Mereka tidak pernah menunjukan wajah susah
mereka, tidak juga keluh mereka, ataupun
sedih, tidak sedikitpun terlihat dari gurat
wajah mereka. Walaupun sebenarnya mereka
sangat berhak untuk melakukan itu. Tapi
mereka lebih memilih untuk selalu
tersenyum, menunjukan wajah teduh mereka.
Wajah tentram hasil dari sebuah luhurnya
keimanan, bersahabat dengan segala
kekurangan dan keterbasan mereka. Itu yang
semakin membuat mereka lebih kuat dan
bersahaja.
Mendung yang membawa hujan peluru tidak
sedikitpun menyurutkan semangat juang yang
sudah terpatri kuat dalam jiwa mereka.
Apapun jenis senjata zionis yang diisukan
sangat canggih, sedikitpun tidak pernah
membuat mereka gentar. Hingga Israel yang
berjiwa pecundang mengirimkan mesin
pembunuh untuk membombardir kota para
syuhada. Puluhan, ratusan bahkan ribuan
nyawa yang tak bersalah telah menjadi
korban kebiadaban negara yahudi itu. Namun
tetap, para penghuni kota Syuhada itu tidak
pernah ciut nyali, tapi mereka semakin kuat
dengan segala keterbatasan.
Siang hari mereka lalui dengan bekerja,
berladang, menjaga toko, mengajar, menuntut
ilmu. Seolah ditempat mereka berdiri tidak
pernah terjadi apa-apa. Tapi di malam
harinya mereka menjelma menjadi para
kesatria pemberani, perwira yang gagah yang
tak pernah lepas dari Al-qur’an. Gerak
mereka seperti prajurit malam yang
dikirimkan oleh Allah untuk menjaga tanah
yang dulu pernah Rasulallah singgah di
sana. Iya, itulah peristiwa agung, ketika
Rasulallah dinaikan kelangit ketujuh. Dalam
peristiwa “Isra’ dan Mi’raj”.
Rasanya baru kemarin aku menyimak keluhuran
negerimu, tentang gagah beraninya para
penduduk kota itu. Dan kabar itu pasti akan
membuka setiap hati yang terutup, dan
meretas celah kepahlawanan disetiap jiwa
yang mendengarnya. Lalu kemarin, tepatnya
tanggal 15 november, Panglima Brigade Asy-
Syahid Izzuddin Al-Qassam, Ahmad Al-Jabari
telah membuktikannya kembali, setelah para
pendahulunya juga Syahid dijalan yang sama
di kota yang sama, di tanah para syuhada
yang tak akan pernah berhenti untuk
melakukan perlawanan. Tak akan pernah
berhenti melawan penindasan.
Dunia yakin, mereka akan tetap berjuang.
terus, dan selamanya. Seperti yakin ku,
bahwa kemerdekaan itu semakin dekat. Karena
kehancuran bagi israel sudah semakin jelas.
Aku yakin bulu kuduk mereka berdiri tegak
ketika Qordhawi berada di masjid Al-Azhar,
ketika mereka mendengar kabar bahwa Erdogan
akan bertemu dengan Mursi di Kairo, untuk
membahas dampak oprasi mereka di Gaza.
Insya Allah, merdeka itu sudah semakin
dekat.
Tanah ribath itu kini semakin bergejolak,
tapi senyum dan harapan itu tidak pernah
pupus dari wajah mereka.Bahkan setiap janin
yang terlahir disana sudah mengetahui
tugasnya, bahwa mereka terlahir untuk
berjuang membebaskan negeri mereka. Gaza,
tidak akan pernah berakhir…
0 komentar
Posting Komentar