We Are With You

We Are With You
The help of Allah is always near

RELEIVE GAZA'S ORPHANS

RELEIVE GAZA'S ORPHANS
Mari kita bantu saudara kita!

Karyaku

Karyaku
Ya Allah Semoga Bisa Diterbitkan

Followers

Kisah Dalam Gambar Slideshow: Rama’s trip from القاهرة, مصر to 3 cities جدة, مكة المكرمة and الزقازيق was created by TripAdvisor. See another مصر slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Kamis, 12 Juli 2012

Diariku, Tentang Nenek

Zagazig, 20/07/012

Nek, aku selalu merinduimu. Dan ramadhan kali ini aku merasa sendiri tanpa suara nenek yang selalu menangis jika aku telpon. Nek, jika ramadhan kemarin itu adalah ramadhan terakhir untuk nenek. Maka ramadhan kali ini pun aku akan membuatnya seakan-akan ini ramadhan terakhirku. Aku tidak akan melewatkannya begitu saja. Seperti pesan ustazd Shalah (orang Mesir) ketika kami mengadakan tarhib ramadhan dirumah bang Adi Sucipto "jadikanlah ramadhan kali ini, seolah-olah ramadhan terakhirmu,  karena dengan seperti itu kita tidak akan menyia-nyiakannya begitu saja.  Alhamdulillah nek, walaupun sore tadi habis main futsal dan kaki sempat bengkak karena terluka pas bermain, ditambah kepala terasa sangat pusing, tapi aku masih bisa menyempatkan untuk shalat isya dan tarawih berjama'ah dimasjid Al-fath masjid agung di Zagazig, dan alhamdulillah aku juga berada di shaf pertama. Nek, tahun 2005 lalu adalah ramadhan terakhir yang kita lalui bersama. Aku masih ingat ketika kita melaksanakan shalat tarawih berjama'ah dimushala samping rumah kita waktu itu aku terlalu banyak memakai minyak wangi di baju koko ku, minyak wangi dengan aroma jeruk seperti peremen karet yang sangat aku sukai semenjak masuk ke pesantren. Nenek menegurku, "Ini mau shalat tarawih apa mau nyari perhatian". Hehe, aku hanya tersenyum dengan teguran itu, dan ternyata benar ditempat jama'ah para ibu-ibu dan akhwat duduk, langsung ribut ketika mencium bau minyak wangiku yang beraroma peremen karet. Aku juga masih ingat, sorenya sebelum besok kita berpuasa, nenek juga selalu menyuruhku untuk berjiarah ke makam kakek, mengirimkan sebuah doa dan untuk membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh diatas makam kakek. Nenek juga selalu membangunkanku untuk makan sahur ketika aku berada dirumah. Kadang juga jika setelah makan sahur aku tertidur nenek selalu menariku dengan paksa agar aku bisa shalat subuh berjama'ah dimushala bersama nenek. Namun setelah masuk pesantren aku tidak berani untuk tidur setelah sahur, selain malu kepada nenek aku juga ingin membuktikan bahwa aku telah berubah. Nek terima kasih atas kasih sayang nenek yang begitu tulus dan melimpah ruah. Aku tidak akan lupa dengan semua pesan nenek tentang hidup yang sederhana dan mensyukuri apa adanya.  Ya Allah ampunilah segala dosa-dosa neneku, lapangkanlah kuburnya, dan terimalah segala amal ibadahnya. Sayang nenek selalu.

Zagazig, 17/07/012

Apa kabar nek? maaf lama aku tidak menyapamu, tapi insya Allah doa itu akan selalu mengalir untuk nenek.
Nek, aku sekarang sedang berada di Zagaig, tempat yang dulu sangat aku banggakan. Entahlah nek, waktu telah membuat segalanya berubah. Zagazig tidak lagi seperti dulu memberikan kedamaian dan ketentrman. Nek maaf, aku telah membuatmu kecewa, karena aku telah membuat ayah dan umi marah kepadaku, walaupun aku tak bisa mmelihat wajah mereka ketika marah tapi aku tetap merasa seperti anak yang tidak berbakti. Aku telah membuat mereka kecewa karena rencana pulang ke Indonesia tahun ini aku batalkan. Yang pasti karena menikah itu membtuhkan persiapan lahir dan batin. Dan sepertinya aku juga harus segera bangun dari mimpi buruk panjangku. Mimpi yang telah membuat aku terluka dan tidak percaya lagi dengan senyum Hawa. Sudah dulu nek ya, aku selalu sayang nenek.

=========================================================================

Nek, aku mencintaimu labih dari yang engkau tahu.
Suaramu penuh pilu, ketika dalam sedu sedanmu
memberitahukanku bahwa kau sedang merinduiku.
Meski tak berkata, senja disetiap kali magrib
tiba selalu memberitahukanku bahwa engkaupun
memendam cinta untuku.
Itulah suara terakhirmu, memanggil namaku dalam
resahmu dan aku hanya mengucap beribu kali maaf untukmu.

Nek, aku pun masih rindu. Rindu dengan dzikirmu
ketika menyebut namaku dalam doamu.
Maaf, karena aku belum bisa menepati janji yang dulu.
Bahkan akupun belum bisa menziarahi kuburmu,
mendoakanmu dengan cintaku yang tak akan pernah
pupus sampai waktu akan mempertemukanku denganmu.
Aku tahu air mataku tak akan membuat engkau datang kembali padaku.
Namun biarkanlah aku menangis bila mengingatmu,
karena dengan menangis rasa rindu itu seperti
terobati, hilang seperti air mata yang berlalu.

Hai 'Asyir, Kairo 13/07/012

Rindu yang membuncah meluap membungkam titik nadir yang kini indahnya tak bisa lagi kurasakan
karena tentangnya masih banyak yang belum bisa ku jabarkan
Tak cukup hanya dengan ucapan selamat tinggal, karena cinta yang sudah menggegap gempita tak bisa disingkirkan atau begitu saja di acuhkan
Ribuan sesal, menjejal menghalangi nafas untuk bisa menghirup bayangnya yang kini sudah dipisahkan oleh kematian
Menangis mungkin jalan terindah untuk bisa menghayati segala kesalahan dan kealpaan
Senja biarkanku merintih dalam dukaku yang lepas menghancurkan tubuh karena detik ini aku kehilangan
Mengikuti derai air mata rindu mengalir dalam sungai nestapa, tanpa henti ia berdiam diri dalam muara kesedihan
Senja, biarkanku merintih dalam duka yang lepas menghancurkan tubuh, karena detik ini aku terikat dalam ketidak berdayaan
Satu jalanmu telah engkau lalui, dalam detik waktu yang tak bisa kau pastikan.
memanggilku dalam usia senjamu, berharap aku bisa mmendekapmu ketika detak nadimu mulai melemah tuk bisa ungkapkan cinta yang telah lama kutinggalkan
dan nafasmu sudah mulai tersengal tuk bisa ucapakan salam perpisahan
aku sendiri dalam dukaku mencarimu dalam tangis malam yang penuh teriakan penyesalan.

Cairo, 21/05/2012

masih tentangnya...
Nek, jarak itu kini tak bisa ku tempuh.
Maafkan aku, karena bayangmu pun tak bisa kurengkuh.
Bukan kah itu keinginanmu?, bisa memelukmu mendekapmu dengan cintaku, namun harapan itu kini tak lagi utuh.
Rinduku kini mencaciku, menjauhimu dengan egoku seiring dengan hilangnya semangatku, hanyut, dan perlahan luluh.

Nek, padahal setiap malam aku selalu mencoba merangkai kata indah untukmu, supaya ketika aku pulang nanti, aku bisa berkata aku mencintaimu dan tetap menjadi cucumu yang patuh.
semoga engkau tahu kalau keinginanmu adalah keinginanku, dengan rinduku yang kini selalu memanggilmu meratapi salahku yang penuh menyeluruh.
Aku terluka oleh air mataku, meski telah berusaha untuk tidak menangis, namun derainya tetap manyayat melukai tubuh.
Kemarin, engkau berkata padaku untuk menjadi sosok yang kuat dan tangguh, namun kehilanganmu sungguh membuat aku rapuh.

Nek, aku akan tetap mengaku sebagai buah hatimu, dalam harapmu yang dulu sering kau ungkapkan ketika fajar mulai mendekati subuh.
Tak bisa kuwujudkan, dan kau menangis menutup luka lalu dengan pongah aku menduh jarak yang jauh.
Iya, engkau menggantung harapan besar padaku, dan namaku tak pernah terlepas dari doamu yang selalu terjaga, halus seperti luapan sinar mentari yang tak bisa kusentuh.
Dan ternyata aku tak sebijak yang engkau kira, dalam gundahmu aku masih berdiri angkuh.
Semga maafmu masih bisa kuhirup, seperti sayangmu yang mengalir dalam darahku, indah tak pernah pudar dan lusuh.

Cairo, 27/05/2012


Nek, maaf.Rindu telah membuat aku lupa untuk mengirimkan doa indah yang selalu kau tunggu.
Resah telah membuatku lemah dan luka itu ternyata masih membelenggu.
mengalir dalam detik waktuku
Dalam nafasku ia terasa, sangat sakit menghujam relung hati yang terjebak dalam murka pilu.
Aku tak pernah mendengar katamu, hingga sekali terluka aku tak bisa keluar dari dermaga derita yang bisu.
Nek, aku lemah aku rapuh, kehilanganmu membuatku aku sadar bahwa usia adalah rangkaian detik waktu yang akan menemui ujung, lalu hilang bagai debu
Ceritamu tentang cinta dalam sosok wanita membuka mata yang kemarin terluka oleh rindu.
Dengan wajah marah kau gantungkan petuah dalam pundaku.
Jika belum sampai masa jangan kau dekati sosok indah itu.itulah nasehatmu.
Nek, aku lupa dengan ucapmu, hingga saat ini luka itu masih melekat keras dalam jiwaku.
Aku kalah dalam langkahku hingga hati ini marah dan benci jika mengingat sosok lembut itu.
Aku tak pernah bercerita tentangnya padamu, mungkin itu lebih baik, kerena jika engkau tahu kaupun akan menangis sepertiku.
Nek, janjiku padaku dan padamu. Mulai saat ini aku tak akan pernah lupa mengirimkan doa indah untukmu.

Zagazig/7/7/012

Nek, apa kabar? semoga nenek selalu tersenyum.
karena nenek termasuk dalam golongan mukmin yang sholihin, dialam barzakh nenek diberi tempat yang indah, banyak burung-burung kecil yang berkicau dan semerbak wangi bunga yang harum.
Nek, aku rindu nenek. begitu deras rindu itu, hingga air mataku selalu menetes bila mengingat harapmu yang begitu tinggi padaku, namun aku telah membuatnya ranum.
Nek, tempat yang aku pijak tak lagi indah, karena di Zagazig segalanya telah berubah, menghitam, keruh, buram. Disana hatiku tak lagi tersenyum.
Nek, karena mereka tidak tahu. Mereka berkata tanpa memikirkan perasaan orang lain. Dan kali ini hatiku lebih terluka. Karena mereka menuduhku perebut perempuan orang lain.
Ya Allah ampunilah segala dosa-dosa neneku, lapangkanlah kuburnya, dan terimalah segala amal ibadahnya.
Nek, I Love You...

Cairo, 12/07/012

0 komentar

Posting Komentar