Waktu memutar detiknya, membisikan denting rindu dalam geraknya yang tak pernah mati.
mengukir luka dalam relung langit, bercerita bahwa pertemuan adalah awal kehilangan, sepi hanya aku dan mimpi.
kemarin, bulan masih menemaniku mencari sosoknya yang belum terlihat, dengan gelagap rindu yang selalu menyuruhku untuk bercermin pada sanubari
mencari dalam sebuah kenangan yang mulai retak, terjebak dalam fatamorgana yang tak pernah membuat aku kembali.
menyerah pada takdir, karena sampai kapanpun aku tak pernah bisa mengintip apa yang tertulis dalam kitabku ditempat yang tinggi.
tentang sosok bidadari, atau tentang jalan mana yang harus kulalui.
aku hanya sebuah bagian dari kumpulan kejadian lalu terseret dalam tarian waktu lalu terbuang dan hilang ditelan dibumi.
Cairo, 18 juni 2012
Aku mencari tentangnya, dalam gelapku dan dalam terangku.
Ikuti bayang hitam yang menari diatas warna pelangi yang gemulai, lalu hilang seperti luapan rindu pada embun pagi yang tak pernah bertemu.
Seperti perasangka yang bisu, ia mencaci lalu berlalu tinggalkan benci dan cemburu.
Ada yang terluka, dan disini sang ksatria menunggu dalam remang putusan waktu.
Dalam teriaknya tentang ibu, ungkapkan keluh yang terikat dibalik sanubari yang rapuh, lenyap dalam tarikan nafas yang terluka oleh rindu.
aku gerhana dalam purnama yang begitu terang menderu.
Karena dimata mereka indah ku hilang terbawa senja yang tenggelam menahan marah, berjibaku dalam lelapnya malam hingga pagi enggan untuk tersenyum dan memilih layu.
Aku masih mencari tentangnya, dalam gelapku dan dalam terangku.
Cairo, 10/07/012
0 komentar
Posting Komentar