Sepertinya baru kemarin membaca sebuah satatus di jejaring
social dari salah seorang senior, tentang seorang Suriah (a Syirian people) yang
meminta bantuan financial hampir disetiap masjid yang ada di Kairo. Alhamdulillah,
shalat dzuhur tadi Allah menakdirkan ku untuk bertemu dengan salah satu di
antara mereka, tepatnya di masjid Ar-rasul Hayul Asyir. Setelah shalat dzuhur
sang imam masjid yang memiliki suara merdu seperti syaikh Sudais (Imam besar di
masjidil haram) mengumumkan kepada jama’ah bahwa ada salah seorang warga Syiria
yang sangat membutuhkan bantuan. Kontan para jama’ah yang mendengar pengumuman
itu langsung menoleh kearah orang yang di maksud oleh sang imam, saya pun tidak
ketinggalan memperhatikan sosok orang yang negerinya sedang dilanda perang saudara itu. Perang untuk memperjuangkan hak mereka
dari pemimpinnya yang dzalim dan tidak diterima lagi oleh rakyatnya.
Konflik Suriah telah berlangsung hampir dua tahun, geliat
revolusi itu sepertinya sudah tergambar di benak rakyat Suriah yang
menginginkan keadilan berdiri tegak di negerinya. Semenjak asap revolusi itu
menyebar dari Tunisia, lalu merobohkan hampir semua pemimpin tiran di Timur
Tengah. Hingga menewaskan salah satu diantara mereka, siapa yang tidak kenal
dengan sosok Muamar Kadafi, seorang colonel yang berhasil memimpin Libya hampir
setengah abad. Gaya kepemimpinanya yang kadang kontroversial menimbulkan
polemic baik di dunia tengah ataupun barat. Namun nahas, singa padang pasir itu
harus mengakhiri masa kepemimpinanya dengan su’ul khatimah, tewas ditangan
rakyatnya sendiri melalui perlawanan bersenjata. Dan sekarang, gilirian rakyat
Suriah yang mengambil pelajaran dari revolusi Libya.
Semenjak demonstrasi menentang Bashar Asad meletus pada
tanggal 15 maret 2011, banyak korban berjatuhan dari rakyat sipil. Asad yang
berpaham Syi’ah ‘alawiyah sepertinya ingin menjadikan Suriah seperti Iran,
tidak heran jika Asad menjadikan Negara Persia itu sebagai sekutu dekatnya.
Tapi rakyat Suriah bisa membaca geliat pemimpin di negerinya. 60.000 orang
telah meregang nyawa menjadi korban, lalu negeri-negeri barat sudah mulai memperlihatkan
interfensinya. Rusia yang kini sudah mengirimkan tentaranya sebanyak 62.000
personil ke Suriah lengkap dengan kendaraan dan peralatan tempurnya diduga
melindungi Bashar Asad didalam kapal selam mereka. Semoga Allah segera
memberikan kemenangan kepada para mujahidin dan rakyat Suriah yang membela negri,
aqidah, iman, dan juga kehormatan mereka.
Tatapan ku kembali pada sosok orang yang berbadan besar itu,
kuperhatikan banyak juga orang-orang Mesir yang memberi bantuan kepada orang
yang berwajah sayu itu. Ah.. Aku baru ingat uang di saku celanaku yang tersisa
tinggal 50 pon saja, tapi aku berpikir kapan lagi aku bisa berbagi dengan saudaraku
di Suriah. Sekaranglah saatnya untuk menunjukan kecintaanku kepada mereka.
Mungkin jumlah yang aku berikan tidak seberapa, tapi semoga dari yang tidak seberapa
itu Allah ridha kepadaku sehingga di akhirat kelak Allah memberikan naungan-Nya
dan menggolongkanku kedalam hamba-Nya yang menciantai saudaranya karena Allah.
Uang 50 pon itu aku belanjakan sedikit, sekedar untuk makan
siang waktu itu. Lalu sisanya aku bagi dua, setengahnya ku gunakan untuk ongkos
pulang ke Zagazig, dan setengahya aku berikan untuk orang yang dari tadi
berdiri disamping pintu masjid sambil memperlihatkan paspor warga negaranya.
Semenjak shalat dzuhur selesai aku perhatikan dia masih berdiri di sana, masih
didepan pintu dan rak sandal yang sama. Urusanku di Zagazig nanti, aku hanya
bisa memasrahkannya kepada Allah. Aku yakin ketika kita membantu orang lain,
maka Allah pun akan memudahkan urusan kita, ketika kita mendoakan orang lain
maka para malaikat pun akan mendoakan kita.
Setelah sampai di Zagazig, ternyata Allah langsung
memperlihatkan kasih sayangnya. Ketika awal masuk kerja, salah satu rekan di café
Pelangi memberi tahu bahwa rumah makan kami kemarin menerima pesanan catering
sebanyak 170 porsi untuk minggu depan. Alhamdulillah.. Ya Rahmaan ya Rahiim,
padahal aku hanya berbagi sedikit saja tapi Engkau membalasnya berlipat ganda. “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Kampung Permai, 22/01/013
0 komentar
Posting Komentar