Minggu, 18 Agustus 2013
Ini Tentangnya, Yang Kurindu
Label:
Puisi
Terhalang malu, begitu saja, rindu
kubiarkan berlalu. Meski sempat ku genggam,
retaskan gundah yang kini bertahta dalam
relung hati menyulam segala pilu.
Sepi itu menjelma dirimu, tak pernah
terlihat, tak bisa ku sapa, ia hanya diam,
terpaku bersamaku dalam bisu.
Aku ingin berhenti menghitung waktu, karena
itu hanya akan membuatmu semakin jauh, jauh
menyelami bimbangku tentangmu.
Karena kamu adalah malam, sedangkan aku
adalah siang yang selalu menanti rembulan
di antara sinar mentari yang menyilaukan.
Tak mengapa jika malam ini aku harus
terjaga untuk bisa kembali melukis senyumu.
Semoga kamu tahu, malam ini aku tertatih
mencarimu dalam setiap sepiku yang menyemai
rindu.
Harusnya kamu ada, ketika Allah telah
memberiku cahaya, cahaya wajahmu..
Dan ketika kamu hilang, mendung itu hinggap
mendera luka di sekujur tubuh yang hampir
roboh menahan jarak yang tak akan membuat
kita bertemu.
Jika berharap tidak selamanya membuahkan
gundah, aku akan selalu memanggilmu dalam
setiap sujudku, agar cerita yang sudah kita
tulis menjadi milik kita, indah ataupun
tidak, kita yang menentukan akhir episod
itu.
Rindu itu lahir dari rasa khawatirku yang
terlalu.
Dari rasa yang sederhana, yang tak bisa
dikatakan oleh lisan para pemalu seperti
milikku.
Tak bisa kupecahkan tentang apa yang
kurasakan, karena kamulah bahasa rindu itu.
Kamu yang tiba-tiba menghilang dan selalu
kutunggu di setiap akhir malamku. Meski
bintang merah itu telah berpijar, tapi ia
tidak lagi bercerita tentangmu. "Kamu di
mana?" pertanyaan ini, selalu ku ulangi
kala kau singgah dalam benak pikirku.
Kampung Permai, 17/08/2013
0 komentar
Posting Komentar