We Are With You

We Are With You
The help of Allah is always near

RELEIVE GAZA'S ORPHANS

RELEIVE GAZA'S ORPHANS
Mari kita bantu saudara kita!

Karyaku

Karyaku
Ya Allah Semoga Bisa Diterbitkan

Followers

Kisah Dalam Gambar Slideshow: Rama’s trip from القاهرة, مصر to 3 cities جدة, مكة المكرمة and الزقازيق was created by TripAdvisor. See another مصر slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Kamis, 26 Juli 2012

Gegap Gempita, Ramadhan ku {7}

Tarawih ke tujuh, 25/07/012
Tarawih ketujuh, berarti aku sudah menginjak hari ke enam berpuasa. Tapi rasanya ruh ramadhan itu masih belum bisa kugenggam seutuhnya, ya Allah kuatkan aku untuk selalu sitiqomah dalam menjalani bulan indahmu ini dengan penuh ketaatan agar predikat taqwa dapat kuraih dipenghujungnya nanti, dan amalan ini tidak berhenti walaupun ramadhan sudah berlalu menyisakan kerinduan bagi mereka yang mengharap hari-harinya selalu ramadhan.

Jika tarawih kemarin aku menunaikannya dimasjid Jami’ Syiba, kali ini tarawih ketujuhku aku melaksanakannya dimasjid Shaidhnawy, masjid yang sudah tidak asing lagi bagi teman-teman di Zagazig, karena setiap hari masjid ini selalu dilewati oleh lalu lalang keramaian orang dan kendaraan. Masjid yang terletak didepan rumah sakit Shaidhnawy ini diapit oleh dua jalan, kemanapun kita akan bepergian pasti melewati masjid ini. Tapi karena letak masjid ini jauh dari pemukiman teman-teman, jadi masjid ini tidak pernah dikunjungi oleh teman-teman untuk melaksanakan shalat berjama’ah atau pun shlat-shalat yang lainnya. Didepan masjid ini juga ada sebuah tugu yang melambangkan ke esaan Allah, karena tugu itu bertuliskan lafdzul jalalah, dan dikelilingi oleh sebuah taman kecil.  
Tugu didepan masjid Shaidhnawy

Karena letak masjid Shaidhnawy tepat didepan rumah rumah sakit, jadi rata-rata jama’ahnya adalah orang-orang yang sedang mempunyai keperluan dirumah sakit. Mungkin sedang menjenguk saudaranya yang sedang sakit, atau ada yang sedang berobat, ini terlihat ketika shalat tarawih selesai, kebanyakan para jamaah kembali kerumah sakit atau sekedar duduk dipinggir jalan disebuah tempat yang menjajakan minuman khas Mesir yaitu Syai atau teh panas yang kental. Tempat itu juga tepat berada didepan rumah sakit. Sebelumnya aku tidak menyangka jika masjid yang pernah saya kunjungi dua tahun lalu itu didalamnya terlihat bersih dan rapih, karpet masjidnya pun sangat bersih tidak ada bekas debu atau sisa-sisa pasir yang masuk kedalam masjid, para jama’ahnya pun begitu ramah. Memberi senyum ketika kita saling berpapasan, mungkin inilah bentuk amalan dari sebuah hadits Rasulallah SAW. “Janganlah sekali-kali kamu meremehkan suatu perbuatan baik walaupun hanya menyambut saudaramu dengan muka yang manis” (HR. Muslim)
Suasana didepan masjid Shaidhnawy setelah selesai shalat tarawih

Selesai shalat isya, hatiku sempat mengeluh sanggup tidak shalat tarawih dengan suara imam (maaf) kurang enak didengar. Namun, sebelum shalat tarawih dimulai ada sosok laki-laki tua dengan penampilan mirip seperti Syaikh Sya’rawi, berdiri dan maju kedepan menggantikan imam yang pertama. Ternyata suaranya tidak seperti imam yang pertama tadi, kali ini sosok yang berpenampilan seperti syaikh Sya’rawi tadi memiliki suara yang merdu. Alhamdulillah ‘azzam yang tadi rapuh bisa kubangun kembali, tarawih yang dilewati selama satu jam itupun tidak terasa lelahnya, semuanya mengalir terbawa syahdunya lantunan ayat Al-qur’an yang dilantunkan oleh sang imam.

Setiap shalat tarawih dimasjid yang berbeda pasti kesannya pun berbeda, seperti tarawih dimasjid Shaidhnawy sekarang ini, karena letaknya masjidnya yang diapit oleh dua jalan dan sangat dekat dengan rel kereta api, jadi suara mobil dan kendaraan yang lainnya yang berlalu lalang tidak luput dari pendengaran. Belum lagi suara kereta api yang melintas kadang membuat kekhusuan shalat sedikit terganggu. Seperti dimasjid Tauhid, masjid Dhuyufu Rahman, masjid Jami’ Syiba dan masjid Al-ikhlas di Mahattah yang diakhir shalat witirnya imam membaca do’a qunut, dimasjid Shaidhnawy pun demikian. Imam membaca doa qunut dirakaat witir terakhir, tapi bacaan doa dimasjid ini berbeda dengan masjid-masjid sebelumnya yang pernah aku singgahi. Dimasjid Shaidhnawy lebih syahdu dan lebih menusuk kedalam hati. Membuat kecintaan kita pada ilahi semakin digerakan, semakin bergetar dan menggebu-gebu. Semoga diramadhan kali ini semua harapan yang aku tumpukan kepada Allah bisa tercapai dan terwujud. 

0 komentar

Posting Komentar