Apa Kabar Adik Kecilku?
bukalah jendela kamarmu, dan tetaplah
tersenyum wahai bidadari kecilku.
karena mentari pagi akan membuatmu
indah, mengikis segala resahmu
hijabmu adalah sayap yang akan
membawamu terbang menuju tempat
yang dulu selalu kau tayakan, tempat
terindah yang berada dibawah
telapak kaki sang ibu
percayalah pada hatimu, ketika ia
bercerita tentang budi pekerti ambilah
jalan itu
ketika ia berkata tentang akhlaqul
karimah,
maka kau akan bahagia jika kau terapkan
dalam hidupmu.
jangan bersedih wahai bidadari kecilku
ketika kau berhijab hanya untuk
menutupi keburukanmu
ingatlah Allah maha melihat atas aib-
aib kita yang sekarang ataupun yang
dulu
mulai lah dari hatimu, maka perlahan
engkau akan tahu
rasa malumu akan membuatmu semakin
indah, karena ia akan membawamu
pada jalan iman yang bermuara dalam
hatimu
ikuti dan hayatilahlah firman tuhanmu,
ketika dia menyuruh menutupi auratmu
maka panjangkanlah hijabmu hingga
menutupi dadamu
karena itu akan membuatmu semakin indah
dan terjaga dari sifat-sifat buruk
disekelilingmu
tetaplah tersenyum bidadari kecilku
hapuslah ragu dalam dirimu, yakinlah
hijab adalah jalan terindah yang akan
![]() |
Berhijablah maka engkau akan menjadi semakin indah |
surga yang dirindu.
Zagazig 14/12/011
waktu yang akan mengucapkannya padamu
dalam ruang rindu aku terjebak rasa pilu
menengadah mencari celah tuk melihat dirimu
jarak perlahan yang telah membunuhku
hingga suaramu jauh dari malam-malamku
entahlah apakah aku atau engkau yang menunggu
tapi bulan dan bintang pun tahu
dari senja hingga gelap, risau hatiku memikirkanmu
detik, menit, hingga bulan dan tahun-tahun pun berlalu
wajah itu masih terhalang oleh dimensi waktu
disini aku terkikis tak bisa meraih bayangmu
perlahan aku sadar cinta mulai tumbuh dalam hatiku
happy birthday to you
sebuah ucapan dan doa yang ku kirimkan untukmu
berharap kau tak menghapus namaku dalam ingatanmu
walau jarak yang jauh membuat kau jemu
yakinlah disini aku merinduimu dalam setiap nafasku
Malu Berkata Cinta
Dalam diam aku mencarinya
Menugnkapnya dalam tabir dimensi yang kasat mata
Berusaha jujur menahan derasnya cinta
Tapi aku malu untuk berkata
Manusia biasa
Siapa yang tak bisa mengenalnya
Rindu adalah buah manis yang menyiksa
Mendera setiap hati yang dilanda Asmara
Benarkah aku memilikinya
Oh.. tapi aku malu berkata cinta
walau jarak jauh berdinding benua
Rasa itu begitu dekat didepan mata
Hingga nadiku bergetar ketika nama itu terbesit dalam jiwa
Apakah duniaku sama dengan harinya
Melukis cinta tanpa Kanfas didepannya
Mencari arah dimana ujungnya
Terpisah diantara malam dan siang
Aku tetap malu berkata Cinta
Mutiara
Hampa, memenjarakan ku dalam sepi
Aku terikat dalam resah yang tak bertepi
menjauh dari cinta yang tak bisa kumaknai
Akankah selamanya seperti ini?
bersembunyi dibalik gelisah yang perlahan semakin ku mengerti
kenanglah wahai sang matahari
ketika aku disampingnya aku malu berdiam diri
menatap bumi mencari sisi-sisi rindu yang tak pernah kutemui
lalu aku mulai terjebak dalam mimpi
dan bidadari semakin tergambar jelas dalam sunyi
rindu yang terlalu, menjalar semakin menyakiti
cinta yang terlalu, membuat aku hilang tak mengenal diri
dan bulan akan mengingatkanku dengan tangisnya yang mengiris hati
melihatku terpasung dalam ketidak berdayaan dengan detik waktu-
yang tak pernah berhenti
dan waktu tak akan bisa menyingkirkan cerita yang sudah terpatri.
Cairo 16/07/011
=============================================
tetap disana...
dilangitnya kau semakin indah penuh cahaya
setiap mahkluk dibumi tergugah lalu jatuh terpesona
walau rinduku selalu mengikutimu, dalam hening penuh resah selalu ada tanya
masihkah bidadari itu tersenyum untuk bumi yang selalu mengharap padanya
dan air mata cinta mengkristal menjadi sebuah mutiara
bidadari itu kini tenggelam dalam sedih yang tak terlihat
titik air mata itu kini mengkristal mengukir duka yang perlahan terpahat
tak ada rayuan karena sang ksatria terpaku dalam pantulan lara yang kini mulai tertambat
pelangipun malu menyapa tak lagi memberi senyum yang memikat
karena ia tahu bidadari itu kini terdampar dalam pedih yang lekat
lalu syair syair kesedihan mulai mengalun ketika sang ksatria ingin memeluknya erat
mengahapus segala lukanya dan membawanya keluar dari pedih yang pekat
namun jarak yang tak berpihak seolah memakinya dan merantainya kuat
gundah gulana kini menjadi teman setia selalu datang dan tak pernah terlambat
menyanyikan lagu sendu menunggu senja yang tak pernah lewat
dalam ukiran rindu cerita sang bidadari itu akan tetap diingat
berharap ia akan kembali tersenyum hingga senjapun akan memancarkan sinarnya yang ingin selalu dilihat.
Zagazig menjelang berbuka 06/08/011
================================================================
cerita sang bulan dalam cahayanya yang perlahan menghilang
dan tetesan kecil embun malam mulai melukis wajah
Dalam diam aku mencarinya
Menugnkapnya dalam tabir dimensi yang kasat mata
Berusaha jujur menahan derasnya cinta
Tapi aku malu untuk berkata
Manusia biasa
Siapa yang tak bisa mengenalnya
Rindu adalah buah manis yang menyiksa
Mendera setiap hati yang dilanda Asmara
Benarkah aku memilikinya
Oh.. tapi aku malu berkata cinta
walau jarak jauh berdinding benua
Rasa itu begitu dekat didepan mata
Hingga nadiku bergetar ketika nama itu terbesit dalam jiwa
Apakah duniaku sama dengan harinya
Melukis cinta tanpa Kanfas didepannya
Mencari arah dimana ujungnya
Terpisah diantara malam dan siang
Aku tetap malu berkata Cinta
Hampa, memenjarakan ku dalam sepi
Aku terikat dalam resah yang tak bertepi
menjauh dari cinta yang tak bisa kumaknai
Akankah selamanya seperti ini?
bersembunyi dibalik gelisah yang perlahan semakin ku mengerti
kenanglah wahai sang matahari
ketika aku disampingnya aku malu berdiam diri
menatap bumi mencari sisi-sisi rindu yang tak pernah kutemui
lalu aku mulai terjebak dalam mimpi
dan bidadari semakin tergambar jelas dalam sunyi
rindu yang terlalu, menjalar semakin menyakiti
cinta yang terlalu, membuat aku hilang tak mengenal diri
dan bulan akan mengingatkanku dengan tangisnya yang mengiris hati
melihatku terpasung dalam ketidak berdayaan dengan detik waktu-
yang tak pernah berhenti
dan waktu tak akan bisa menyingkirkan cerita yang sudah terpatri.
Cairo 16/07/011
=============================================
tetap disana...
dilangitnya kau semakin indah penuh cahaya
setiap mahkluk dibumi tergugah lalu jatuh terpesona
walau rinduku selalu mengikutimu, dalam hening penuh resah selalu ada tanya
masihkah bidadari itu tersenyum untuk bumi yang selalu mengharap padanya
dan air mata cinta mengkristal menjadi sebuah mutiara
=================================================================
30 ..
Tidak akan pernah cukup bagiku
Untuk bersamamu
Mencintai kekuranganmu
Mengagumi kelebihanmu
30 ..
Bukanlah suatu angka akhir
Tetap bersamaku , pintaku
Hingga 30 yang lainnya
Tetap disisiku , harapku
Hingga 30 kelak hanya aku dan kamu di kisahnya ..
24/07/2011
==================================================
ketika mata hari kehilangan sinarnya
langit hitam akan menghampiri setiap jiwa yang hampir terluka
pekat tiada warna, hati anak manusia kini gerhana
berlari mencari jejak rindu yang samar tertiup angin gurun siwa
degup jantungnya pun kini gemetar ketika cinta mulai menyuguhkan pedihnya
beribu pertanyaan mengguncang hati yang lara
lalu siapa yang akan memberikan warna diatas pelangi yang tak lagi dipuja
disana disisi pantai laut merah sosok bidadari telah menyayat perih hati yang merayunya
namun senyum tetap membuat sang ksatria bertahan dari petaka yang tak terduga
membiarkan setiap bait puisi menemani resah hidupnya
meski detak nadi tak lagi sejalan dengan nafasnya
terhalang oleh jarak terkurung oleh rindu yang selalu menggema
dan hitam tetap akan menjadi musuh bagi mereka yang mencintai cahaya
hingga gerhana itu lenyap dan matahari kembali bersinar dengan indahnya..
Heliopolis 01/08/011
=====================================================
teriaku dalam malamku menanti detik demi detik tersingkapnya sebuah keputusan
dibawah langit pekat kini aku selalu mengharapkan ampunan
berkata lirih tak ingin ini menjadi detik terakhir kaki menginjak di atas bumi yang selalu dirindukan
untaian doa kini menjadi dzikir indah yang tak akan pernah dilewatkan
dan instrumen kehampaan itu mulai terkikis ketika aku sadar akulah hamba yang lemah iman
tuhan, perlahan aku malu menyebut namamu yang indah dan menyejukan
karena catatan itu dalam hitungan waktu akan membuktikan
betapa aku dekat denganmu ketika aku membutuhkan
dan berlalu meninggalkanmu ketika kebahagiaan itu telah engkau berikan
namun sayangmu begitu luas melebihi luasnya lautan
tak ada yang bisa menyanggah jika rahmat dan cintamu begitu dekat, sedekat tarikan nafas yang tak pernah berhenti kurasakan
seperti gerak nadi yang tak pernah lupa untuk berdetak, lalu dalam sakitku engkau tetap berikan kesembuhan
engkau yang telah berkata: "ujiibu da'wata daa'i idzaa da'aan"
lalu jalan itu semakin terbuka dalam titik titik gelap kepasrahan
engkau akan mengabulkan setiap doa hambamu apa bila ia berdoa dan meminta permohonan
dan hanya engkau yang mampu mengangkat hambamu dari kegelapan
menunjukan mereka pada jalan cahaya yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang beriman
dalam sujudku disubuh ini cinta itu semakin terasa indah dan menawan menyatu dengan degup jantung meresap kesetiap rongga jiwa yang merindu dengan sebuah pertemuan
pertemuan dengan Dzat yang maha indah yang cintanya akan tetap abadi hingga akhir jaman
ya Rab rengkuh aku untuk bisa selalu menepati kesabaran
bimbing aku untuk selalu dijalanmu hingga setapak demi setapak aku bisa berada pada puncak keimanan
Zagazig 08/08/011
tadabbur pasca sahur
30 ..
Tidak akan pernah cukup bagiku
Untuk bersamamu
Mencintai kekuranganmu
Mengagumi kelebihanmu
30 ..
Bukanlah suatu angka akhir
Tetap bersamaku , pintaku
Hingga 30 yang lainnya
Tetap disisiku , harapku
Hingga 30 kelak hanya aku dan kamu di kisahnya ..
24/07/2011
==================================================
ketika mata hari kehilangan sinarnya
langit hitam akan menghampiri setiap jiwa yang hampir terluka
pekat tiada warna, hati anak manusia kini gerhana
berlari mencari jejak rindu yang samar tertiup angin gurun siwa
degup jantungnya pun kini gemetar ketika cinta mulai menyuguhkan pedihnya
beribu pertanyaan mengguncang hati yang lara
lalu siapa yang akan memberikan warna diatas pelangi yang tak lagi dipuja
disana disisi pantai laut merah sosok bidadari telah menyayat perih hati yang merayunya
namun senyum tetap membuat sang ksatria bertahan dari petaka yang tak terduga
membiarkan setiap bait puisi menemani resah hidupnya
meski detak nadi tak lagi sejalan dengan nafasnya
terhalang oleh jarak terkurung oleh rindu yang selalu menggema
dan hitam tetap akan menjadi musuh bagi mereka yang mencintai cahaya
hingga gerhana itu lenyap dan matahari kembali bersinar dengan indahnya..
Heliopolis 01/08/011
=====================================================
teriaku dalam malamku menanti detik demi detik tersingkapnya sebuah keputusan
dibawah langit pekat kini aku selalu mengharapkan ampunan
berkata lirih tak ingin ini menjadi detik terakhir kaki menginjak di atas bumi yang selalu dirindukan
untaian doa kini menjadi dzikir indah yang tak akan pernah dilewatkan
dan instrumen kehampaan itu mulai terkikis ketika aku sadar akulah hamba yang lemah iman
tuhan, perlahan aku malu menyebut namamu yang indah dan menyejukan
karena catatan itu dalam hitungan waktu akan membuktikan
betapa aku dekat denganmu ketika aku membutuhkan
dan berlalu meninggalkanmu ketika kebahagiaan itu telah engkau berikan
namun sayangmu begitu luas melebihi luasnya lautan
tak ada yang bisa menyanggah jika rahmat dan cintamu begitu dekat, sedekat tarikan nafas yang tak pernah berhenti kurasakan
seperti gerak nadi yang tak pernah lupa untuk berdetak, lalu dalam sakitku engkau tetap berikan kesembuhan
engkau yang telah berkata: "ujiibu da'wata daa'i idzaa da'aan"
lalu jalan itu semakin terbuka dalam titik titik gelap kepasrahan
engkau akan mengabulkan setiap doa hambamu apa bila ia berdoa dan meminta permohonan
dan hanya engkau yang mampu mengangkat hambamu dari kegelapan
menunjukan mereka pada jalan cahaya yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang beriman
dalam sujudku disubuh ini cinta itu semakin terasa indah dan menawan menyatu dengan degup jantung meresap kesetiap rongga jiwa yang merindu dengan sebuah pertemuan
pertemuan dengan Dzat yang maha indah yang cintanya akan tetap abadi hingga akhir jaman
ya Rab rengkuh aku untuk bisa selalu menepati kesabaran
bimbing aku untuk selalu dijalanmu hingga setapak demi setapak aku bisa berada pada puncak keimanan
Zagazig 08/08/011
tadabbur pasca sahur
===================================================================
seperti senja yang enggan tersenyumbidadari itu kini tenggelam dalam sedih yang tak terlihat
titik air mata itu kini mengkristal mengukir duka yang perlahan terpahat
tak ada rayuan karena sang ksatria terpaku dalam pantulan lara yang kini mulai tertambat
pelangipun malu menyapa tak lagi memberi senyum yang memikat
karena ia tahu bidadari itu kini terdampar dalam pedih yang lekat
lalu syair syair kesedihan mulai mengalun ketika sang ksatria ingin memeluknya erat
mengahapus segala lukanya dan membawanya keluar dari pedih yang pekat
namun jarak yang tak berpihak seolah memakinya dan merantainya kuat
gundah gulana kini menjadi teman setia selalu datang dan tak pernah terlambat
menyanyikan lagu sendu menunggu senja yang tak pernah lewat
dalam ukiran rindu cerita sang bidadari itu akan tetap diingat
berharap ia akan kembali tersenyum hingga senjapun akan memancarkan sinarnya yang ingin selalu dilihat.
Zagazig menjelang berbuka 06/08/011
================================================================
cerita sang bulan dalam cahayanya yang perlahan menghilang
dan tetesan kecil embun malam mulai melukis wajah
dalam rindunya yang semakin nyata hingga langit mulai terang
sampai pagi datang, mentari merintih enggan menjelang
rangkaian embun kecil itu masih membasah menetes perlahan
sampai pagi datang, mentari merintih enggan menjelang
rangkaian embun kecil itu masih membasah menetes perlahan
menyebut sebuah nama yang semakin indah tak pernah usang
ada untaian kata yang tersimpan dalam resahnya yang panjang
namun malu telah menjadi benteng yang tinggi menjulang
dan kisah itu akan tetap tersimpan ditangan sang
ada untaian kata yang tersimpan dalam resahnya yang panjang
namun malu telah menjadi benteng yang tinggi menjulang
dan kisah itu akan tetap tersimpan ditangan sang
0 komentar
Posting Komentar