flu burung, diem gak punya tenaga, emang ada apa sih?'' Yudi semakin penasaran dengan kawan satunya ini
''ceritanya panjang Yud, soalnya ini menyangkkut masa depan hehehe,'' Rafi memaksakan dirinya tertawa
''emmm, kalo itu aku udah bisa nebak pasti pasti masalah mahkluk haluskan? hehehe'' Yudi menanggapi sekenanya, sudah mejadi adat mahasiswa kairo sedikit berkumpul saja pasti arah pembicaraan mereka langsung kepada perempuan dan berujung kepada masalah pernikahan, Rafi menahan geli dalam hatinya ia ingin tertawa dengan sikap sok tahu kawannya itu, tapi memang itu kenyataan nya kegelisahan yang mengganggunya selama ini memang karena masalah makhluk halus, perempuan.
'' ah, sok tahu kamu Yud'' balas Rafi singkat
'' ya udah.., besok-besok aja ceritanya aku mau ke kekeluargaan dulu ada acara bedah buku fiqhul jihad,'' balas Yudi sambil berlalu keluar flat.
Rafi menatap lama kompternya sebenarnya ia ingin sekali berlayar didunia maya membuka face book atau sekedar chating dengan kawan-kawannya, tapi niat itu ia urungkan karena ketika ia membuka yahoo messenger pasti Elizza langsung menyapanya sudah hampir satu minggu ia tidak membuka emailnya pikirannya masih kacau dengan kondisi yang menghalanginya, ia sudah sangat mengerti dengan keinginan ibunya, walaupun ibunya hanya seorang ibu tiri tapi sejak Rafi kecil kasih sayang yang ia dapatkan bukan seperti dari ibu tiri, ibunya sangat menyayanginya melebihi anaknya sendiri, dari situ Rafi tidak ingin mengecewakan ibunya apalagi ayahnya yang tidak pernah ingin jauh dari anak terakhir dari istri pertamanya yang sudah sekian tahun meninggal karena sakit, waktu itu Rafi masih berumur tiga tahun, ayahnya sungguh tidak tega melihat anak sekecil itu tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu, ia memutuskan untuk menikah lagi demi Rafi, Rafi pun sangat beruntung karena memiliki ibu tiri tapi tidak seperti ibu tiri. Rafi sedikit tresentak ketika ponselnya berdering tanda ada sms masuk, sejenak ia melihat ponselnya ia lebih kaget lagi ketika tahu sms itu dari Elizza ''salam, abang lama x de kabar, busy ke? I miss U, abang sudah makan?'' sms itu bukannya malah membuat ia tersenyum, tapi malah membuatnya sakit, ada rasa sakit yang menyayat hatinya ketika membaca sms itu matanya ia pejamkan sekuat mungkin ia mencoba untuk mengendalikan dirinya tapi lagi-lagi ia teringat pesan orang tuanya, ia sadar kalau sekarang ini Elizza sudah menjadi bagian dari hari-harinya, bahkan lebih dari itu, Rafi sudah menyimpan nama itu dalam hatinya, nama yang membuatnya selalu tersenyum, nama yang membuat musim dingnin menjadi hangat, musaim panas menjadi sejuk, banyak harapan yang tersimpan untuk nama itu, Elizza. ia ingin nama itu menjadi bagian hidupnya yang akan menemaninya sampai waktu yang akan memisahkannya, tapi sekarang pun ia bergantung kepada waktu, karena waktu yang akan menentukannya apakah mimpinya itu akan menjadi kenyataan atau kandas karena harus mengikuti keinginan kedua orang tuanya. perlahan Rafi meraih ponselnya kembali senyumnya ia kembangkan seolah ia sudah kuat dengan keadaan yang ada didepan matanya, ''ini hanya sedikit duri dalam perjalanan, aku yakin setelah hari ini banyak hal baru yang akan membuat aku tegar kembali, aku tak ingin keadaan ini semakin membuatku terpuruk'' keluhnya dalam hati.
tangannya mulai menekan huruf demi huruf yang ada di ponselnya '' waalaikum salam, hari ini aku terbelenggu dlm situasi, terpenjara sepi membakarku dalam panas bara api, cinta seakan membuat aku mati, menyiksaku dlm pilihan yang tak kumengerti'' Rafi terbawa oleh perasaannya.
sementara itu dikuala Lumpur senja kemerehan mulai menghiasi langitnya yang terang, lukisan indah itu perlahan berubah menjadi gelap yang hitam adzan magribpun sudah dari tadi berlalu disalah satu rumah yang berlantai tiga masih terdengar bacaan alqur'an to be continue
0 komentar
Posting Komentar